
Pengaruh Kondisi Fisik Lingkungan Rumah Terhadap Kejadian ISPA Pada Balita
Document information
author | Dewi Twenty Aprilia |
school | Universitas Muhammadiyah Malang |
major | Keperawatan |
year | 2011 |
place | Malang |
document_type | Skripsi |
language | Malay |
pages | 31 |
format | |
size | 1.29 MB |
- Kondisi Fisik Lingkungan
- Kejadian ISPA
- Balita
summary
I.Pendahuluan
Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi, terutama pada balita di negara berkembang. Di Kota Malang, ISPA menjadi salah satu penyebab utama kesakitan, dengan masa puncak kasus pada April dan Mei. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi fisik lingkungan rumah terhadap kejadian ISPA pada balita di keluarga industri keramik Dinoyo Malang.
1. Latar Belakang
Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) menjadi penyebab utama pendertiaan balita di negara berkembang. Di Kota Malang, puncak kasus ISPA terjadi pada bulan April dan Mei 2007. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh kondisi fisik lingkungan rumah dengan kejadian ISPA pada balita yang tinggal di keluarga home industri keramik Dinoyo, Malang.
II.Metodologi Penelitian
Studi ini menggunakan pendekatan epidemiologi dengan desain penelitian retrospektif. Sampel penelitian adalah 22 responden yang dipilih secara purposive sampling. Analisis statistik menggunakan uji chi-square dengan program SPSS versi 11.
III.Hasil Penelitian
Analisis menunjukkan adanya pengaruh signifikan antara kondisi fisik lingkungan rumah dengan kejadian ISPA pada balita. Faktor ventilasi, penerangan, kepadatan, dan kebersihan rumah menjadi faktor yang mempengaruhi.
1. Pengaruh Ventilasi Rumah dengan Kejadian ISPA
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara ventilasi rumah yang tidak baik dengan kejadian ISPA pada balita di keluarga home industri keramik. Hal ini terlihat dari nilai p-value sebesar 0,005 yang lebih kecil dari nilai alpha 0,05. Ventilasi rumah yang tidak baik dapat menyebabkan udara di dalam rumah pengap dan tidak segar, sehingga menjadi tempat yang ideal bagi virus dan bakteri penyebab ISPA untuk berkembang biak.
2. Pengaruh Pencahayaan Rumah dengan Kejadian ISPA
Hasil penelitian juga menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara pencahayaan rumah yang kurang dengan kejadian ISPA pada balita di keluarga home industri keramik. Nilai p-value yang diperoleh sebesar 0,012 lebih kecil dari nilai alpha 0,05. Pencahayaan rumah yang kurang dapat menyebabkan rumah menjadi lembab dan kurang mendapatkan sinar matahari langsung, sehingga memudahkan virus dan bakteri penyebab ISPA untuk bertahan hidup.
3. Pengaruh Kelembaban Rumah dengan Kejadian ISPA
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kelembaban rumah yang tinggi dengan kejadian ISPA pada balita di keluarga home industri keramik. Nilai p-value yang diperoleh sebesar 0,024 lebih kecil dari nilai alpha 0,05. Kelembaban rumah yang tinggi dapat menyebabkan udara di dalam rumah menjadi pengap dan memudahkan virus dan bakteri penyebab ISPA untuk berkembang biak.
IV.Kesimpulan
Berdasarkan penelitian, disimpulkan bahwa kondisi fisik lingkungan rumah memiliki pengaruh terhadap kejadian ISPA pada balita di keluarga industri keramik Dinoyo Malang. Penanganan yang tepat terhadap kondisi lingkungan rumah dapat mengurangi risiko terjadinya ISPA pada balita.
V.Kata Kunci
ISPA, Balita, Kondisi Fisik Lingkungan Rumah