Pengaruh Larutan Daun Mimba Terhadap Dimensi Cetakan Polivinil Siloksan

Pengaruh Larutan Daun Mimba Terhadap Dimensi Cetakan Polivinil Siloksan

Informasi dokumen

Penulis

Syazwani Binti Zulkefly

instructor Astrid Yudhit, drg., MSi
Sekolah

Fakultas Kedokteran Gigi

Jurusan Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi
Jenis dokumen Skripsi
Tempat Medan
Bahasa Indonesian
Format | PDF
Ukuran 2.77 MB
  • Perubahan Dimensi
  • Polivinil Siloksan
  • Larutan Daun Mimba

Ringkasan

I.Latar Belakang Kontaminasi Silang dan Desinfeksi Bahan Cetak

Prosedur pengambilan cetakan gigi berisiko menyebabkan kontaminasi silang akibat paparan darah dan saliva pasien. American Dental Association (ADA) menganjurkan desinfeksi bahan cetak, seperti polivinil siloksan (bahan cetak elastomer silikon adisi yang populer), untuk mencegah penularan infeksi. Namun, proses desinfeksi dapat menyebabkan perubahan dimensi pada bahan cetak, mempengaruhi akurasi model gigi yang dihasilkan.

1. Risiko Kontaminasi Silang pada Pengambilan Cetakan Gigi

Dokumen ini memulai dengan menekankan bahwa prosedur pengambilan cetakan gigi dan mulut memiliki potensi besar untuk menyebabkan kontaminasi silang. Hal ini disebabkan oleh kontak langsung bahan cetak dengan darah dan saliva pasien yang mengandung berbagai mikroorganisme patogen. Kontaminasi silang ini dapat menularkan berbagai infeksi, mulai dari yang ringan seperti pilek hingga infeksi serius seperti hepatitis dan tuberculosis. Oleh karena itu, pencegahan kontaminasi silang menjadi isu penting dalam praktik kedokteran gigi untuk melindungi baik pasien maupun tenaga medis. Dokumen tersebut menyinggung pentingnya prosedur sterilisasi dan desinfeksi yang tepat untuk meminimalisir risiko penularan penyakit melalui bahan cetak. American Dental Association (ADA) bahkan secara khusus merekomendasikan desinfeksi hasil cetakan untuk mencegah penyebaran kontaminasi silang. Pentingnya kesadaran akan potensi jalur infeksi silang ini semakin meningkat seiring dengan munculnya penyakit seperti AIDS.

2. Polivinil Siloksan dan Masalah Perubahan Dimensi setelah Desinfeksi

Dokumen menjelaskan bahwa polivinil siloksan, sebuah bahan cetak elastomer silikon adisi yang umum digunakan dalam kedokteran gigi, rentan terhadap perubahan dimensi setelah proses desinfeksi. Proses desinfeksi, yang krusial untuk mencegah kontaminasi silang, ternyata dapat mempengaruhi sifat fisik polivinil siloksan, mengubah ukuran dan bentuk cetakan. Perubahan dimensi ini menjadi perhatian utama karena dapat mengurangi akurasi model gigi yang dihasilkan dan berdampak pada pembuatan protesa atau perawatan gigi lainnya. Akurasi model gigi sangat penting untuk kesuksesan perawatan, dan perubahan dimensi bahkan yang kecil pun dapat berdampak signifikan terhadap hasil akhir. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi metode desinfeksi yang efektif dan aman yang meminimalisir perubahan dimensi pada bahan cetak polivinil siloksan.

3. Desinfektan yang Digunakan dan Metode Desinfeksi

Dokumen membahas beberapa jenis desinfektan yang umum digunakan dalam kedokteran gigi, termasuk chlorine solution dan aldehyde solution. Namun, masing-masing memiliki kekurangan. Chlorine solution, misalnya, berpotensi berbahaya bagi kulit dan mata, serta korosif terhadap logam. Aldehyde solution juga memiliki bau yang menyengat dan dapat menyebabkan iritasi. Metode desinfeksi yang umum dilakukan adalah perendaman atau penyemprotan. Perendaman, meskipun efektif, dapat menyebabkan bahan cetak menyerap air (imbibisi) dan mengalami pembengkakan, sehingga mempengaruhi akurasi dimensi. Penyemprotan, di sisi lain, mungkin tidak menjangkau semua permukaan cetakan, terutama area undercut. Oleh karena itu, pemilihan desinfektan dan metode desinfeksi yang tepat harus mempertimbangkan jenis bahan cetak yang digunakan dan potensi perubahan dimensi yang mungkin terjadi. Dokumen juga menyoroti faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas desinfeksi, seperti konsentrasi desinfektan, lamanya perendaman, dan jumlah kontaminan.

