Gambaran Konsep Diri Klien Hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan

Gambaran Konsep Diri Klien Hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan

Informasi dokumen

Penulis

Gita Apriani Br. Tarigan

Sekolah

Universitas Sumatera Utara

Jurusan Keperawatan
Tempat Medan
Jenis dokumen Skripsi
Bahasa Indonesian
Format | PDF
Ukuran 15.28 MB
  • Konsep Diri
  • Hemodialisa
  • Keperawatan

Ringkasan

I.Latar Belakang Penelitian Background of the Research

Penelitian ini menyelidiki konsep diri pasien hemodialisis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Pirngadi Medan. Hemodialisis, meskipun memperpanjang usia, tidak mengembalikan fungsi ginjal sepenuhnya dan menimbulkan berbagai masalah psikososial, termasuk dampak pada konsep diri pasien. Penelitian ini penting karena memahami konsep diri pasien hemodialisis membantu perawat memberikan asuhan yang optimal dan intervensi koping yang efektif.

1. Masalah Hemodialisis dan Dampaknya pada Konsep Diri

Latar belakang penelitian ini didasari oleh kenyataan bahwa hemodialisis, meskipun mampu memperpanjang usia pasien gagal ginjal, tidak mampu mengembalikan fungsi ginjal sepenuhnya. Kondisi ini menyebabkan pasien mengalami berbagai masalah akibat terganggunya fungsi ginjal. Lebih lanjut, pasien hemodialisis seringkali mengalami perubahan psikososial yang berdampak signifikan pada konsep diri mereka dalam kehidupan sehari-hari. Ketidakmampuan ginjal untuk menjalankan fungsinya secara optimal memicu berbagai komplikasi kesehatan dan tantangan psikososial yang kompleks, mempengaruhi kualitas hidup dan persepsi diri pasien. Oleh karena itu, penelitian ini sangat relevan untuk mengungkap gambaran konsep diri pasien hemodialisis, sebagai landasan untuk memberikan asuhan keperawatan yang lebih komprehensif dan terarah.

2. Pentingnya Memahami Konsep Diri Pasien Hemodialisis

Pemahaman yang mendalam tentang konsep diri pasien hemodialisis sangat krusial bagi tenaga kesehatan, khususnya perawat. Konsep diri, yang meliputi gambaran diri, ideal diri, identitas diri, peran diri, dan harga diri, merupakan faktor penting dalam menentukan adaptasi dan kesejahteraan pasien. Gangguan pada salah satu atau beberapa komponen konsep diri dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik pasien, mempengaruhi kualitas hidup, dan kemampuan mereka untuk mengatasi tantangan yang dihadapi dalam menjalani hemodialisis jangka panjang. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran lengkap konsep diri pasien hemodialisis, yang meliputi semua aspek tersebut, untuk kemudian dapat dikembangkan intervensi keperawatan yang tepat sasaran dan holistik.

3. Ruang Lingkup dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada penggambaran konsep diri pasien hemodialisis di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif untuk mengidentifikasi gambaran menyeluruh konsep diri pasien, yang meliputi lima komponen utama. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan dipilih sebagai lokasi penelitian karena merupakan rumah sakit rujukan dengan fasilitas hemodialisis yang lengkap dan jumlah pasien hemodialisis yang cukup banyak, sehingga memudahkan dalam pengambilan sampel yang representatif. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang konsep diri pasien hemodialisis di rumah sakit tersebut, guna memberikan informasi dasar untuk perencanaan dan implementasi asuhan keperawatan yang lebih efektif dan berfokus pada peningkatan kualitas hidup pasien.

II.Metode Penelitian Research Methods

Penelitian deskriptif ini menggunakan purposive sampling dengan 57 responden pasien hemodialisis di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang telah diuji reliabilitasnya (reliabilitas > 0.70). Penelitian berlangsung dari 30 September hingga 30 Oktober 2013. Data dianalisis untuk mengidentifikasi gambaran konsep diri pasien, mencakup komponen gambaran diri, ideal diri, identitas diri, peran diri, dan harga diri.

