Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Ibu dalam Memilih Implan sebagai Alat Kontrasepsi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Ibu dalam Memilih Implan sebagai Alat Kontrasepsi

Informasi dokumen

Penulis

Erni Witasano Br. Lumban Gaol

Sekolah

Universitas Sumatera Utara

Jurusan Keperawatan
Tempat Medan
Jenis dokumen Karya Tulis Ilmiah
Bahasa Indonesian
Format | PDF
Ukuran 9.77 MB
  • kontrasepsi
  • kesehatan reproduksi
  • penelitian

Ringkasan

I.Latar Belakang Rendahnya Minat Penggunaan Implant Kontrasepsi di Indonesia

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih tingginya laju pertumbuhan penduduk di Indonesia. Meskipun alat kontrasepsi jangka panjang seperti implant kontrasepsi menawarkan solusi efektif untuk mengatur jarak kelahiran dan membatasi jumlah anak, minat penggunaannya masih rendah. Di Kota Medan, data tahun 2012 menunjukkan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan implant relatif sedikit dibandingkan metode KB lain. Di Kelurahan Madras Hulu, Kecamatan Medan Polonia, dari 319 PUS, hanya 1 orang yang menggunakan implant kontrasepsi.

1. Permasalahan Pertumbuhan Penduduk di Indonesia

Indonesia, sebagai negara berkembang, menghadapi tantangan besar berupa laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. Untuk mengendalikan hal ini dan mengatur jarak kelahiran, diperlukan metode kontrasepsi yang efektif dan berjangka panjang. Kontrasepsi implant menjadi salah satu pilihan yang dipertimbangkan karena efektifitasnya dalam mencegah kehamilan hingga jangka waktu lima tahun. Namun, kendala masih ada, terlihat dari masih tingginya angka pertumbuhan penduduk dan rendahnya penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang. Data dari berbagai sumber menunjukkan kebutuhan untuk meningkatkan kesadaran dan aksesibilitas akan metode kontrasepsi yang efektif seperti implant.

2. Rendahnya Penggunaan Implant Kontrasepsi di Medan dan Kelurahan Madras Hulu

Data presurvey Badan Pemberdayaan Perempuan Keluarga Berencana (BPPKB) Kota Medan tahun 2012 menunjukkan bahwa dari 330.376 pasangan usia subur (PUS), hanya 5.686 yang menggunakan implant kontrasepsi, jauh lebih sedikit dibandingkan pengguna metode KB lain seperti suntik dan pil. Situasi ini lebih menonjol di Kelurahan Madras Hulu, Kecamatan Medan Polonia. Dari 319 PUS, hanya 1 orang yang menggunakan implant kontrasepsi, sedangkan 229 orang menggunakan metode KB lain, dan 89 orang bukan peserta KB sama sekali. Fakta ini memperkuat urgensi penelitian untuk memahami faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat penggunaan implant kontrasepsi di daerah tersebut.

3. Konsep Keluarga Berencana dan Implant Kontrasepsi

Menurut WHO, Keluarga Berencana (KB) adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri dalam merencanakan jumlah anak dan mengatur jarak kelahiran. Implant kontrasepsi merupakan salah satu metode KB jangka panjang, yaitu alat kontrasepsi yang efektif selama lima tahun. Implant terdiri dari enam batang kecil yang mengandung hormon dan ditanam di bawah kulit. Meskipun memiliki efektivitas tinggi dan keunggulan dalam kenyamanan penggunaan, implant kontrasepsi masih belum menjadi pilihan utama bagi banyak PUS di Indonesia. Hal ini menggarisbawahi pentingnya memahami faktor-faktor sosial, ekonomi, dan budaya yang memengaruhi keputusan PUS dalam memilih metode kontrasepsi.

4. Sejarah dan Kebijakan KB di Indonesia

Perkembangan program KB di Indonesia telah melalui berbagai tahap, dimulai dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) pada tahun 1957 hingga visi Keluarga Berkualitas tahun 2015 yang menekankan pentingnya kesehatan reproduksi dan hak reproduksi perempuan. Kebijakan kependudukan di Indonesia juga terus berkembang, dengan upaya pengendalian kelahiran dan peningkatan kualitas program KB sebagai fokus utama. Namun, terlepas dari berbagai upaya tersebut, tingkat penggunaan implant kontrasepsi masih tergolong rendah, menandakan perlunya strategi yang lebih komprehensif untuk meningkatkan penerimaan dan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang.

II.Tujuan Penelitian Mengidentifikasi Faktor Faktor yang Mempengaruhi Minat Implant Kontrasepsi

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu untuk memilih implant kontrasepsi di Kelurahan Madras Hulu, Kecamatan Medan Polonia pada tahun 2013. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh faktor-faktor seperti sikap terhadap KB, kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, dan akses terhadap informasi mengenai KB implant.