II.Tujuan Penelitian Pengaruh Daun Mimba terhadap Dimensi Polivinil Siloksan

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perubahan dimensi pada polivinil siloksan setelah direndam dalam larutan daun mimba 15% dengan waktu perendaman yang bervariasi (24, 48, 72, dan 96 jam). Sampel berupa die stone berbentuk kerucut (10 mm tinggi, diameter alas 8,36 mm, diameter puncak 6,58 mm) yang dibuat dari cetakan polivinil siloksan. Pengukuran dimensi dilakukan menggunakan kaliper digital, dan analisis data menggunakan uji ANOVA satu arah dengan tingkat kemaknaan p < 0,05.

1. Rumusan Masalah Pengaruh Perendaman Daun Mimba pada Dimensi Polivinil Siloksan

Penelitian ini berfokus pada pengaruh perendaman bahan cetak polivinil siloksan dalam larutan daun mimba terhadap perubahan dimensinya. Permasalahan utamanya adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan dimensi yang signifikan pada hasil cetakan polivinil siloksan setelah direndam dalam larutan daun mimba 15% dengan variasi waktu perendaman. Penelitian ini ingin mengukur secara kuantitatif perubahan dimensi, baik pada tinggi maupun diameter alas die stone yang dibuat dari bahan cetak tersebut. Pertanyaan spesifik yang ingin dijawab adalah seberapa besar perubahan dimensi yang terjadi pada masing-masing waktu perendaman (24, 48, 72, dan 96 jam) dan apakah perbedaan tersebut signifikan secara statistik. Penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan informasi tambahan mengenai potensi penggunaan daun mimba sebagai alternatif desinfektan yang aman dan efektif, dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap stabilitas dimensi bahan cetak.

2. Metode Penelitian Desain Eksperimen dan Pengukuran

Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, penelitian ini menggunakan desain eksperimen dengan dua kelompok: kelompok kontrol (tanpa perendaman) dan kelompok perlakuan (direendam dalam larutan daun mimba 15%). Masing-masing kelompok terdiri dari 10 sampel die stone berbentuk kerucut dengan spesifikasi ukuran tertentu (tinggi 10 mm, diameter alas 8,36 mm, diameter puncak 6,58 mm). Sampel die stone dibuat dari hasil cetakan polivinil siloksan. Pengukuran tinggi dan diameter alas die stone dilakukan menggunakan kaliper digital sebelum dan sesudah perendaman pada masing-masing waktu (24, 48, 72, dan 96 jam). Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan uji statistik ANOVA satu arah dengan tingkat kemaknaan p < 0,05 untuk membandingkan perbedaan perubahan dimensi antar kelompok dan waktu perendaman. Metode ini dipilih untuk memastikan ketelitian dan objektivitas dalam pengukuran serta analisis data.

3. Variabel Penelitian Waktu Perendaman dan Perubahan Dimensi

Variabel independen dalam penelitian ini adalah waktu perendaman larutan daun mimba 15%, yang terdiri dari empat level: 24 jam, 48 jam, 72 jam, dan 96 jam. Sedangkan variabel dependennya adalah perubahan dimensi die stone, yang diukur melalui perubahan tinggi dan diameter alas. Kelompok kontrol berfungsi sebagai pembanding untuk melihat perbedaan yang signifikan akibat perendaman dalam larutan daun mimba. Penelitian ini menggunakan ukuran yang spesifik dan terukur untuk memastikan validitas hasil penelitian. Dengan membandingkan data dari kelompok kontrol dan perlakuan, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi secara kuantitatif seberapa besar pengaruh waktu perendaman daun mimba terhadap perubahan dimensi bahan cetak polivinil siloksan. Data yang didapatkan diharapkan mampu memberikan informasi yang berguna untuk menentukan protokol desinfeksi yang optimal dengan meminimalkan perubahan dimensi.

III.Metode Penelitian Perendaman dan Pengukuran

Penelitian ini menggunakan 10 sampel die stone untuk setiap kelompok (kontrol dan perendaman dalam larutan daun mimba 15% pada berbagai durasi). Tinggi dan diameter alas die stone diukur menggunakan kaliper digital sebelum dan setelah perendaman. Analisis data menggunakan uji ANOVA satu arah untuk menentukan signifikansi perbedaan dimensi.

