Pengaruh Konsentrasi Larutan Kitosan dan Emulsi Lilin Lebah terhadap Pelapis Campuran

Pengaruh Konsentrasi Larutan Kitosan dan Emulsi Lilin Lebah terhadap Pelapis Campuran

Informasi dokumen

Penulis

Dapot Tua Sinaga

instructor Ir. Terip Karo-Karo, MS.
Sekolah

Fakultas Pertanian, Departemen Teknologi Pertanian

Jurusan Teknologi Pertanian
Jenis dokumen Skripsi
Bahasa Indonesian
Format | PDF
Ukuran 1.61 MB
  • Kitosan
  • Emulsi Lilin
  • Pelapis Campuran

Ringkasan

I.Pengaruh Konsentrasi Kitosan dan Lilin Lebah terhadap Pelapis Campuran

Penelitian ini menyelidiki pengaruh konsentrasi larutan kitosan (0%, 15%, 30%, 45%) dan emulsi lilin lebah (0%, 15%, 30%, 45%) terhadap sifat-sifat pelapis campuran. Parameter yang diukur meliputi ukuran partikel, stabilitas relatif emulsi, viskositas, uji organoleptik warna, uji total mikroba, dan pH. Hasil menunjukkan bahwa konsentrasi kitosan berpengaruh signifikan terhadap viskositas dan uji total mikroba, serta berpengaruh nyata terhadap stabilitas emulsi. Emulsi lilin lebah berpengaruh sangat signifikan terhadap ukuran partikel, stabilitas emulsi, viskositas, warna, dan pH. Kombinasi konsentrasi kitosan 45% dan lilin lebah 45% menghasilkan pelapis campuran terbaik.

1. Pengaruh Konsentrasi Larutan Kitosan

Bagian ini membahas pengaruh konsentrasi larutan kitosan terhadap sifat-sifat pelapis campuran. Penelitian menggunakan empat konsentrasi kitosan: 0%, 15%, 30%, dan 45%. Hasil menunjukkan pengaruh yang sangat signifikan terhadap viskositas dan jumlah mikroba (aktivitas antimikroba). Konsentrasi kitosan juga berpengaruh nyata terhadap stabilitas relatif emulsi. Namun, tidak ditemukan pengaruh yang signifikan terhadap ukuran partikel, warna (organoleptik), dan pH. Temuan ini menunjukkan bahwa kitosan berperan penting dalam meningkatkan kekentalan pelapis dan sifat antimikrobanya, serta memberikan kontribusi pada stabilitas emulsi, tetapi tidak secara signifikan mempengaruhi aspek visual dan keasaman pelapis. Data ini mendukung potensi penggunaan kitosan sebagai agen penebal dan antimikroba dalam formulasi pelapis.

2. Pengaruh Konsentrasi Emulsi Lilin Lebah

Bagian ini menganalisis pengaruh konsentrasi emulsi lilin lebah terhadap karakteristik pelapis campuran. Empat konsentrasi emulsi lilin lebah (0%, 15%, 30%, dan 45%) diuji. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh yang sangat signifikan terhadap ukuran partikel, stabilitas relatif emulsi, viskositas, warna (organoleptik), dan pH. Lilin lebah, sebagai emulsifier, berperan besar dalam menentukan ukuran partikel dan stabilitas emulsi. Peningkatan konsentrasi lilin lebah juga meningkatkan viskositas dan mempengaruhi warna serta pH pelapis. Namun, pengaruhnya terhadap jumlah mikroba tidak signifikan. Kesimpulannya, emulsi lilin lebah memberikan kontribusi signifikan terhadap sifat fisik dan kimia pelapis, khususnya dalam hal ukuran partikel, stabilitas, dan viskositas. Penggunaan lilin lebah sebagai emulsifier terbukti efektif dalam mempengaruhi karakteristik pelapis campuran.

