Desain Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

Desain Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

Informasi dokumen

Penulis

Mairil Chinintia Sani

Sekolah

Universitas Sumatera Utara

Jurusan Studi Perpustakaan dan Informasi
Tempat Medan
Jenis dokumen Skripsi
Bahasa Indonesian
Format | PDF
Ukuran 5.86 MB
  • Arsitektur Informasi
  • Situs Web Perpustakaan
  • Studi Perpustakaan dan Informasi

Ringkasan

I.Latar Belakang Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan Universitas Sumatera Utara USU

Skripsi ini meneliti desain arsitektur informasi situs web Perpustakaan USU, yang telah beroperasi sejak 1997 dan mengalami 8 kali perubahan. Arsitektur informasi yang ada saat ini dinilai sederhana, dengan hanya tiga menu utama (Home, About Us, Web Links), tidak mampu menampilkan semua produk dan layanan perpustakaan secara optimal, sehingga menyulitkan pengguna dalam pencarian informasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain ulang arsitektur informasi situs web Perpustakaan USU agar lebih efektif dan user-friendly.

1. Perkembangan Informasi dan Peran Situs Web Perpustakaan

Bagian ini menjelaskan konteks perkembangan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengakibatkan meluasnya informasi dan meningkatnya kebutuhan akan akses informasi yang relevan. Situs web perpustakaan dijabarkan sebagai solusi untuk mengatasi kesulitan dalam pencarian informasi yang relevan, dengan fungsinya sebagai penunjuk arah online yang mempublikasikan produk dan layanan perpustakaan secara luas, termasuk akses ke berbagai sumber elektronik. Dengan demikian, situs web perpustakaan menjadi penting untuk menyebarkan informasi dan melayani kebutuhan pengguna (user).

2. Situs Web Perpustakaan Universitas Sumatera Utara USU Sejarah dan Kondisi Saat Ini

Fokus utama beralih ke situs web Perpustakaan USU yang telah beroperasi online sejak tahun 1997 dan telah mengalami delapan kali perubahan. Meskipun dapat diakses oleh sivitas akademika dan masyarakat luas, arsitektur informasi situs web Perpustakaan USU dinilai masih sederhana. Hal ini terlihat dari peta situs (sitemap) yang hanya terdiri dari dua tingkat dan tiga menu utama: Home, About Us, dan Web Links. Struktur ini dianggap tidak memadai untuk mewakili seluruh informasi dan layanan yang ditawarkan oleh perpustakaan. Sitemap yang ada juga dinilai kurang efektif dalam memandu pencarian produk dan layanan karena kurangnya navigasi yang jelas.

3. Masalah dan Rumusan Masalah Penelitian

Ditegaskan bahwa sitemap Perpustakaan USU yang sederhana dan tiga menu utamanya tidak mampu merepresentasikan seluruh informasi dan layanan perpustakaan. Kurangnya navigasi yang baik pada sitemap juga menjadi kendala. Berdasarkan kekurangan tersebut, dan dengan memperhatikan prinsip-prinsip arsitektur informasi yang baik, penelitian ini dirumuskan untuk meneliti lebih dalam arsitektur informasi situs web Perpustakaan USU dan mendesain ulang arsitektur informasi yang lebih efektif dan mampu melayani kebutuhan pengguna dengan lebih baik. Penelitian ini diangkat dengan judul “Desain Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan Universitas Sumatera Utara”.

II.Tinjauan Pustaka Prinsip prinsip Arsitektur Informasi dan Studi Kasus

Bagian ini membahas definisi dan prinsip-prinsip arsitektur informasi (IA), menekankan pentingnya navigasi situs web yang intuitif dan struktur informasi yang terorganisir. Dirujuk beberapa studi kasus, termasuk penelitian pada situs web Perpustakaan Georgia Tech dan Dalhousie University, yang menunjukkan bagaimana desain arsitektur informasi yang baik dapat meningkatkan pengalaman pengguna dan akses informasi. Studi-studi ini menekankan pentingnya mempertimbangkan strategi pengguna dalam mendesain sistem informasi perpustakaan yang efektif.