1. Fokus Penelitian Minat Ibu Terhadap Implant Kontrasepsi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu dalam memilih implant sebagai alat kontrasepsi di Kelurahan Madras Hulu, Kecamatan Medan Polonia pada tahun 2013. Penelitian ini secara spesifik ingin memahami mengapa, di tengah adanya program keluarga berencana nasional dan pilihan alat kontrasepsi jangka panjang seperti implant, masih banyak ibu yang enggan menggunakan metode kontrasepsi ini. Pemahaman ini sangat penting untuk merumuskan strategi yang tepat dalam meningkatkan penggunaan implant kontrasepsi dan mencapai tujuan program keluarga berencana nasional.

2. Lingkup Penelitian Kelurahan Madras Hulu Medan Polonia

Penelitian ini membatasi ruang lingkupnya pada Kelurahan Madras Hulu, Kecamatan Medan Polonia. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada permasalahan spesifik di lapangan yang menunjukkan rendahnya angka penggunaan implant kontrasepsi di daerah tersebut. Dengan memfokuskan penelitian pada area geografis yang spesifik, peneliti berharap untuk memperoleh data yang lebih akurat dan terarah dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang relevan. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan rekomendasi yang tepat sasaran untuk meningkatkan minat penggunaan implant kontrasepsi di daerah tersebut dan bahkan dapat menjadi model intervensi untuk daerah lain dengan karakteristik yang serupa.

3. Tahun Penelitian dan Populasi Sampel

Penelitian dilakukan pada tahun 2013 dengan melibatkan 146 pasangan usia subur (PUS) di Kelurahan Madras Hulu sebagai sampel. Responden yang dipilih adalah mereka yang menggunakan alat kontrasepsi selain implant. Pembatasan ini bertujuan untuk memperoleh data yang relevan dengan tujuan penelitian, yaitu memahami faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat terhadap implant kontrasepsi. Dengan jumlah sampel tersebut, diharapkan hasil penelitian dapat memberikan gambaran yang representatif mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat penggunaan implant kontrasepsi di wilayah penelitian.

III.Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik consecutive sampling. Sebanyak 146 PUS di Kelurahan Madras Hulu yang menggunakan alat kontrasepsi selain implant menjadi responden. Data dikumpulkan dan dianalisis untuk mengungkap faktor-faktor yang mempengaruhi minat penggunaan implant kontrasepsi.

1. Jenis Penelitian dan Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif untuk menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya minat penggunaan implant kontrasepsi. Metode pengumpulan data dilakukan dengan teknik consecutive sampling, dimana sampel diambil secara berurutan dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan. Sampel penelitian terdiri dari 146 pasangan usia subur (PUS) di Kelurahan Madras Hulu, Kecamatan Medan Polonia yang saat itu menggunakan alat kontrasepsi selain implant. Teknik consecutive sampling dipilih karena dianggap efektif dalam memperoleh data dari responden yang memenuhi kriteria, memberikan gambaran yang relevan dengan fokus penelitian, dan memungkinkan peneliti untuk menghimpun data secara efisien dalam waktu yang telah ditentukan.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Kelurahan Madras Hulu, Kecamatan Medan Polonia, dengan waktu penelitian berlangsung antara bulan Februari hingga Mei 2013. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada observasi awal yang menunjukkan rendahnya minat penggunaan implant kontrasepsi di daerah tersebut. Periode penelitian yang ditetapkan memungkinkan pengumpulan data yang cukup untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat penggunaan implant kontrasepsi selama periode tersebut, yang selanjutnya akan dianalisis dan digunakan untuk menarik kesimpulan dan merumuskan rekomendasi yang relevan.

IV.Hasil Penelitian Peran Sikap dan Ekonomi dalam Pengaruh Minat Implant Kontrasepsi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (71.9%) memiliki sikap negatif terhadap penggunaan implant kontrasepsi. Sebanyak 47.3% responden memiliki ekonomi rendah. Faktor sikap dan ekonomi terbukti secara signifikan mempengaruhi rendahnya minat penggunaan implant kontrasepsi. Selain itu, tingkat pendidikan dan akses informasi juga berperan. Sumber informasi utama tentang KB adalah tenaga kesehatan (75.3%).

1. Karakteristik Responden

Sebagian besar responden berusia 31-40 tahun (43,8%), memiliki pendidikan terakhir SMA (40,4%), dan termasuk dalam kategori ekonomi rendah (47,3%). Informasi mengenai implant kontrasepsi paling banyak diperoleh dari tenaga kesehatan (75,3%), sementara pengetahuan responden tentang implant tergolong cukup (56,8%). Data demografis ini memberikan gambaran awal mengenai profil responden dan bisa menjadi petunjuk awal dalam menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi minat penggunaan implant kontrasepsi. Proporsi responden dengan ekonomi rendah yang cukup signifikan menunjukkan potensi keterkaitan antara faktor ekonomi dan minat terhadap implant kontrasepsi.

