Pengaruh Kepercayaan dan Citra Jokowi terhadap Minat Memilih Mahasiswa pada Pemilihan Presiden 2014

Pengaruh Kepercayaan dan Citra Jokowi terhadap Minat Memilih Mahasiswa pada Pemilihan Presiden 2014

Informasi dokumen

Penulis

Buara Pranata Ginting

Sekolah

Universitas Sumatera Utara

Jurusan Manajemen
Jenis dokumen Skripsi
Tempat Medan
Bahasa Indonesian
Format | PDF
Ukuran 3.32 MB
  • Kepercayaan
  • Citra
  • Minat Memilih

Ringkasan

I.Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data kuantitatif, menggabungkan data sekunder dari literatur, jurnal, dan buku referensi dengan data primer dari kuesioner. Data primer difokuskan pada minat memilih mahasiswa terhadap Pilpres 2014, khususnya pengaruh kepercayaan dan citra Jokowi.

1. Sumber Data Sekunder dan Primer

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggabungkan data sekunder dan primer. Data sekunder diperoleh melalui studi literatur, jurnal ilmiah, dan buku referensi terkait untuk memahami permasalahan yang diteliti, khususnya mengenai minat memilih mahasiswa dalam Pilpres 2014 dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti kepercayaan dan citra calon presiden. Pengumpulan data sekunder ini bertujuan untuk membangun landasan teori dan pemahaman yang komprehensif tentang isu yang dikaji. Sementara itu, data primer dikumpulkan menggunakan kuesioner yang disebar kepada mahasiswa. Kuesioner ini dirancang untuk mengukur tingkat kepercayaan mahasiswa terhadap Jokowi dan persepsi mereka tentang citra Jokowi, serta bagaimana faktor-faktor tersebut memengaruhi minat mereka untuk memilih Jokowi dalam Pilpres 2014. Penggunaan metode campuran ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang lengkap dan valid tentang pengaruh kepercayaan dan citra Jokowi terhadap minat memilih mahasiswa.

2. Penggunaan Kuesioner untuk Data Primer

Data primer dalam penelitian ini dikumpulkan melalui kuesioner yang diberikan kepada responden, yaitu mahasiswa. Kuesioner ini difokuskan pada pengukuran dua variabel utama: kepercayaan (trust) terhadap Jokowi dan citra Jokowi. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dirancang untuk mengungkap persepsi mahasiswa tentang kejujuran, kinerja, dan kualitas kepemimpinan Jokowi. Selain itu, kuesioner juga menggali seberapa besar pengaruh persepsi tersebut terhadap minat mereka untuk memilih Jokowi pada Pemilihan Presiden 2014. Jawaban dalam kuesioner dianalisis secara kuantitatif untuk mengidentifikasi hubungan antara kepercayaan, citra, dan minat memilih. Dengan kata lain, kuesioner menjadi instrumen utama dalam mengumpulkan data primer untuk menguji hipotesis penelitian tentang pengaruh kepercayaan dan citra Jokowi terhadap minat memilih mahasiswa dalam Pilpres 2014. Proses pengumpulan data melalui kuesioner ini dijalankan secara sistematis untuk memastikan data yang diperoleh akurat dan representatif.

II.Hasil Penelitian Pengaruh Kepercayaan dan Citra Jokowi terhadap Minat Memilih Mahasiswa

Hasil penelitian menunjukkan pengaruh positif dan signifikan antara kepercayaan dan citra Jokowi terhadap minat memilih mahasiswa dalam Pilpres 2014. Baik kepercayaan maupun citra Jokowi secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap minat memilih. Penelitian ini dilakukan di kalangan mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

1. Pengaruh Simultan Kepercayaan dan Citra Jokowi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan dan citra Jokowi secara simultan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat memilih mahasiswa pada Pilpres 2014. Ini berarti, baik kepercayaan maupun citra Jokowi secara bersama-sama berkontribusi terhadap peningkatan minat mahasiswa untuk memilihnya. Temuan ini menunjukkan pentingnya kedua faktor tersebut dalam membentuk pilihan politik mahasiswa. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini mendukung temuan tersebut, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat dan bermakna antara variabel kepercayaan, citra Jokowi, dan minat memilih mahasiswa. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat kepercayaan dan citra positif Jokowi di mata mahasiswa, maka semakin besar pula minat mereka untuk memilihnya dalam Pilpres 2014. Studi ini memberikan bukti empiris tentang pentingnya membangun kepercayaan dan citra positif dalam kampanye politik untuk menarik dukungan pemilih, khususnya di kalangan pemilih pemula seperti mahasiswa.