1. Desain Penelitian dan Populasi

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif untuk mengidentifikasi gambaran konsep diri pada klien yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Pirngadi Medan. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 57 orang. Pemilihan RSUD Dr. Pirngadi Medan didasarkan pada ketersediaan fasilitas hemodialisis yang lengkap dan jumlah pasien hemodialisis yang cukup banyak, sehingga memungkinkan peneliti untuk memperoleh sampel yang sesuai dengan kriteria penelitian. Penelitian dilakukan pada periode waktu tertentu, yaitu antara tanggal 30 September sampai dengan 30 Oktober 2013. Dengan demikian, penelitian ini memberikan fokus yang spesifik pada populasi dan periode waktu tertentu untuk mendapatkan data yang relevan dan akurat.

2. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui lembar kuesioner. Kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner tertutup (closed-ended) dengan tipe Dichotomous Choice, yang menyajikan dua pilihan jawaban untuk setiap pertanyaan. Hal ini memudahkan responden dalam menjawab pertanyaan dan mempercepat proses pengumpulan data. Kuesioner tersebut disusun sendiri oleh peneliti dengan mengacu pada konsep dan tinjauan pustaka yang relevan. Sebelum digunakan, kuesioner diuji reliabilitasnya untuk memastikan kehandalan dan konsistensi alat ukur tersebut. Uji reliabilitas dilakukan pada 15 responden dengan kriteria yang sama dengan sampel penelitian, dengan nilai reliabilitas yang diharapkan di atas 0,70. Proses pengisian kuesioner dilakukan melalui wawancara untuk menghindari kesalahpahaman dan memastikan kelengkapan data. Peneliti juga memastikan kenyamanan responden selama proses pengisian kuesioner.

3. Prosedur Pengambilan Data dan Informed Consent

Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti meminta persetujuan dari setiap responden melalui penandatanganan surat persetujuan (informed consent). Hal ini penting untuk menghormati hak dan privasi responden serta memastikan partisipasi mereka secara sukarela. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mewawancarai responden dan membantu mereka mengisi lembar kuesioner. Proses wawancara dilakukan dengan hati-hati, memastikan tidak mengganggu responden yang sedang menjalani hemodialisis dan menjaga suasana tetap tenang. Peneliti memastikan kelengkapan data yang diperoleh dan melakukan wawancara ulang jika terdapat data yang kurang lengkap. Dengan demikian, proses pengumpulan data dilakukan secara etis dan terstruktur untuk menghasilkan data yang akurat dan andal.

III.Hasil Penelitian Research Results

Hasil menunjukkan 33 responden (57,9%) memiliki konsep diri positif. Analisis lebih lanjut terhadap lima komponen konsep diri menunjukkan persentase yang bervariasi, misalnya: gambaran diri positif (54,4%), ideal diri realistis (75,4%), identitas diri jelas (68,4%), peran diri tidak memuaskan (61,4%), dan harga diri tinggi (73,7%). Sebanyak 24 responden (42,1%) memiliki konsep diri negatif. Faktor-faktor seperti lama menjalani hemodialisis, dukungan keluarga, dan usia, berpengaruh signifikan terhadap konsep diri pasien. RSUD Dr. Pirngadi Medan, sebagai rumah sakit rujukan, memiliki banyak pasien hemodialisis, memungkinkan penelitian ini mendapatkan sampel yang representatif.

1. Gambaran Umum Konsep Diri Pasien Hemodialisis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 57 responden pasien hemodialisis di RSUD Dr. Pirngadi Medan, sebanyak 33 orang (57,9%) memiliki konsep diri positif. Temuan ini menunjukkan proporsi yang cukup besar dari pasien yang mampu mempertahankan pandangan positif tentang diri mereka meskipun menjalani terapi hemodialisis yang berat dan berkepanjangan. Namun, perlu diperhatikan bahwa masih terdapat 24 responden (42,1%) yang memiliki konsep diri negatif, yang memerlukan perhatian dan penanganan khusus dari tenaga medis. Temuan ini menyoroti pentingnya intervensi untuk mendukung dan meningkatkan konsep diri pada pasien hemodialisis, baik yang memiliki konsep diri positif maupun negatif, agar mereka mampu beradaptasi dengan kondisi kesehatan mereka dan meningkatkan kualitas hidup.