3. Interaksi Antara Konsentrasi Kitosan dan Emulsi Lilin Lebah

Bagian ini meneliti interaksi antara konsentrasi larutan kitosan dan konsentrasi emulsi lilin lebah terhadap sifat-sifat pelapis campuran. Analisis data menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel hanya memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap pH pelapis. Tidak terdapat interaksi yang signifikan terhadap parameter lainnya seperti viskositas, stabilitas emulsi, ukuran partikel, atau warna. Hasil ini menunjukkan bahwa meskipun kitosan dan lilin lebah secara individual mempengaruhi beberapa sifat pelapis, efek gabungan keduanya hanya terlihat secara signifikan pada pH. Temuan ini penting karena menunjukkan adanya sinergi terbatas antara kitosan dan lilin lebah dalam mempengaruhi karakteristik pelapis campuran, kecuali untuk pengaturan keasamannya. Penelitian lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menyelidiki interaksi yang lebih kompleks antara kedua komponen tersebut.

4. Karakteristik Pelapis Campuran Terbaik

Berdasarkan hasil penelitian, kombinasi konsentrasi larutan kitosan 45% dan konsentrasi emulsi lilin lebah 45% menghasilkan pelapis campuran dengan karakteristik terbaik. Kombinasi ini mengoptimalkan sifat-sifat yang diinginkan, seperti viskositas, stabilitas emulsi, ukuran partikel, dan warna. Meskipun analisis tidak secara eksplisit menyebutkan parameter spesifik yang optimal dalam kombinasi ini, temuan ini menunjukkan bahwa konsentrasi tinggi dari kedua komponen memberikan hasil yang paling memuaskan. Ini menyoroti pentingnya keseimbangan antara konsentrasi kitosan dan lilin lebah dalam mencapai karakteristik pelapis yang diinginkan. Penelitian selanjutnya dapat memfokuskan pada analisis mendalam untuk mengidentifikasi rentang konsentrasi optimal yang lebih spesifik.

II.Metode Penelitian dan Analisis Data

Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan dua faktor (konsentrasi kitosan dan lilin lebah). Data dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA) untuk menentukan pengaruh signifikansi masing-masing faktor dan interaksi antar faktor terhadap parameter yang diukur. Uji lanjut Least Significant Range (LSR) dilakukan jika terdapat pengaruh signifikansi.

1. Rancangan Percobaan

Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dua faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan kitosan (K) dengan empat level: 0%, 15%, 30%, dan 45%. Faktor kedua adalah konsentrasi emulsi lilin lebah (L) dengan empat level yang sama: 0%, 15%, 30%, dan 45%. Kombinasi dari kedua faktor ini menghasilkan total perlakuan. Parameter yang diamati meliputi ukuran partikel, stabilitas relatif emulsi, viskositas, uji organoleptik warna, uji total mikroba, dan pH. Penggunaan RAL memungkinkan peneliti untuk menganalisis pengaruh masing-masing faktor dan interaksi antara konsentrasi kitosan dan lilin lebah terhadap semua parameter yang diukur secara sistematis dan efisien. Hal ini memastikan bahwa setiap level konsentrasi diuji secara independen dan bersamaan, memungkinkan analisis komprehensif pengaruh kedua variabel.

2. Analisis Data

Analisis data dilakukan menggunakan metode sidik ragam (Analysis of Variance/ANOVA) untuk menguji pengaruh signifikansi dari masing-masing faktor (konsentrasi kitosan dan konsentrasi emulsi lilin lebah) serta interaksi antar faktor terhadap keenam parameter yang diamati. Uji ANOVA digunakan untuk menentukan apakah terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik antara rata-rata hasil pengukuran pada setiap level perlakuan. Jika terdapat perbedaan yang signifikan (nilai p < 0.05), maka uji lanjut Least Significant Difference (LSD) atau metode serupa dilakukan untuk membandingkan rata-rata antar perlakuan dan mengidentifikasi kelompok perlakuan yang berbeda nyata. Penggunaan ANOVA dan uji lanjut ini memastikan bahwa kesimpulan yang ditarik berdasarkan data bersifat objektif dan terbebas dari kesalahan statistik. Hal ini penting untuk memastikan validitas dan keandalan hasil penelitian.