1. Sampel Penelitian Die Stone dari Cetakan Polivinil Siloksan

Penelitian ini menggunakan sampel die stone berbentuk kerucut sebagai objek utama. Die stone ini bukanlah material cetak langsung, melainkan hasil pengecoran dental stone dari cetakan polivinil siloksan. Bentuk kerucut dipilih dengan spesifikasi ukuran tinggi 10 mm, diameter alas 8,36 mm, dan diameter puncak 6,58 mm. Ukuran yang presisi ini dipilih untuk memastikan akurasi pengukuran perubahan dimensi. Penggunaan die stone ini memastikan bahwa objek yang diukur konsisten dan terbebas dari variasi yang mungkin terjadi akibat proses pencetakan itu sendiri. Jumlah sampel yang digunakan cukup banyak, yaitu 10 buah untuk setiap kelompok perlakuan, sehingga hasil penelitian diharapkan lebih representatif dan mengurangi bias.

2. Kelompok Perlakuan dan Kontrol Perendaman dalam Larutan Daun Mimba

Sampel die stone dibagi menjadi dua kelompok utama: kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Kelompok kontrol tidak mengalami perendaman dalam larutan apa pun, berfungsi sebagai pembanding untuk melihat perubahan dimensi yang disebabkan oleh perendaman. Kelompok perlakuan direndam dalam larutan daun mimba 15% dengan variasi waktu perendaman, yaitu 24 jam, 48 jam, 72 jam, dan 96 jam. Setiap waktu perendaman mewakili satu kelompok perlakuan, masing-masing terdiri dari 10 sampel die stone. Pembagian sampel ke dalam kelompok kontrol dan perlakuan ini dirancang untuk membandingkan efek perendaman daun mimba terhadap perubahan dimensi die stone secara terkontrol dan sistematis. Jumlah sampel yang sama di setiap kelompok bertujuan untuk meminimalisir bias dan memastikan hasil yang lebih akurat.

3. Pengukuran dan Analisis Data Kaliper Digital dan Uji ANOVA

Pengukuran dimensi sampel die stone dilakukan menggunakan kaliper digital. Kaliper digital dipilih karena presisi dan keakuratannya dalam pengukuran dimensi yang kecil. Pengukuran dilakukan untuk dua variabel: tinggi dan diameter alas die stone, sebelum dan sesudah perendaman. Perbedaan dimensi dihitung sebagai persentase perubahan. Analisis data dilakukan menggunakan uji ANOVA satu arah. Uji ANOVA dipilih karena cocok untuk membandingkan rata-rata lebih dari dua kelompok data (kelompok kontrol dan berbagai waktu perendaman). Tingkat kemaknaan yang digunakan adalah p < 0,05. Metode analisis data ini memastikan bahwa kesimpulan yang diambil berdasarkan bukti empiris yang kuat dan teruji secara statistik, sehingga hasil penelitian lebih valid dan reliabel.

IV.Hasil Penelitian Perubahan Dimensi Die Stone

Hasil penelitian menunjukkan persentase perubahan tinggi die stone sebesar 2,37%, 1,81%, 2,37%, 3,238%, dan 3,49% untuk masing-masing waktu perendaman. Perubahan dimensi diameter alas die stone lebih signifikan (1,8943%, 2,2608%, 3,1699%, 5,1913%, dan 7,6913%). Uji ANOVA menunjukkan perbedaan bermakna (p=0,000) pada diameter alas, tetapi tidak pada tinggi die stone (p=0,312).

1. Perubahan Dimensi Tinggi Die Stone

Hasil pengukuran menunjukkan persentase perubahan tinggi die stone setelah perendaman dalam larutan daun mimba 15% bervariasi. Untuk waktu perendaman 24 jam, perubahannya sebesar 1,81%; 48 jam sebesar 2,37%; 72 jam sebesar 3,238%; dan 96 jam sebesar 3,49%. Kelompok kontrol menunjukkan perubahan sebesar 2,37%. Meskipun terdapat perbedaan angka, analisis ANOVA satu arah menunjukkan nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,312. Artinya, perbedaan perubahan dimensi tinggi die stone antar kelompok perlakuan dan kelompok kontrol tidak signifikan secara statistik pada tingkat kepercayaan 95%. Kesimpulannya, perendaman dalam larutan daun mimba 15% tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap tinggi die stone.