2. Pengaruh Parsial Kepercayaan dan Citra Jokowi

Selain pengaruh simultan, penelitian ini juga mengkaji pengaruh parsial dari kepercayaan dan citra Jokowi terhadap minat memilih mahasiswa. Hasilnya menunjukkan bahwa baik kepercayaan maupun citra Jokowi secara individual memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat memilih. Artinya, peningkatan kepercayaan terhadap Jokowi, terlepas dari persepsi citra, akan meningkatkan minat memilih. Demikian pula, peningkatan citra positif Jokowi, terlepas dari tingkat kepercayaan, juga akan meningkatkan minat memilih. Temuan ini menunjukkan bahwa kedua faktor tersebut berperan penting, namun secara independen, dalam mempengaruhi keputusan mahasiswa untuk memilih. Meskipun kedua faktor saling berkaitan, penelitian ini menyoroti kontribusi unik masing-masing variabel dalam menentukan pilihan politik mahasiswa. Hal ini memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang dinamika pengaruh kepercayaan dan citra dalam proses pengambilan keputusan pemilih.

3. Studi Kasus di Universitas Sumatera Utara

Penelitian ini dilakukan di lingkungan mahasiswa Jurusan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa mahasiswa merupakan kelompok pemilih pemula yang cenderung kritis dan rasional dalam menentukan pilihan politiknya. Mereka memiliki akses terhadap informasi dan cenderung mempertimbangkan berbagai faktor sebelum menentukan pilihan. Oleh karena itu, hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran yang spesifik tentang pengaruh kepercayaan dan citra Jokowi terhadap minat memilih di kalangan mahasiswa, yang mewakili segmen pemilih penting dalam Pilpres 2014. Studi kasus ini memberikan kontribusi yang berharga dengan memberikan data spesifik mengenai preferensi dan pertimbangan pemilih pemula di lingkungan akademik. Hasil temuan dapat membantu memahami faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan politik mahasiswa dan menyusun strategi kampanye yang efektif bagi calon pemimpin.

III.Latar Belakang Rendahnya Partisipasi Pemilih dan Citra Politik

Rendahnya tingkat partisipasi pemilih dalam pemilu, termasuk Pilpres 2014, dikaitkan dengan rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap calon pemimpin dan memburuknya citra tokoh politik. Kasus korupsi yang melibatkan kepala daerah, seperti di Sumatera Utara (misalnya, kasus Syamsul Arifin), memperburuk situasi ini. Jokowi, sebagai figur yang memiliki citra positif dan kepercayaan publik yang tinggi, menjadi fokus penelitian karena keberhasilannya dalam Pilgub DKI Jakarta.

1. Rendahnya Partisipasi Pemilih di Indonesia

Latar belakang penelitian ini berangkat dari permasalahan rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum di Indonesia. Dokumen tersebut mencatat bahwa rendahnya partisipasi ini merupakan masalah serius yang terjadi pada berbagai tingkatan pemilihan, termasuk pemilihan kepala daerah. Salah satu faktor utama yang diidentifikasi adalah rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap calon yang akan dipilih. Ketidakpercayaan ini menyebabkan masyarakat enggan menggunakan hak pilihnya, sehingga berdampak pada kualitas kepemimpinan dan proses demokrasi di Indonesia. Fenomena ini semakin diperparah dengan maraknya kasus korupsi yang melibatkan kepala daerah, yang semakin mengurangi kepercayaan publik terhadap sistem politik. Situasi ini kemudian memunculkan pertanyaan tentang faktor-faktor apa saja yang dapat meningkatkan partisipasi pemilih, khususnya bagaimana citra dan kepercayaan terhadap seorang calon pemimpin, dapat mempengaruhi keputusan memilih pemilih.

2. Kasus Korupsi di Sumatera Utara sebagai Contoh

Provinsi Sumatera Utara dijadikan contoh kasus untuk menggambarkan dampak buruk citra politik terhadap partisipasi pemilih. Kasus korupsi yang melibatkan Syamsul Arifin, mantan Gubernur Sumatera Utara periode 2008-2013, dan sebelumnya Walikota dan Wakil Walikota Medan, menjadi bukti nyata bagaimana kasus korupsi dapat merusak kepercayaan publik dan menurunkan partisipasi pemilih. Meskipun Syamsul Arifin berhasil memenangkan Pilgubsu 2008, skandal korupsinya setelah menjabat mengecewakan masyarakat dan berdampak pada penurunan partisipasi pemilih pada Pilgubsu 2013 (hanya 48,50%). Kasus-kasus serupa di tingkat kabupaten/kota di Sumatera Utara memperkuat tren penurunan partisipasi pemilih yang drastis. Kondisi ini menunjukkan bahwa citra buruk tokoh politik berpengaruh besar terhadap tingkat kepercayaan masyarakat dan secara langsung mempengaruhi partisipasi mereka dalam proses demokrasi. Oleh karena itu, membangun citra positif dan kepercayaan publik menjadi sangat penting bagi para calon pemimpin untuk meningkatkan partisipasi pemilih.