III.Hasil dan Pembahasan Pengaruh Konsentrasi Kitosan

Konsentrasi larutan kitosan berpengaruh signifikan terhadap beberapa sifat pelapis campuran. Peningkatan konsentrasi kitosan meningkatkan viskositas dan menurunkan jumlah mikroba. Pengaruh terhadap stabilitas emulsi juga signifikan, namun pengaruh terhadap ukuran partikel, warna, dan pH tidak signifikan.

1. Pengaruh terhadap Viskositas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi larutan kitosan berpengaruh sangat nyata terhadap viskositas pelapis campuran. Semakin tinggi konsentrasi kitosan, semakin tinggi pula viskositasnya. Hal ini sesuai dengan sifat kitosan sebagai polimer yang dapat meningkatkan kekentalan larutan. Peningkatan viskositas ini mengikuti pola garis regresi linier, menunjukkan hubungan yang proporsional antara konsentrasi kitosan dan viskositas pelapis. Temuan ini memiliki implikasi penting dalam aplikasi pelapis, di mana viskositas yang tepat dibutuhkan untuk mendapatkan lapisan yang merata dan tahan lama. Data ini memberikan informasi penting untuk mengontrol viskositas pelapis dengan mengatur konsentrasi kitosan.

2. Pengaruh terhadap Uji Total Mikroba

Konsentrasi larutan kitosan juga memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap uji total mikroba. Semakin tinggi konsentrasi kitosan, semakin rendah jumlah mikroba yang terdeteksi. Ini menunjukkan bahwa kitosan memiliki sifat antimikroba yang efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Sifat antimikroba kitosan ini dikaitkan dengan keberadaan gugus aminopolysacharida dan enzim lysozyme yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Temuan ini memiliki implikasi yang signifikan dalam meningkatkan daya simpan dan keamanan pangan, karena pelapis dengan kitosan dapat membantu mencegah kontaminasi mikroba dan memperpanjang masa simpan produk. Hasil ini mendukung potensi kitosan sebagai pengawet alami dalam berbagai aplikasi.

3. Pengaruh terhadap Stabilitas Relatif Emulsi

Penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi larutan kitosan berpengaruh nyata terhadap stabilitas relatif emulsi. Meskipun pengaruhnya tidak sebesar pada viskositas dan uji total mikroba, peningkatan konsentrasi kitosan berkontribusi pada peningkatan stabilitas emulsi. Hal ini menunjukkan bahwa kitosan berperan sebagai stabilisator, membantu mencegah pemisahan fase dalam emulsi. Kitosan, sebagai polisakarida, dapat membentuk lapisan tipis yang menyelimuti partikel dan mencegah penggumpalan. Peningkatan stabilitas emulsi ini penting untuk mempertahankan kualitas dan homogenitas pelapis sepanjang masa simpan. Data ini mendukung penggunaan kitosan untuk meningkatkan stabilitas sistem emulsi dalam berbagai formulasi.

4. Pengaruh terhadap Ukuran Partikel Warna dan pH

Berbeda dengan pengaruhnya terhadap viskositas, aktivitas antimikroba, dan stabilitas emulsi, konsentrasi larutan kitosan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap ukuran partikel, warna (organoleptik), dan pH pelapis campuran. Ini menunjukkan bahwa kitosan, dalam rentang konsentrasi yang diuji, tidak secara signifikan mengubah ukuran partikel, penampilan visual, dan keasaman pelapis. Hal ini perlu dipertimbangkan dalam formulasi, karena meskipun kitosan memberikan manfaat pada sifat-sifat lain, aspek-aspek seperti warna dan pH mungkin perlu dikendalikan melalui penambahan bahan lain dalam formulasi. Temuan ini memberikan informasi penting dalam merancang formulasi pelapis dengan memperhatikan keseimbangan antara manfaat kitosan dan pengaturan sifat-sifat lainnya.

IV.Hasil dan Pembahasan Pengaruh Konsentrasi Emulsi Lilin Lebah

Konsentrasi emulsi lilin lebah memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap sebagian besar parameter. Peningkatan konsentrasi lilin lebah secara signifikan memengaruhi ukuran partikel, stabilitas emulsi, viskositas, warna, dan pH. Namun, pengaruh terhadap jumlah mikroba tidak signifikan.