2. Sikap Negatif terhadap Implant Kontrasepsi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden (71,9%) memiliki sikap negatif atau menolak penggunaan implant kontrasepsi. Sikap negatif ini merupakan temuan penting yang menunjukkan adanya hambatan signifikan dalam penerimaan implant sebagai metode kontrasepsi. Temuan ini menjadi fokus utama analisis lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan sikap negatif tersebut, misalnya misinformasi, persepsi negatif mengenai efek samping, atau faktor-faktor sosial budaya lainnya. Pemahaman terhadap sikap negatif ini sangat krusial untuk merumuskan strategi komunikasi dan edukasi yang efektif.

3. Pengaruh Faktor Ekonomi dan Sikap

Penelitian menyimpulkan bahwa faktor sikap dan ekonomi secara signifikan mempengaruhi rendahnya minat penggunaan implant kontrasepsi. Tingginya persentase responden dengan ekonomi rendah yang memiliki sikap negatif terhadap implant menunjukkan adanya korelasi antara kedua faktor tersebut. Kemungkinan, kendala ekonomi membuat akses terhadap informasi dan layanan kesehatan reproduksi, termasuk implant kontrasepsi, menjadi terbatas. Hal ini perlu menjadi perhatian khusus dalam pengembangan program keluarga berencana yang lebih inklusif dan memperhatikan kesenjangan ekonomi. Upaya untuk mengatasi faktor ekonomi dan mengubah persepsi negatif terhadap implant kontrasepsi menjadi kunci untuk meningkatkan minat penggunaannya.

V.Kesimpulan dan Rekomendasi Meningkatkan Promosi dan Akses Implant Kontrasepsi

Penelitian menyimpulkan bahwa sikap negatif dan kendala ekonomi menjadi faktor utama rendahnya minat terhadap implant kontrasepsi. Petugas kesehatan perlu meningkatkan penyuluhan dan konseling yang tepat dan akurat mengenai implant kontrasepsi kepada PUS. Kerja sama dengan BKKBN sangat penting untuk mencapai target MDGs 2015 dalam menekan laju pertumbuhan penduduk melalui promosi alat kontrasepsi jangka panjang yang efektif, seperti implant kontrasepsi.

1. Kesimpulan Utama Peran Sikap dan Ekonomi

Kesimpulan utama dari penelitian ini adalah bahwa faktor sikap dan ekonomi sangat memengaruhi rendahnya minat ibu untuk memilih implant sebagai alat kontrasepsi. Sikap negatif yang dominan di kalangan responden, dikombinasikan dengan kendala ekonomi, menjadi penghalang utama adopsi metode kontrasepsi jangka panjang ini. Temuan ini menunjukkan perlunya strategi yang terintegrasi untuk mengatasi kedua faktor tersebut guna meningkatkan penggunaan implant kontrasepsi dan mendukung program keluarga berencana nasional. Kesimpulan ini juga menegaskan pentingnya memahami konteks sosial ekonomi dalam mendorong penerimaan metode kontrasepsi modern.

2. Rekomendasi untuk Petugas Kesehatan

Penelitian merekomendasikan agar petugas kesehatan meningkatkan kualitas penyampaian informasi, penyuluhan, dan konseling kepada pasangan usia subur mengenai implant kontrasepsi. Informasi yang diberikan harus akurat, jelas, dan mudah dipahami. Konseling yang efektif dapat membantu mengatasi miskonsepsi dan kekhawatiran mengenai implant, sehingga meningkatkan kepercayaan dan minat untuk menggunakannya. Petugas kesehatan juga perlu diberikan pelatihan yang memadai tentang cara memberikan konseling yang efektif dan mampu menjawab pertanyaan serta kekhawatiran para klien. Hal ini sangat penting untuk mengubah persepsi negatif yang selama ini berkembang di masyarakat.

3. Rekomendasi Kerja Sama dengan BKKBN dan Pencapaian MDGs

Penelitian menekankan pentingnya kerja sama antara petugas kesehatan dengan BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) untuk mencapai target Millennium Development Goals (MDGs) 2015 dalam menekan jumlah penduduk. Kerja sama ini penting untuk memastikan penyebaran informasi dan akses terhadap implant kontrasepsi yang merata dan efektif. BKKBN dapat berperan dalam menyediakan pelatihan bagi petugas kesehatan, menyediakan alat kontrasepsi, dan mendukung kampanye edukasi publik yang komprehensif. Melalui kerja sama yang sinergis, diharapkan program keluarga berencana di Indonesia dapat lebih efektif dalam mencapai tujuannya, termasuk meningkatkan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang seperti implant kontrasepsi.