3. Tahun Politik 2013 dan Pilpres 2014

Tahun 2013, menurut kalender KPU, merupakan tahun politik yang padat dengan berbagai pemilihan kepala daerah di berbagai wilayah di Indonesia. Hal ini menciptakan konteks yang signifikan bagi Pilpres 2014, karena citra dan kinerja pemimpin daerah dapat memengaruhi persepsi dan pilihan masyarakat dalam pemilihan presiden. Citra buruk tokoh politik, baik di tingkat nasional maupun daerah, menjadi isu penting yang harus diatasi untuk menciptakan iklim politik yang sehat dan mendorong partisipasi pemilih. Oleh karena itu, penelitian ini juga mempertimbangkan konteks tahun politik 2013 sebagai latar belakang penting dalam memahami dinamika kepercayaan dan citra publik terhadap calon presiden, khususnya Jokowi, dan bagaimana hal tersebut berdampak pada minat memilih mahasiswa di Pilpres 2014. Pentingnya menjaga citra positif dan membangun kepercayaan publik menjadi semakin krusial dalam tahun-tahun politik seperti ini.

4. Jokowi sebagai Studi Kasus Citra Positif dan Kepercayaan Publik

Berbeda dengan kasus-kasus korupsi yang merugikan citra politik di Sumatera Utara, Jokowi, yang saat itu menjabat sebagai Walikota Solo, hadir sebagai figur yang memiliki citra positif dan kepercayaan publik yang tinggi. Keberhasilannya dalam Pilgub DKI Jakarta, di mana ia mengalahkan pasangan incumbent, menjadi bukti kuat pengaruh citra positif dan kepercayaan masyarakat. Jokowi berhasil menarik simpati warga, meskipun bukan berasal dari Jakarta. Kemenangan mutlaknya di Pilwalkot Solo lebih dari 90% suara semakin memperkuat argumen bahwa citra politik merupakan faktor krusial dalam memenangkan pemilihan. Hal inilah yang melatarbelakangi penelitian ini, yaitu untuk meneliti seberapa besar pengaruh citra Jokowi terhadap minat memilih mahasiswa dalam Pilpres 2014, terutama dibandingkan dengan rendahnya partisipasi pemilih yang disebabkan oleh citra politik yang negatif.

IV.Tinjauan Pustaka Pemasaran Politik Kepercayaan dan Citra

Bagian ini membahas konsep pemasaran politik (political marketing), mendefinisikan kepercayaan (trust) sebagai kesediaan individu untuk bergantung pada pihak lain, dan menjelaskan pentingnya citra (image) tokoh politik dalam mempengaruhi pilihan pemilih. Studi ini mengacu pada teori-teori pemasaran politik dan literatur terkait tentang pengaruh kepercayaan dan citra terhadap perilaku konsumen (dalam hal ini, pemilih).

1. Pengertian Pemasaran Politik

Bagian tinjauan pustaka mengawali dengan menjelaskan konsep pemasaran politik (political marketing) menurut Firmanzah. Pemasaran politik didefinisikan sebagai penerapan prinsip dan metode pemasaran dalam konteks politik. Fokusnya adalah pada penyusunan produk politik (calon pemimpin, partai), distribusi informasi kepada publik, dan meyakinkan publik bahwa produk politik yang ditawarkan lebih unggul dari kompetitor. Tujuannya adalah membangun hubungan dua arah antara politisi/partai dengan konstituen/masyarakat. Dokumen tersebut juga menekankan perbedaan antara pemasaran politik dengan pemasaran produk ritel, karena pemasaran politik berkaitan erat dengan nilai-nilai dan simbol yang melekat pada figur pemimpin dan partai politik. Pemasaran politik tidak hanya sekedar transaksi jual-beli tetapi juga menyangkut identitas dan nilai-nilai sosial masyarakat.