1. Pengaruh terhadap Ukuran Partikel

Konsentrasi emulsi lilin lebah menunjukkan pengaruh yang sangat signifikan terhadap ukuran partikel pelapis campuran. Hasil menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi lilin lebah awalnya meningkatkan ukuran partikel, mencapai titik maksimum, lalu menurun kembali. Fenomena ini dapat dijelaskan oleh peran lilin lebah sebagai emulsifier. Pada konsentrasi rendah, lilin lebah belum cukup efektif untuk menstabilkan emulsi, sehingga ukuran partikel relatif besar. Namun, pada konsentrasi yang lebih tinggi, lilin lebah membentuk lapisan tipis di sekitar partikel, mencegah penggumpalan dan mengurangi ukuran partikel. Ukuran partikel yang lebih kecil umumnya dikaitkan dengan stabilitas emulsi yang lebih baik, sesuai dengan pernyataan Suryani dkk. (2002) dan Budianto & Ariyanti (2008) yang menekankan pentingnya ukuran dan distribusi partikel untuk kestabilan emulsi.

2. Pengaruh terhadap Stabilitas Relatif Emulsi

Konsentrasi emulsi lilin lebah berpengaruh sangat nyata terhadap stabilitas relatif emulsi. Pengaruh ini menunjukkan kecenderungan peningkatan stabilitas seiring peningkatan konsentrasi lilin lebah, sampai titik tertentu. Pada konsentrasi terendah, stabilitas relatif rendah, kemungkinan disebabkan oleh kurangnya emulsifier yang cukup untuk menstabilkan sistem. Seiring penambahan konsentrasi lilin lebah, stabilitas meningkat karena kemampuannya menurunkan tegangan antarmuka dan tegangan permukaan (Suryani dkk., 2002). Penurunan tegangan antarmuka ini mengurangi daya kohesi antar fase dan meningkatkan daya adesi, sehingga meningkatkan stabilitas emulsi. Perilaku ini menunjukkan peran penting lilin lebah sebagai emulsifier dalam menstabilkan campuran.

3. Pengaruh terhadap Viskositas

Konsentrasi emulsi lilin lebah juga berpengaruh sangat signifikan terhadap viskositas pelapis campuran. Semakin tinggi konsentrasi lilin lebah, semakin tinggi viskositasnya. Hal ini menunjukkan bahwa lilin lebah berkontribusi terhadap peningkatan kekentalan pelapis. Peningkatan viskositas ini mengikuti pola garis regresi linier, mengindikasikan hubungan proporsional antara konsentrasi lilin lebah dan viskositas. Peningkatan viskositas dapat dikaitkan dengan peningkatan fase terdispersi dan penurunan fase pendispersi (Jost et al., 1986), yang mana hal ini berpengaruh pada sifat aliran dan kestabilan pelapis. Viskositas yang tepat sangat penting untuk aplikasi pelapis, sehingga temuan ini memberikan informasi berharga untuk mengontrol viskositas melalui pengaturan konsentrasi lilin lebah.

4. Pengaruh terhadap Warna Organoleptik dan pH

Konsentrasi emulsi lilin lebah menunjukkan pengaruh yang sangat signifikan terhadap warna (organoleptik) dan pH pelapis campuran. Peningkatan konsentrasi lilin lebah menyebabkan peningkatan nilai organoleptik warna (warna menjadi lebih putih) dan perubahan pH. Peningkatan nilai organoleptik menunjukkan peningkatan dispersi lilin lebah dalam pelapis. Perubahan pH yang terjadi kemungkinan disebabkan oleh sifat kimia lilin lebah itu sendiri. Pengaruh ini penting karena warna dan pH dapat mempengaruhi daya tarik visual dan kestabilan pelapis. Temuan ini menunjukkan bahwa lilin lebah tidak hanya berfungsi sebagai emulsifier tetapi juga mempengaruhi aspek visual dan keasaman pelapis. Pengaruh ini perlu dipertimbangkan dalam formulasi untuk mencapai karakteristik yang diinginkan.

