Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai di Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara

Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai di Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara

Informasi dokumen

Penulis

Febrie Shinta

Sekolah

Universitas Sumatera Utara

Jurusan Ilmu Administrasi Negara
Jenis dokumen Skripsi
Tempat Medan
Bahasa Indonesian
Format | PDF
Ukuran 2.98 MB
  • Motivasi
  • Kinerja Pegawai
  • Administrasi Publik

Ringkasan

I.Latar Belakang Penelitian Pengaruh Motivasi Kerja Pegawai terhadap Kinerja di BPAD SU

Penelitian ini menyelidiki pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai di Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara (BPAD-SU). Studi ini didasari pada pemahaman bahwa kinerja pegawai merupakan aset penting organisasi, dan motivasi kerja merupakan faktor krusial untuk mencapai kinerja yang optimal. BPAD-SU dipilih sebagai objek penelitian karena perannya sebagai penyedia informasi publik di Sumatera Utara, menjadikan motivasi pegawai sangat penting untuk keberhasilan institusi ini.

1. Pentingnya Kinerja Pegawai dan Motivasi Kerja

Bagian ini menekankan pentingnya kinerja pegawai sebagai aset organisasi. Didapatkan kesimpulan bahwa peningkatan kinerja bergantung pada perbaikan motivasi kerja. Dokumen menyoroti kecenderungan organisasi yang lebih fokus pada pengembangan usaha daripada pengelolaan sumber daya manusia. Kepemimpinan yang baik, menurut dokumen, menciptakan lingkungan yang nyaman dan memotivasi, sehingga memicu semangat kerja dan kinerja maksimal. Motivasi kerja diidentifikasi sebagai faktor penting untuk memperoleh kinerja yang baik. Hasil penelitian awal menunjukkan adanya hubungan positif antara motivasi dan kinerja, dengan koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,541 (korelasi sedang). Koefisien determinasi (r²) sebesar 29,3% menunjukkan bahwa motivasi menjelaskan sebagian dari kinerja, sisanya (70,7%) dipengaruhi faktor lain di luar penelitian. Dokumen juga menjelaskan secara singkat tentang motivasi sebagai daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja, mendorong kerjasama efektif, dan terintegrasi untuk mencapai kepuasan (Hasibuan, 1996:20). Motivasi diibaratkan sebagai kemudi yang kuat untuk mengarahkan individu dalam melaksanakan kebijakan manajemen, ditunjukkan melalui perilaku antusias, berorientasi tujuan, dan memiliki target kerja yang jelas.

2. Kinerja Pegawai di Instansi Pemerintahan Kasus BPAD SU

Bagian ini berfokus pada konteks kinerja pegawai di instansi pemerintahan, khususnya di Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara (BPAD-SU). Dokumen menjelaskan bahwa kerja keras, kedisiplinan, dan totalitas kerja sangat diperlukan untuk mencapai tujuan instansi. Peran pemimpin dalam memberikan motivasi positif ditekankan agar pegawai senantiasa bekerja dengan baik. Motivasi yang kuat dari pemimpin dianggap berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai, sedangkan pengabaian atau kurangnya perhatian dari pemimpin dapat menurunkan semangat kerja dan merugikan proses kerja di BPAD-SU. Dokumen menyoroti rendahnya loyalitas, tanggung jawab, disiplin, dan komitmen pegawai, yang terlihat dari perilaku seperti datang terlambat, pulang lebih awal, dan kurangnya keterampilan. Hal ini menunjukkan perlunya perubahan prinsip dan budaya kerja untuk memperbaiki kualitas pelayanan. Dokumen juga menyinggung bahwa kinerja pegawai menjadi penentu keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan, baik dari faktor internal maupun eksternal.

II.Rumusan Masalah dan Hipotesis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai di BPAD-SU. Hipotesis yang diajukan adalah terdapat hubungan positif antara motivasi dan kinerja pegawai. Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi praktis bagi BPAD-SU dan pemahaman teoritis tentang motivasi kerja dan kinerja.