2. Analisis Komponen Konsep Diri

Penelitian ini juga menganalisis lima komponen utama konsep diri, yaitu gambaran diri, ideal diri, identitas diri, peran diri, dan harga diri. Hasil menunjukkan variasi persentase pada masing-masing komponen. Contohnya, sebanyak 31 responden (54,4%) memiliki gambaran diri positif, sementara 43 responden (75,4%) memiliki ideal diri yang realistis. Sebanyak 39 responden (68,4%) memiliki identitas diri yang jelas, sedangkan peran diri yang memuaskan hanya ditemukan pada 22 responden (38,6%), sisanya 35 responden (61,4%) merasa peran dirinya tidak memuaskan. Terakhir, 42 responden (73,7%) menunjukkan harga diri yang tinggi. Variasi persentase ini menunjukkan kompleksitas konsep diri dan perlunya pendekatan yang holistik dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien hemodialisis.

3. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri

Hasil penelitian mengindikasikan beberapa faktor yang mempengaruhi konsep diri pasien hemodialisis. Lama menjalani hemodialisis tampak berpengaruh, dengan pasien yang menjalani terapi lebih dari 2 tahun cenderung memiliki mekanisme koping yang lebih adaptif dan konsep diri yang lebih positif. Dukungan keluarga juga menjadi faktor penting, dengan pasien yang mendapatkan dukungan lebih besar cenderung memiliki konsep diri yang lebih positif. Usia juga menjadi pertimbangan, dengan mayoritas responden berusia 41-60 tahun (71,9%). Temuan ini menunjukkan pentingnya intervensi yang mempertimbangkan faktor-faktor individual ini dalam upaya meningkatkan konsep diri dan kualitas hidup pasien hemodialisis. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa faktor-faktor lain seperti dukungan sosial, persepsi diri, dan faktor psikososial lain juga perlu dipertimbangkan dalam upaya pemahaman yang lebih mendalam.

IV.Kesimpulan dan Rekomendasi Conclusion and Recommendations

Penelitian ini menyimpulkan bahwa sebagian besar pasien hemodialisis di RSUD Dr. Pirngadi Medan memiliki konsep diri positif, namun proporsi yang signifikan juga mengalami konsep diri negatif. Diperlukan pendidikan kesehatan bagi pasien dengan konsep diri positif untuk mempertahankan atau meningkatkannya, sedangkan pasien dengan konsep diri negatif membutuhkan asuhan keperawatan optimal dan bimbingan koping yang konstruktif. Hasil penelitian ini memberikan informasi berharga bagi pendidikan keperawatan untuk meningkatkan kualitas asuhan terhadap pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis.

1. Kesimpulan Utama Mengenai Konsep Diri Pasien Hemodialisis

Kesimpulan utama dari penelitian ini adalah bahwa mayoritas (57,9%) pasien hemodialisis di RSUD Dr. Pirngadi Medan memiliki konsep diri yang positif. Meskipun demikian, proporsi yang signifikan (42,1%) juga menunjukkan konsep diri negatif. Hal ini menunjukkan adanya dua kelompok pasien dengan karakteristik konsep diri yang berbeda. Temuan ini menekankan pentingnya pendekatan yang terdiferensiasi dalam memberikan asuhan keperawatan, dengan mempertimbangkan perbedaan individual dalam pengalaman dan persepsi pasien terhadap penyakit dan terapi hemodialisis. Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih rinci tentang kompleksitas konsep diri pada pasien hemodialisis, yang bermanfaat untuk menyusun strategi intervensi yang lebih efektif.

2. Rekomendasi untuk Perawat dan Pendidikan Keperawatan

Berdasarkan hasil penelitian, direkomendasikan agar perawat memberikan pendidikan kesehatan yang terfokus pada peningkatan dan pemeliharaan konsep diri positif pada pasien hemodialisis. Pendidikan kesehatan ini harus dirancang untuk membantu pasien mengembangkan mekanisme koping yang adaptif, sehingga mereka mampu menghadapi tantangan fisik dan psikologis yang ditimbulkan oleh penyakit dan terapi. Bagi pasien dengan konsep diri negatif, perawat perlu memberikan asuhan keperawatan yang optimal dengan pendekatan yang empatik dan komunikasi yang efektif. Asuhan ini perlu diarahkan untuk membantu pasien membangun mekanisme koping yang konstruktif dan meningkatkan rasa percaya diri. Penelitian ini juga memberikan kontribusi penting bagi pendidikan keperawatan dengan memberikan wawasan yang mendalam tentang konsep diri pasien hemodialisis, yang perlu diintegrasikan ke dalam kurikulum dan praktik keperawatan.