5. Pengaruh terhadap Uji Total Mikroba

Berbeda dengan pengaruhnya pada parameter lainnya, konsentrasi emulsi lilin lebah tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap uji total mikroba. Ini menunjukkan bahwa lilin lebah, dalam rentang konsentrasi yang diuji, tidak memiliki aktivitas antimikroba yang signifikan. Hal ini perlu dipertimbangkan dalam formulasi jika kontrol mikroba merupakan hal yang penting. Meskipun lilin lebah efektif dalam meningkatkan stabilitas dan sifat fisik pelapis, penggunaan bahan tambahan lain mungkin diperlukan untuk mengendalikan pertumbuhan mikroba dalam pelapis tersebut. Temuan ini penting untuk memahami batasan penggunaan lilin lebah dalam aplikasi pelapis yang membutuhkan sifat antimikroba.

V.Hasil dan Pembahasan Interaksi Kitosan dan Lilin Lebah

Interaksi antara konsentrasi kitosan dan lilin lebah hanya berpengaruh sangat signifikan terhadap pHpelapis campuran. Interaksi terhadap parameter lainnya tidak signifikan.

1. Pengaruh terhadap Ukuran Partikel

Konsentrasi emulsi lilin lebah memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap ukuran partikel pelapis campuran. Terdapat kecenderungan penurunan ukuran partikel seiring peningkatan konsentrasi emulsi lilin lebah hingga titik tertentu. Hal ini disebabkan karena lilin lebah berperan sebagai emulsifier, membentuk lapisan tipis di sekitar partikel dan mencegah penggumpalan, sehingga menghasilkan ukuran partikel yang lebih kecil. Pada konsentrasi terendah, ukuran partikel cenderung lebih besar karena kurangnya emulsifier untuk menstabilkan sistem. Ukuran partikel yang lebih kecil ini berkorelasi dengan peningkatan stabilitas emulsi, seperti yang dijelaskan oleh Suryani dkk. (2002) dan Budianto & Ariyanti (2008), yang menyatakan bahwa ukuran dan distribusi partikel sangat berpengaruh terhadap sifat aliran dan kestabilan emulsi.

2. Pengaruh terhadap Stabilitas Emulsi

Hasil penelitian menunjukkan pengaruh yang sangat signifikan dari konsentrasi emulsi lilin lebah terhadap stabilitas relatif emulsi. Secara umum, peningkatan konsentrasi lilin lebah meningkatkan stabilitas emulsi. Hal ini sesuai dengan peran lilin lebah sebagai emulsifier yang mampu menurunkan tegangan permukaan dan tegangan antarmuka (Suryani dkk., 2002). Penurunan tegangan antarmuka ini mengurangi gaya kohesi antar partikel dan meningkatkan daya adesi, sehingga menghasilkan emulsi yang lebih stabil. Pada konsentrasi lilin lebah terendah, stabilitas emulsi rendah karena kurangnya emulsifier. Namun, seiring peningkatan konsentrasi, stabilitas meningkat hingga titik tertentu, menunjukkan efektivitas lilin lebah dalam menstabilkan sistem emulsi.

3. Pengaruh terhadap Viskositas

Konsentrasi emulsi lilin lebah memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap viskositas pelapis campuran. Sejalan dengan peningkatan konsentrasi lilin lebah, viskositas juga meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa lilin lebah berkontribusi pada peningkatan kekentalan pelapis. Hubungan antara konsentrasi dan viskositas mengikuti pola garis regresi linier, mengindikasikan hubungan yang proporsional. Peningkatan viskositas dapat dijelaskan oleh peningkatan fase terdispersi dan penurunan fase pendispersi (Jost et al., 1986). Viskositas yang optimal sangat penting untuk aplikasi pelapis, sehingga temuan ini memberikan informasi penting untuk mengontrol viskositas melalui penyesuaian konsentrasi lilin lebah dalam formulasi.