1. Rumusan Masalah Penelitian

Bagian ini merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: "Bagaimanakah pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai pada Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara?" Rumusan masalah ini secara langsung menanyakan hubungan antara variabel motivasi dan kinerja di lingkungan kerja spesifik BPAD-SU. Fokusnya terarah pada seberapa besar pengaruh motivasi dalam menentukan kinerja pegawai di instansi tersebut. Rumusan masalah ini menunjukkan tujuan penelitian yang ingin mengukur dan menganalisis dampak variabel independen (motivasi) terhadap variabel dependen (kinerja pegawai) di BPAD-SU. Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran nyata tentang bagaimana motivasi mempengaruhi kinerja di sebuah instansi pemerintahan yang berkaitan dengan layanan publik, yakni penyediaan informasi dan edukasi bagi masyarakat Sumatera Utara. Dengan demikian, hasil penelitian dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang dinamika motivasi dan kinerja di lingkungan kerja tersebut.

2. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, penelitian ini mengajukan hipotesis: Terdapat pengaruh positif antara motivasi terhadap kinerja pegawai di Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara. Hipotesis ini merupakan jawaban sementara yang akan diuji kebenarannya melalui pengumpulan dan analisis data. Hipotesis ini mengasumsikan adanya hubungan searah antara motivasi dan kinerja, di mana semakin tinggi motivasi pegawai, semakin tinggi pula kinerjanya. Hipotesis ini didasarkan pada pemahaman teoritis tentang pentingnya motivasi dalam mendorong kinerja individu. Penelitian ini akan menguji apakah asumsi tersebut terbukti secara empiris di lingkungan kerja BPAD-SU. Pengujian hipotesis ini akan memberikan kesimpulan apakah terdapat bukti empiris yang mendukung hubungan positif antara motivasi dan kinerja, serta seberapa kuat hubungan tersebut. Hipotesis ini juga akan membantu dalam memberikan rekomendasi praktis dan teoritis untuk meningkatkan kinerja pegawai di BPAD-SU dan instansi pemerintahan lainnya.

III.Kerangka Teori Motivasi dan Kinerja

Penelitian ini mengkaji berbagai teori motivasi, termasuk teori dua faktor Herzberg (intrinsik dan ekstrinsik), teori keadilan (Equity Theory), dan konsep motivasi dari dalam dan luar. Kinerja didefinisikan sebagai hasil kerja yang dicapai sesuai dengan tanggung jawab dan tujuan organisasi. Faktor-faktor individual dan lingkungan organisasi juga dipertimbangkan sebagai penentu kinerja.

1. Teori Motivasi

Bagian ini membahas berbagai teori motivasi yang relevan dengan penelitian. Salah satu teori yang dibahas adalah teori motivasi dua faktor Herzberg yang membedakan faktor intrinsik (prestasi, pengakuan, tanggung jawab) dan ekstrinsik (imbalan, kondisi kerja). Teori keadilan (Equity Theory) juga dijelaskan, yang menekankan pentingnya persepsi keadilan dalam pemberian penghargaan. Selain itu, dibahas pula klasifikasi motivasi dari dalam (berasal dari kepuasan kerja itu sendiri) dan motivasi dari luar (imbalan, fasilitas, dll.). Dokumen juga mencantumkan definisi motivasi menurut beberapa ahli, seperti Stanley Vance yang mendefinisikan motivasi sebagai perasaan atau keinginan seseorang untuk melakukan tindakan yang menguntungkan secara pribadi dan organisasi, serta Siagian yang menekankan motivasi sebagai daya pendorong untuk mengerahkan kemampuan dalam mencapai tujuan organisasi. Definisi motivasi menurut Hasibuan juga disebut, yaitu sebagai pemberian daya penggerak untuk menciptakan kegairahan kerja, kerjasama efektif, dan terintegrasi untuk mencapai kepuasan. Berbagai jenis motivasi, seperti motivasi positif dan motivasi dari luar, juga dijelaskan dalam kerangka teori ini.

2. Teori Kinerja

Bagian ini menjabarkan beberapa definisi kinerja. Kinerja diartikan sebagai hasil kerja atau prestasi kerja yang merupakan implementasi dari perencanaan. Dokumen mengutip beberapa definisi kinerja dari berbagai sumber. Wibowo (2007:4) mendefinisikan kinerja sebagai implementasi perencanaan yang dilakukan oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, kompetensi, motivasi dan kepentingan. Widodo (2005:78) mendefinisikan kinerja sebagai pelaksanaan suatu kegiatan sesuai tanggung jawab dengan hasil yang diharapkan. Suntoro (dalam Tika, 2006:121) mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja yang dapat dicapai dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan dalam periode waktu tertentu. Mahsun (2006:25) mendefinisikan kinerja sebagai gambaran tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan untuk mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi. Secara umum, kinerja diartikan sebagai hasil kerja yang dicapai oleh individu atau kelompok dalam organisasi sesuai dengan harapan dan dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Dokumen juga membahas faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, salah satunya adalah faktor individu seperti integritas dan konsentrasi diri, serta faktor lingkungan organisasi.