2. Definisi Kepercayaan Trust

Tinjauan pustaka selanjutnya membahas konsep kepercayaan (trust). Mengutip Moorman et al. (1993) dan Darsono (2008), kepercayaan didefinisikan sebagai kesediaan individu untuk bergantung pada pihak lain dalam suatu pertukaran karena keyakinan terhadap reliabilitas dan integritas pihak tersebut. Definisi lain dari Rofiq (2007) menjelaskan kepercayaan sebagai keyakinan terhadap pihak lain dalam transaksi, didasarkan pada keyakinan bahwa pihak tersebut akan memenuhi kewajibannya dengan baik. Konsep kepercayaan ini sangat relevan dalam konteks pemasaran politik karena kepercayaan pemilih terhadap calon pemimpin merupakan faktor krusial dalam menentukan pilihan. Kepercayaan dalam konteks ini terkait dengan keyakinan terhadap kejujuran, kapabilitas, dan komitmen calon pemimpin untuk memenuhi janji-janjinya.

3. Konsep Citra Tokoh Politik

Bagian ini membahas konsep citra tokoh politik. Citra dijelaskan sebagai realitas persepsi masyarakat terhadap tokoh politik tertentu. Citra dapat positif, negatif, atau netral, dan dipengaruhi oleh kinerja dan komunikasi tokoh tersebut. Citra yang baik adalah hasil dari upaya tokoh politik dalam memberikan pelayanan yang memuaskan masyarakat (Arafah, 2004). Mengutip Peter Steidl dalam Sutojo (2004), sebelum membangun citra, tokoh politik harus menentukan segmen masyarakat yang menjadi target. Dengan demikian, strategi pembangunan citra dapat lebih terarah dan efektif. Konsep citra ini penting karena persepsi masyarakat tentang kualitas, integritas, dan kepemimpinan seorang tokoh politik akan secara signifikan memengaruhi keputusan pemilih. Penelitian ini menggunakan konsep citra untuk menganalisis pengaruh persepsi mahasiswa terhadap Jokowi dalam menentukan pilihan mereka.

4. Pengaruh Kepercayaan dan Citra terhadap Loyalitas dan Minat Memilih

Bagian ini membahas hasil penelitian terdahulu yang relevan, yaitu penelitian Pattarawan Prasarnphanich (2007) tentang pengaruh kepercayaan terhadap loyalitas pelanggan dan penelitian Yang Zhang (2009) tentang pengaruh reputasi perusahaan terhadap loyalitas pelanggan. Kedua penelitian ini menggunakan model analisis LISREL dan PLS-SEM dan menunjukkan pengaruh signifikan antara kepercayaan/reputasi dengan loyalitas/keputusan pembelian. Temuan ini mendukung argumen bahwa kepercayaan dan citra merupakan faktor penting dalam mempengaruhi pilihan konsumen. Dalam konteks penelitian ini, temuan tersebut digunakan untuk mendukung hipotesis bahwa kepercayaan dan citra Jokowi akan berpengaruh signifikan terhadap minat memilih mahasiswa. Hubungan antara kepercayaan, citra, dan loyalitas/minat memilih ini menjadi kerangka teoritis penting dalam penelitian ini.

V.Metode Penelitian Desain dan Analisis Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan asosiatif, menghubungkan variabel independen (kepercayaan dan citra Jokowi) dengan variabel dependen (minat memilih mahasiswa). Skala Likert digunakan dalam kuesioner. Analisis data menggunakan regresi logistik untuk menguji hipotesis dan mengukur pengaruh kepercayaan dan citra Jokowi secara signifikan terhadap minat memilih. Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian juga dilakukan.

1. Jenis Penelitian dan Pendekatan

Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian asosiatif, yang bertujuan untuk mengungkap hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam konteks ini, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara kepercayaan dan citra Jokowi sebagai variabel independen dengan minat memilih mahasiswa sebagai variabel dependen dalam Pilpres 2014. Penelitian asosiatif dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian untuk mengidentifikasi dan mengukur kekuatan hubungan antara variabel-variabel tersebut, bukan untuk membuktikan hubungan sebab-akibat secara kausal. Dengan menggunakan pendekatan asosiatif, penelitian ini berusaha untuk mengukur seberapa besar pengaruh kepercayaan dan citra Jokowi terhadap minat memilih mahasiswa, tanpa harus membuktikan bahwa kepercayaan dan citra merupakan satu-satunya penyebab minat memilih. Pendekatan ini dianggap tepat karena memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh relatif dari kedua variabel terhadap minat memilih mahasiswa.