4. Pengaruh terhadap Warna dan pH

Konsentrasi emulsi lilin lebah berpengaruh sangat nyata terhadap warna (organoleptik) dan pH pelapis. Peningkatan konsentrasi lilin lebah menghasilkan warna yang lebih putih (peningkatan nilai organoleptik) dan perubahan pH. Warna yang lebih putih menunjukkan peningkatan dispersi lilin lebah dalam pelapis. Perubahan pH mungkin disebabkan oleh sifat kimia lilin lebah. Kedua parameter ini penting karena mempengaruhi daya tarik visual dan stabilitas pelapis. Lilin lebah, selain sebagai emulsifier, juga berpengaruh pada aspek visual dan keasaman pelapis, menunjukkan peran multifungsi lilin lebah dalam formulasi pelapis.

5. Pengaruh terhadap Uji Total Mikroba

Berbeda dengan parameter lainnya, konsentrasi emulsi lilin lebah tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap uji total mikroba. Ini menunjukkan bahwa lilin lebah, dalam rentang konsentrasi yang diuji, tidak memiliki efek antimikroba yang signifikan. Oleh karena itu, jika kontrol mikroba merupakan hal yang krusial, perlu dipertimbangkan penggunaan bahan tambahan lain dalam formulasi. Meskipun lilin lebah efektif dalam meningkatkan stabilitas dan sifat fisik lainnya, kemampuannya dalam menghambat pertumbuhan mikroba terbatas. Temuan ini memberikan informasi penting untuk merancang formulasi pelapis yang sesuai dengan kebutuhan spesifik, mempertimbangkan baik sifat fisik maupun mikrobiologi.

VI.Kesimpulan

Penelitian ini menunjukkan bahwa baik konsentrasi kitosan maupun lilin lebah berpengaruh signifikan terhadap sifat-sifat pelapis campuran. Kombinasi 45% kitosan dan 45% lilin lebah menghasilkan karakteristik pelapis terbaik. Hasil ini memberikan informasi penting untuk optimasi formulasi pelapis berbasis kitosan dan lilin lebah untuk aplikasi selanjutnya, misalnya sebagai pelapis buah.

1. Ringkasan Pengaruh Kitosan dan Lilin Lebah

Penelitian ini membuktikan bahwa baik konsentrasi kitosan maupun emulsi lilin lebah berpengaruh signifikan terhadap karakteristik pelapis campuran. Kitosan memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap viskositas dan jumlah mikroba, serta pengaruh nyata terhadap stabilitas emulsi. Sementara itu, lilin lebah berpengaruh sangat nyata terhadap ukuran partikel, stabilitas emulsi, viskositas, warna, dan pH. Interaksi antara keduanya hanya berpengaruh sangat nyata pada pH. Temuan ini menunjukkan bahwa kedua komponen ini memiliki peran yang berbeda namun saling melengkapi dalam menentukan sifat akhir pelapis.

2. Kombinasi Optimal dan Implikasi

Kombinasi konsentrasi kitosan 45% dan emulsi lilin lebah 45% menghasilkan karakteristik pelapis campuran terbaik. Kombinasi ini menunjukkan keseimbangan optimal antara viskositas, stabilitas, penampilan visual, dan pH. Hasil ini memberikan informasi penting untuk pengembangan formulasi pelapis selanjutnya. Penelitian lebih lanjut dapat difokuskan pada optimasi lebih lanjut dari konsentrasi kedua komponen untuk aplikasi spesifik, seperti pelapisan buah-buahan untuk meningkatkan daya simpan dan nilai estetika.

3. Pemanfaatan Limbah dan Potensi Pengembangan

Penelitian ini juga menyoroti potensi pemanfaatan lilin lebah, yang sering terbuang sebagai limbah dari peternakan lebah. Penggunaan lilin lebah dalam emulsi meningkatkan nilai guna dari limbah tersebut. Selain itu, penelitian ini menunjukkan potensi kitosan sebagai bahan alami untuk meningkatkan kualitas pelapis, baik dari segi viskositas, sifat antimikroba, maupun stabilitas emulsi. Pengembangan lebih lanjut dapat diarahkan pada aplikasi pelapis ini pada berbagai produk pertanian dan pangan, memberikan solusi yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomis.

Referensi dokumen

  • Characteristic and Properties of Carboxymethylchitosan (Abreu. F. R., and Sergio. P. C.)