Kondisi Periodontal pada Pasien Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Akrilik

Kondisi Periodontal pada Pasien Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Akrilik

Informasi dokumen

Penulis

Dziah Marhani

instructor Irma Ervina, drg., Sp. Perio (K)
Sekolah

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

Jurusan Kedokteran Gigi
Jenis dokumen Skripsi
Tempat Medan
Bahasa Indonesian
Format | PDF
Ukuran 3.82 MB
  • Kondisi Periodontal
  • Gigi Tiruan
  • Prostodonsia

Ringkasan

I.Latar Belakang Penelitian Kondisi Periodontal dan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan GTSL

Penelitian ini menyelidiki kondisi periodontal pada pasien pengguna Gigi Tiruan Sebagian Lepasan (GTSL) akrilik di Instalasi Prostodonsia FKG USU. Kehilangan gigi, yang sering disebabkan oleh karies dan penyakit periodontal, mendorong penggunaan GTSL. Namun, GTSL yang kurang higienis dapat meningkatkan risiko penyakit periodontal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara desain GTSL, kebersihan gigi dan gigi tiruan, serta keparahan penyakit periodontal.

1. Masalah Kehilangan Gigi dan Peran Gigi Tiruan Sebagian Lepasan GTSL

Bagian latar belakang penelitian ini membahas masalah utama, yaitu kehilangan gigi. Disebutkan bahwa karies dan penyakit periodontal merupakan penyebab utama kehilangan gigi. Gigi Tiruan Sebagian Lepasan (GTSL) kemudian diintroduksi sebagai solusi restoratif yang baik secara fungsional dan estetika. Meskipun GTSL efektif mengganti gigi yang hilang, teks menyoroti potensi masalah serius yang dapat ditimbulkan pada gigi yang tersisa, terutama jika kebersihan GTSL tidak terjaga. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan kerentanan terhadap penyakit periodontal. Teks juga menekankan pentingnya pemberitahuan kepada pasien tentang peningkatan risiko karies dan penyakit periodontal akibat penggunaan gigi tiruan, serta perlunya desain GTSL yang meminimalkan risiko tersebut dan tetap menjaga standar kebersihan rongga mulut yang tinggi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa meskipun GTSL bertujuan memperbaiki estetika, fungsi pengunyahan, dan bicara serta menjaga kesehatan jaringan mulut yang ada, tidak semua pembuatan GTSL berhasil atau berfungsi dengan baik karena adanya keluhan pasien seperti rasa sakit akibat tekanan pada jaringan mukosa.

2. Kebersihan Rongga Mulut dan Kesehatan Periodontal

Sub-bagian ini menekankan pentingnya kebersihan rongga mulut, khususnya bagi pengguna GTSL. Kebersihan GTSL yang baik sangat penting untuk menjaga kesehatan rongga mulut secara keseluruhan dan mencegah kehilangan gigi lebih lanjut, radang gingiva, infeksi bakteri dan jamur, serta bau mulut. Diuraikan bahwa gigi tiruan resin akrilik, yang selalu kontak dengan saliva, minuman, dan makanan, rentan terhadap penumpukan stain, kalkulus, dan plak akibat kurangnya kebersihan. Plak yang tidak dibersihkan akan mengalami kalsifikasi dan menjadi kalkulus. Akumulasi plak, terutama jika GTSL menutupi jaringan gingiva, dapat menyebabkan reaksi periodontal yang buruk secara klinis dan histologis. Penggunaan GTSL sepanjang hari dan malam juga meningkatkan pembentukan plak dibandingkan penggunaan hanya pada siang hari. Data statistik dari penelitian di Washington (2004 dan 2006) dan Riskesdas 2007 di Sumatera Utara menunjukkan prevalensi kehilangan gigi yang signifikan, yang menjadi latar belakang pentingnya penelitian ini. Variasi dalam durasi dan intensitas proses inflamasi pada jaringan gingiva akibat akumulasi dan maturasi plak bakteri juga disinggung.