2. Penggunaan Skala Likert dan Pengukuran Variabel

Untuk mengukur variabel kepercayaan dan citra Jokowi, serta minat memilih mahasiswa, penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala Likert lima poin digunakan, dengan pilihan jawaban mulai dari Sangat Tidak Setuju (STS) hingga Sangat Setuju (SS). Setiap pilihan jawaban diberikan skor tertentu (1-5), yang kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan nilai total. Nilai total tersebut kemudian ditafsirkan untuk menunjukkan posisi responden dalam skala Likert. Penggunaan skala Likert ini memungkinkan peneliti untuk mengukur variabel-variabel yang bersifat sikap dan opini, yang mana sesuai dengan sifat variabel yang diteliti. Skala ini juga mudah dipahami dan digunakan oleh responden, sehingga memudahkan proses pengumpulan data. Skor yang diperoleh kemudian diolah secara statistik untuk menganalisis hubungan antara variabel kepercayaan, citra, dan minat memilih.

3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum data dianalisis, dilakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian (kuesioner). Uji validitas menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Karl Pearson untuk mengukur seberapa akurat instrumen mengukur konsep yang dimaksud. Uji validitas ini memastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner benar-benar mengukur apa yang ingin diukur. Sementara itu, uji reliabilitas menggunakan koefisien Cronbach’s alpha untuk mengukur konsistensi dan keandalan instrumen. Instrumen dianggap reliabel jika nilai Cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada 30 responden di luar sampel utama. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian utama valid dan reliabel, sehingga data yang dikumpulkan dapat diandalkan dan akurat.

4. Analisis Data dengan Regresi Logistik

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan regresi logistik. Regresi logistik dipilih karena variabel dependen (minat memilih) bersifat dikotomis (berminat/tidak berminat). Regresi logistik digunakan untuk menguji pengaruh simultan dan parsial variabel independen (kepercayaan dan citra Jokowi) terhadap variabel dependen. Analisis regresi logistik menghasilkan nilai-nilai statistik yang digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Uji Hosmer and Lemeshow dilakukan untuk menilai kesesuaian model regresi logistik dengan data yang ada. Nilai Cox & Snell R Square digunakan untuk mengukur kebaikan model, meskipun interpretasinya terbatas karena nilai maksimumnya kurang dari satu. Hasil analisis regresi logistik memberikan bukti empiris mengenai seberapa kuat pengaruh kepercayaan dan citra Jokowi terhadap minat memilih mahasiswa dalam Pilpres 2014.

VI.Kesimpulan dan Implikasi

Kesimpulannya, penelitian ini mengkonfirmasi pengaruh positif dan signifikan dari kepercayaan dan citra Jokowi terhadap minat memilih mahasiswa dalam Pilpres 2014. Temuan ini memberikan implikasi penting bagi partai politik, khususnya PDI Perjuangan, dalam merumuskan strategi kampanye dan penentuan calon presiden. Kejujuran, kenyamanan, kinerja, dan kualitas menjadi indikator penting dalam membangun citra positif dan kepercayaan publik.

1. Kesimpulan Utama

Kesimpulan utama penelitian ini adalah adanya pengaruh positif dan signifikan dari kepercayaan dan citra Jokowi terhadap minat memilih mahasiswa dalam Pilpres 2014. Baik secara simultan maupun parsial, kedua variabel independen tersebut terbukti berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (minat memilih). Temuan ini menguatkan hipotesis penelitian dan memberikan bukti empiris tentang pentingnya membangun kepercayaan dan citra positif dalam kampanye politik untuk memengaruhi pilihan pemilih, khususnya di kalangan mahasiswa sebagai pemilih pemula. Hasil ini konsisten dengan teori pemasaran politik dan temuan-temuan penelitian terdahulu tentang pengaruh kepercayaan dan citra terhadap perilaku konsumen. Kejujuran, kenyamanan, kinerja, dan kualitas merupakan indikator yang memiliki nilai tertinggi dalam membentuk kepercayaan dan citra positif Jokowi di mata mahasiswa.

2. Implikasi bagi Partai Politik khususnya PDI Perjuangan

Hasil penelitian ini memiliki implikasi penting bagi partai politik, terutama PDI Perjuangan sebagai partai yang mengusung Jokowi. Temuan ini dapat dijadikan bahan informasi berharga mengenai strategi kampanye yang efektif untuk menarik simpati pemilih pemula. PDI Perjuangan dapat menggunakan temuan ini untuk mempertimbangkan langkah Jokowi dalam Pilpres 2014, dan merumuskan strategi yang tepat untuk mengoptimalkan citra dan kepercayaan publik terhadap Jokowi. Penelitian ini menekankan pentingnya menjaga integritas, menciptakan kenyamanan, menunjukkan kinerja yang baik, dan membuktikan kualitas kepemimpinan untuk mendapatkan kepercayaan dan simpati masyarakat. Dengan memahami faktor-faktor kunci ini, PDI Perjuangan dapat menyusun strategi kampanye yang lebih efektif dan meningkatkan peluang kemenangan dalam Pilpres 2014.