IV.Metodologi Penelitian

Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis korelasi. Data dikumpulkan melalui kuesioner menggunakan skala Likert kepada pegawai BPAD-SU. Populasi penelitian adalah seluruh pegawai BPAD-SU, dengan jumlah sampel yang akan dijelaskan lebih lanjut di bagian selanjutnya. Analisis data difokuskan pada pengujian hubungan antara variabel motivasi (independen) dan kinerja (dependen) menggunakan koefisien korelasi (rxy).

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menganalisis hubungan antara motivasi dan kinerja pegawai. Pendekatan ini dipilih untuk mengukur dan menguji secara statistik hubungan antara kedua variabel tersebut. Data yang dikumpulkan akan dianalisis secara numerik untuk melihat kekuatan dan arah hubungan antara motivasi dan kinerja. Penelitian kuantitatif ini memungkinkan peneliti untuk menggeneralisasi temuan kepada populasi yang lebih luas, setelah mempertimbangkan keterbatasan sampel yang digunakan. Dengan pendekatan ini, diharapkan dapat memberikan bukti empiris yang kuat mengenai pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai di BPAD-SU.

2. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data utama dalam penelitian ini adalah melalui penyebaran kuesioner. Kuesioner tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk mengukur tingkat motivasi dan kinerja pegawai di BPAD-SU. Penggunaan skala Likert dalam kuesioner memungkinkan peneliti untuk mengukur variabel motivasi dan kinerja secara terstruktur dan kuantitatif. Responden diminta untuk memberikan jawaban berdasarkan tingkat persetujuan mereka terhadap setiap pernyataan dalam kuesioner. Data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis secara statistik untuk menguji hipotesis penelitian. Penggunaan kuesioner dianggap efektif karena memungkinkan pengumpulan data dari sejumlah besar responden secara efisien. Data yang dikumpulkan kemudian akan digunakan untuk menganalisis hubungan antara motivasi dan kinerja pegawai di BPAD-SU.

3. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini difokuskan pada pengujian hubungan antara variabel motivasi dan kinerja menggunakan koefisien korelasi (rxy). Nilai rxy akan menunjukkan kekuatan dan arah hubungan antara kedua variabel tersebut. Nilai rxy yang positif menunjukkan hubungan positif, sedangkan nilai negatif menunjukkan hubungan negatif. Besarnya nilai rxy menunjukkan kekuatan hubungan, mulai dari lemah, sedang, hingga kuat. Selain koefisien korelasi, koefisien determinasi (r²) juga dihitung untuk mengetahui seberapa besar persentase varians variabel dependen (kinerja) yang dapat dijelaskan oleh variabel independen (motivasi). Penggunaan uji signifikansi statistik, seperti uji-t, juga dilakukan untuk menentukan apakah hubungan antara motivasi dan kinerja signifikan secara statistik atau hanya terjadi secara kebetulan. Hasil analisis data ini akan digunakan untuk menguji hipotesis penelitian dan menjawab rumusan masalah.

V.Hasil Penelitian Hubungan Motivasi dan Kinerja di BPAD SU

Hasil penelitian menunjukkan hubungan positif antara motivasi dan kinerja pegawai di BPAD-SU, dengan nilai rxy sebesar 0,541 (korelasi sedang). Koefisien determinasi (r²) sebesar 0,293 menunjukkan bahwa 29,3% kinerja pegawai dijelaskan oleh motivasi, sementara 70,7% dipengaruhi faktor lain. Data demografis responden, seperti usia (mayoritas 41-50 tahun), juga akan diuraikan lebih detail dalam bagian selanjutnya.

1. Korelasi Motivasi dan Kinerja

Hasil utama penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara motivasi dan kinerja pegawai di BPAD-SU. Hubungan ini tergolong sedang, ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,541. Temuan ini mendukung hipotesis penelitian yang menyatakan adanya hubungan positif antara kedua variabel. Nilai rxy 0,541 mengindikasikan bahwa peningkatan motivasi cenderung diiringi peningkatan kinerja, meskipun bukan merupakan hubungan yang sangat kuat. Artinya, motivasi berperan, tetapi tidak menjadi satu-satunya faktor penentu kinerja. Hasil ini memberikan gambaran bahwa upaya peningkatan motivasi kerja di BPAD-SU berpotensi meningkatkan kinerja pegawai, namun perlu dipertimbangkan faktor-faktor lain yang juga memengaruhi kinerja.

2. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R²) yang diperoleh sebesar 0,293 mengindikasikan bahwa 29,3% variansi kinerja pegawai di BPAD-SU dapat dijelaskan oleh variabel motivasi. Artinya, motivasi memberikan kontribusi sekitar 29,3% terhadap kinerja pegawai. Sisa 70,7% variansi kinerja dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Faktor-faktor lain tersebut dapat berupa faktor individu (misalnya kemampuan, keterampilan, pengalaman), faktor lingkungan kerja (misalnya fasilitas, dukungan atasan, hubungan antar pegawai), atau faktor eksternal lainnya. Hasil ini menunjukkan pentingnya mempertimbangkan faktor-faktor lain di luar motivasi dalam upaya meningkatkan kinerja pegawai. Meskipun motivasi memiliki peran penting, peningkatan kinerja secara optimal membutuhkan intervensi yang holistik, tidak hanya berfokus pada motivasi saja.

3. Deskripsi Responden

Data demografis responden menunjukkan bahwa mayoritas responden berusia 41-50 tahun (55%), diikuti oleh kelompok usia 31-40 tahun (25%) dan 21-30 tahun (20%). Distribusi usia ini mengindikasikan bahwa sebagian besar pegawai BPAD-SU berada pada usia kerja produktif dan berpengalaman. Meskipun data ini tidak secara langsung berhubungan dengan hasil utama penelitian, informasi ini memberikan konteks demografis responden yang penting untuk dipertimbangkan saat menginterpretasi hasil penelitian. Informasi lebih detail tentang karakteristik responden (misalnya, jabatan, masa kerja) mungkin dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pengaruh motivasi terhadap kinerja dalam berbagai kelompok pegawai di BPAD-SU. Data ini juga dapat digunakan untuk membandingkan hasil penelitian dengan studi lain yang memiliki karakteristik demografis responden yang berbeda.

VI.Kesimpulan dan Saran

Penelitian ini menyimpulkan bahwa motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai di BPAD-SU, meskipun pengaruhnya tidak sepenuhnya menentukan. Saran yang diberikan difokuskan pada upaya peningkatan motivasi pegawai di BPAD-SU untuk mencapai kinerja yang lebih baik. Detail saran akan diuraikan lebih lanjut di bagian selanjutnya.

1. Kesimpulan Penelitian

Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara motivasi dan kinerja pegawai di Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utara (BPAD-SU). Hubungan ini bersifat sedang, seperti yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,541. Koefisien determinasi (R²) sebesar 0,293 menunjukkan bahwa motivasi menjelaskan sekitar 29,3% dari variasi kinerja pegawai, sementara sisanya (70,7%) dipengaruhi faktor lain di luar lingkup penelitian ini. Kesimpulan ini menguatkan hipotesis penelitian yang diajukan, namun juga menyoroti pentingnya memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai di BPAD-SU. Hasil penelitian memberikan implikasi penting bagi upaya peningkatan kinerja pegawai di instansi tersebut, dengan menekankan perlunya perhatian pada faktor-faktor selain motivasi semata.

2. Saran Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, beberapa saran diajukan. Pertama, BPAD-SU disarankan untuk meningkatkan program-program yang dapat meningkatkan motivasi kerja pegawai. Hal ini dapat mencakup peningkatan kesejahteraan pegawai, pelatihan dan pengembangan, serta menciptakan lingkungan kerja yang kondusif. Kedua, penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti faktor-faktor lain yang memengaruhi kinerja pegawai di BPAD-SU, seperti faktor lingkungan kerja, kemampuan individu, dan faktor eksternal lainnya. Penelitian lanjutan ini dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai, serta memberikan rekomendasi yang lebih terarah dan efektif untuk meningkatkan kinerja. Ketiga, metodologi penelitian yang lebih komprehensif dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya untuk memperoleh data yang lebih detail dan akurat. Dengan data yang lebih komprehensif, diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai hubungan antara motivasi dan kinerja pegawai serta memberikan rekomendasi kebijakan yang lebih terarah dan efektif untuk peningkatan kinerja pegawai di BPAD-SU dan instansi pemerintah lainnya.