3. Tujuan Penelitian dan Landasan Teori

Bagian ini menjelaskan tujuan penelitian, yaitu untuk menyelidiki kondisi periodontal pada pasien GTSL akrilik yang dibuat di Instalasi Prostodonsia FKG USU. Penelitian ini didasari pada pemahaman bahwa periodonsium merupakan sistem fungsional jaringan yang penting untuk kesehatan dan fungsi gigi. Kebersihan gigi dan mulut merupakan faktor penting dalam menjaga kesehatan periodontal. Alasan dilakukannya penelitian ini juga dijabarkan, yaitu sebagai salah satu bahan acuan program pemerintah dalam mengadakan penyuluhan dan pemeriksaan gigi gratis untuk pengguna GTSL dan sebagai bahan acuan penelitian selanjutnya untuk analisis lebih mendalam tentang hubungan antara pengguna GTSL, kondisi periodontal, dan kebutuhan perawatan periodontal. Penelitian ini menggunakan bahan baku berupa akrilik sebagai material pembuatan basis gigi tiruan lepasan, meskipun saat ini sudah banyak yang menggunakan material logam campur. Secara keseluruhan, bagian ini menjelaskan landasan teori dan motivasi di balik penelitian terkait kondisi periodontal pasien yang menggunakan GTSL akrilik.

II.Metodologi Penelitian Pengumpulan Data dan Analisis

Penelitian ini menggunakan data pasien pengguna GTSL akrilik di Klinik Prostodonsia FKG USU periode 2009-2014, dengan jumlah sampel 45 orang. Data dikumpulkan melalui pemeriksaan klinis menggunakan indeks-indeks seperti Indeks Kebersihan Mulut (OHIS), indeks gingiva, dan indeks periodontal, serta wawancara menggunakan kuesioner. Analisis data difokuskan pada hubungan antara lama penggunaan GTSL, frekuensi penggunaan, frekuensi pembersihan, dan kondisi periodontal pasien.

1. Populasi dan Sampel Penelitian

Metodologi penelitian ini berfokus pada pengumpulan data dari pengguna Gigi Tiruan Sebagian Lepasan (GTSL) akrilik. Populasi penelitian adalah seluruh pengguna GTSL akrilik yang dibuat di Instalasi Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Sumatera Utara (USU) dari tahun 2009 hingga 2014. Dari populasi tersebut, dipilih sampel sebanyak 45 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan. Proses seleksi sampel ini memastikan bahwa data yang dikumpulkan relevan dan representatif untuk menjawab pertanyaan penelitian. Kriteria inklusi dan eksklusi tersebut tidak dijelaskan secara detail di bagian ini, tetapi menjadi poin penting dalam menentukan validitas hasil penelitian. Setelah sampel terpilih, seluruh peserta diberi penjelasan mengenai prosedur penelitian dan diminta menandatangani lembar informed consent, sebuah langkah penting untuk memastikan etika dan transparansi dalam penelitian.

2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui dua metode utama: pemeriksaan klinis dan wawancara menggunakan kuesioner. Pemeriksaan klinis meliputi penggunaan beberapa indeks pengukuran, yaitu indeks OHIS (Oral Hygiene Index-Simplified), indeks gingiva, indeks periodontal, pengukuran kedalaman poket, dan derajat mobilitas gigi. Indeks-indeks ini digunakan untuk menilai secara objektif kondisi periodontal pasien. Wawancara dengan kuesioner dilakukan untuk mengumpulkan informasi tambahan dari pasien, seperti lamanya penggunaan GTSL, frekuensi penggunaan (sepanjang hari atau hanya pada waktu tertentu), dan frekuensi pembersihan GTSL. Informasi ini penting karena memungkinkan peneliti untuk menganalisis hubungan antara kebiasaan penggunaan dan perawatan GTSL dengan kondisi periodontal pasien. Data yang diperoleh dari kedua metode ini kemudian dikompilasi dan dianalisis untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.