2. Perubahan Dimensi Diameter Alas Die Stone

Berbeda dengan tinggi die stone, perubahan dimensi diameter alas menunjukkan hasil yang signifikan. Persentase perubahan diameter alas pada waktu perendaman 24 jam adalah 2,2608%; 48 jam sebesar 3,1699%; 72 jam sebesar 5,1913%; dan 96 jam sebesar 7,6913%. Kelompok kontrol menunjukkan perubahan sebesar 1,8943%. Analisis ANOVA satu arah menghasilkan nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,000, yang jauh lebih kecil dari 0,05. Ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik pada perubahan dimensi diameter alas die stone antar kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kesimpulannya, perendaman dalam larutan daun mimba 15% memberikan dampak signifikan terhadap diameter alas die stone, yang cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya waktu perendaman.

3. Kesimpulan Umum Hasil Pengukuran Dimensi

Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan signifikan dalam perubahan dimensi antara tinggi dan diameter alas die stone setelah perendaman dalam larutan daun mimba 15%. Perubahan dimensi tinggi tidak signifikan secara statistik, sementara perubahan pada diameter alas menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa pengaruh larutan daun mimba terhadap stabilitas dimensi bahan cetak polivinil siloksan mungkin bersifat anisotropik, artinya pengaruhnya tidak merata ke semua arah. Hasil ini penting untuk dipertimbangkan dalam aplikasi klinis, terutama dalam proses desinfeksi bahan cetak guna mempertahankan akurasi model gigi yang dibuat.

V.Kesimpulan dan Implikasi Stabilitas Dimensi dan Daun Mimba

Kesimpulannya, perendaman dalam larutan daun mimba 15% menyebabkan perubahan dimensi yang signifikan pada diameter alas die stone dari bahan cetak polivinil siloksan, namun tidak pada tinggi die stone. Temuan ini perlu dipertimbangkan dalam proses desinfeksi bahan cetak untuk memastikan akurasi model gigi. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengoptimalkan konsentrasi dan waktu perendaman daun mimba untuk mencapai desinfeksi efektif tanpa kompromi terhadap stabilitas dimensi bahan cetak.

1. Kesimpulan Utama Pengaruh Daun Mimba terhadap Stabilitas Dimensi Polivinil Siloksan

Penelitian ini menyimpulkan bahwa perendaman die stone polivinil siloksan dalam larutan daun mimba 15% berpengaruh signifikan terhadap perubahan dimensi diameter alas, namun tidak terhadap tinggi die stone. Hasil uji ANOVA menunjukkan nilai p=0,000 untuk diameter alas (signifikan) dan p=0,312 untuk tinggi (tidak signifikan). Temuan ini menunjukkan bahwa penggunaan daun mimba sebagai desinfektan perlu dikaji lebih lanjut, dengan memperhatikan potensi perubahan dimensi yang terjadi, terutama pada diameter alas. Meskipun daun mimba memiliki potensi sebagai desinfektan alami, penting untuk memastikan bahwa proses desinfeksi tidak mengorbankan akurasi dimensi bahan cetak untuk pembuatan model gigi yang presisi.

2. Perbandingan dengan Penelitian Sebelumnya

Hasil penelitian ini sebagian sejalan dengan penelitian Silva dan Salvador (2004), dan Wala M. Amin, dkk (2009) yang menemukan tidak ada perubahan dimensi signifikan pada bahan cetak silikon adisi setelah direndam dalam larutan desinfektan. Namun, penelitian ini menunjukkan perbedaan signifikan pada perubahan diameter alas die stone. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, seperti konsentrasi larutan desinfektan yang digunakan, jenis bahan cetak, dan metode pengukuran. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk mengkaji faktor-faktor ini dan menentukan konsentrasi serta durasi perendaman optimal yang dapat memastikan desinfeksi efektif tanpa menyebabkan perubahan dimensi yang signifikan pada bahan cetak polivinil siloksan.

3. Implikasi untuk Praktik Kedokteran Gigi

Hasil penelitian ini memiliki implikasi penting bagi praktik kedokteran gigi. Dokter gigi perlu mempertimbangkan potensi perubahan dimensi pada bahan cetak polivinil siloksan setelah proses desinfeksi, terutama jika menggunakan larutan daun mimba. Perubahan dimensi, khususnya pada diameter alas, dapat mempengaruhi akurasi model gigi dan berdampak pada pembuatan protesa atau perawatan gigi lainnya. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengoptimalkan metode desinfeksi menggunakan daun mimba, menentukan konsentrasi dan waktu perendaman yang tepat, sehingga dapat menjamin desinfeksi yang efektif tanpa mengkompromikan stabilitas dimensi bahan cetak polivinil siloksan. Hal ini penting untuk memastikan kualitas dan akurasi perawatan gigi.