III.Hasil Penelitian Kondisi Periodontal Pengguna GTSL

Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar subjek penelitian berusia di atas 51 tahun dan mayoritas perempuan. Pada rentang penggunaan GTSL 3-6 bulan hingga 25-36 bulan, banyak subjek memiliki kondisi periodontal normal, meskipun beberapa mengalami gingivitis ringan dan penyakit periodontal destruktif tahap awal. OHIS sebagian besar subjek baik, berbeda dengan beberapa penelitian lain. Lebih banyak subjek mengalami gingivitis ringan, kemungkinan disebabkan oleh tekanan GTSL pada jaringan periodontal. Ditemukan juga beberapa kasus denture stomatitis (tiga orang, 6,6%), terkait dengan pemakaian GTSL saat tidur dan kurangnya kebersihan.

1. Karakteristik Demografi Subjek Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan karakteristik demografis subjek yang diteliti. Mayoritas subjek berusia di atas 51 tahun, yang masuk akal karena kehilangan gigi lebih sering terjadi pada usia tersebut. Sebanyak 34 dari 45 subjek (mayoritas) adalah perempuan, menunjukkan kecenderungan perempuan lebih memperhatikan penampilan dibandingkan laki-laki, sehingga mungkin lebih sering menggunakan GTSL. Data ini memberikan gambaran tentang profil pengguna GTSL dalam konteks penelitian dan dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut terkait faktor demografis dan kondisi periodontal. Jumlah subjek penelitian sebanyak 45 orang, diperoleh dari Instalasi RSGM Prostodonsia FKG USU tahun 2009-2014, dan dipilih sesuai kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan sebelumnya. Rincian lebih lanjut mengenai kriteria tersebut tidak tersedia di bagian hasil penelitian ini.

2. Kondisi Periodontal Berdasarkan Lama dan Frekuensi Penggunaan GTSL

Analisis hasil penelitian menunjukkan bahwa pada rentang penggunaan GTSL 3-6 bulan hingga 25-36 bulan, sebagian besar subjek memiliki kondisi periodontal yang normal. Namun, beberapa subjek mengalami gingivitis ringan dan penyakit periodontal destruktif tahap awal. Tidak ada subjek yang mengalami penyakit periodontal destruktif tahap lanjut. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan GTSL dalam jangka waktu tertentu tidak selalu berdampak buruk, namun tetap ada risiko terjadinya masalah periodontal. Berdasarkan lama dan waktu pemakaian, serta waktu membersihkan GTSL, rata-rata subjek memiliki Oral Hygiene Index (OHIS) yang baik. Meskipun beberapa memiliki OHIS sedang, tidak ada yang buruk. Hasil ini berbeda dengan penelitian Muluwere dkk di Kelurahan Batu Kota, Malalayang, yang menunjukkan lebih banyak pengguna GTSL dengan OHIS buruk. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh edukasi yang diberikan oleh mahasiswa co-ass di Instalasi Prostodonsia FKG USU yang meningkatkan kesadaran kebersihan.

3. Temuan Tambahan Gingivitis dan Denture Stomatitis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan lama dan waktu penggunaan, serta waktu membersihkan GTSL, lebih banyak subjek yang mengalami gingivitis ringan. Hal ini diduga disebabkan oleh gaya-gaya yang bekerja pada GTSL yang menyebabkan inflamasi gingiva. Temuan ini sejalan dengan penelitian Fernatubun dkk di Batu Kota yang hanya menemukan gingivitis pada pengguna GTSL. Selain itu, ditemukan pula kasus denture stomatitis pada tiga orang (6,6%) subjek. Penyebabnya diduga karena pemakaian GTSL terus-menerus saat tidur dan kurangnya kebersihan rongga mulut dan GTSL. Hasil ini sejalan dengan penelitian Watuna dkk di Panti Werda Kabupaten Minahasa tahun 2015 yang menemukan prevalensi denture stomatitis sebesar 50%. Perbedaan angka ini mungkin disebabkan oleh perbedaan populasi dan metodologi penelitian. Data kedalaman poket juga diukur, dengan rata-rata sekitar 3-3,7 mm pada penggunaan 3-6 bulan hingga 13-24 bulan, menunjukkan kondisi yang relatif baik, meskipun ada beberapa kasus dengan kedalaman poket yang lebih signifikan.

IV.Kesimpulan dan Implikasi Pentingnya Kebersihan dan Pencegahan Penyakit Periodontal

Penelitian ini menunjukkan hubungan antara penggunaan GTSL, kebiasaan kebersihan, dan kondisi periodontal. Pemakaian GTSL sepanjang waktu, terutama saat tidur, meningkatkan risiko inflamasi gingiva dan penyakit periodontal. Pentingnya edukasi dan perawatan yang baik untuk menjaga kebersihan mulut dan GTSL ditekankan untuk mencegah perkembangan penyakit periodontal dan komplikasi lainnya. Data menunjukkan bahwa edukasi yang baik, seperti yang mungkin diberikan oleh mahasiswa co-ass di FKG USU, dapat berpengaruh positif pada kebersihan mulut pengguna GTSL.

1. Hubungan Kebersihan Frekuensi Penggunaan dan Kondisi Periodontal

Kesimpulan utama penelitian ini menekankan pentingnya kebersihan dan perawatan gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) dalam mencegah penyakit periodontal. Hasil menunjukkan bahwa meskipun banyak subjek dengan kondisi periodontal normal, terdapat pula kasus gingivitis ringan dan penyakit periodontal destruktif tahap awal, terutama pada mereka yang menggunakan GTSL sepanjang waktu, termasuk saat tidur. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan dan iritasi konstan pada jaringan periodontal menyebabkan inflamasi yang berkelanjutan dan berpotensi berkembang menjadi penyakit periodontal. Frekuensi pembersihan GTSL juga berpengaruh; pembersihan dua kali sehari atau lebih menunjukkan kondisi periodontal yang lebih baik. Studi ini juga membandingkan temuan dengan penelitian lain, mencatat perbedaan prevalensi Oral Hygiene Index (OHI-S) yang buruk di tempat lain, mungkin disebabkan oleh perbedaan edukasi kebersihan di Instalasi Prostodonsia FKG USU. Kesimpulannya, pemeliharaan kebersihan yang optimal dan kebiasaan penggunaan GTSL yang tepat sangat krusial dalam menjaga kesehatan periodontal jangka panjang.

2. Implikasi bagi Praktik Kedokteran Gigi dan Edukasi Kesehatan

Hasil penelitian ini memiliki implikasi penting bagi praktik kedokteran gigi dan edukasi kesehatan. Temuan mengenai hubungan antara penggunaan GTSL, terutama penggunaan sepanjang waktu, dan peningkatan risiko gingivitis dan penyakit periodontal, menunjukkan perlunya edukasi yang intensif kepada pasien mengenai pentingnya kebersihan gigi dan GTSL. Edukasi tersebut perlu mencakup teknik pembersihan yang tepat dan pentingnya menghindari penggunaan GTSL saat tidur jika memungkinkan. Perbedaan dalam hasil OHI-S antara penelitian ini dan studi lain menunjukkan efek positif dari edukasi dan bimbingan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, seperti mahasiswa co-ass di FKG USU. Oleh karena itu, peningkatan akses dan kualitas edukasi kesehatan gigi merupakan langkah penting dalam pencegahan penyakit periodontal pada pengguna GTSL. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk mengeksplorasi faktor-faktor lain yang mungkin berkontribusi terhadap kondisi periodontal pengguna GTSL, seperti desain GTSL, jenis material, dan faktor-faktor individu lainnya.