1. Definisi dan Prinsip Arsitektur Informasi

Bagian ini mendefinisikan arsitektur informasi (IA) sebagai rancangan struktur informasi yang berfokus pada struktur itu sendiri dan antarmuka pengguna (user interface). IA bertujuan untuk memahami keinginan pengguna terkait konten dan fungsi struktur informasi, serta memastikan konten dan fungsionalitas didukung oleh struktur tersebut. Perkembangan World Wide Web pada tahun 1990-an mendorong penyebaran luas istilah IA karena meningkatnya kebutuhan informasi masyarakat. Peran arsitek informasi dijelaskan sebagai seseorang yang mengatur pola data menjadi bentuk yang mudah dipahami, menciptakan struktur yang memudahkan pencarian informasi, dan menangani kebutuhan informasi zaman sekarang. Dua definisi IA utama disajikan: kombinasi organisasi, pelabelan, dan skema navigasi dalam sistem informasi; dan desain struktur ruang informasi untuk memfasilitasi penyelesaian tugas dan akses intuitif terhadap konten. Referensi ke Brown (2010) dan Spencer (2010) memberikan perspektif tambahan tentang IA.

2. Prinsip prinsip Arsitektur Informasi Menurut Dan Brown

Delapan prinsip arsitektur informasi menurut Dan Brown (2010) dijelaskan, menekankan pentingnya memberikan pilihan yang sedikit tetapi relevan (principle of choice), kemudahan akses informasi (principle of disclosure), pengelompokan konten secara sistematis (principle of exemplars), beberapa cara klasifikasi untuk mengakses konten (principle of multiple classification), kemungkinan akses langsung ke halaman tertentu tanpa melalui halaman utama (principle of front doors), dan konsep pertumbuhan konten yang berkelanjutan (principle of growth). Penjelasan rinci diberikan untuk masing-masing prinsip, menunjukkan bagaimana prinsip-prinsip ini dapat diterapkan dalam perancangan situs web untuk memastikan pengalaman pengguna yang optimal dan memudahkan pencarian informasi.

3. Studi Kasus Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan

Disajikan beberapa studi kasus tentang arsitektur informasi situs web perpustakaan. Penelitian oleh Maloney dan Bracke (2004) menunjukkan bagaimana situs web perpustakaan menyediakan platform untuk mengakses konten dan layanan melalui antarmuka pengguna yang umum. Studi lain oleh Heather Jeffcoat King dan Catherine M. Jannik (2005) pada situs web Perpustakaan Georgia Tech menekankan pentingnya desain navigasi yang jelas untuk membantu pengguna dalam pencarian informasi. Mereka merekomendasikan desain IA baru yang lebih relevan bagi pengguna. Penelitian Shelley dkk (1999) pada Dalhousie University’s Web Site menganalisis strategi pengguna dalam mencari informasi, yaitu mencocokkan konsep di balik label, proses eliminasi, dan coba-coba. Berdasarkan temuan tersebut, Shelley merekomendasikan IA baru yang lebih efektif. Studi-studi kasus ini memberikan contoh bagaimana analisis kebutuhan pengguna dan desain navigasi yang tepat dapat meningkatkan kualitas arsitektur informasi situs web perpustakaan.

III.Kerangka dan Model Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan

Penelitian ini mengkaji kerangka arsitektur informasi situs web perpustakaan, termasuk struktur koordinasi (organisasi, navigasi, pelabelan) dan elemen layanan. Diperkenalkan model-model arsitektur informasi yang relevan, menunjukkan bagaimana struktur yang baik dapat memudahkan pengguna menemukan informasi seperti e-jurnal dan database perpustakaan. Model-model ini menekankan pentingnya peta situs yang komprehensif.

1. Kerangka Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan

Bagian ini membahas kerangka arsitektur informasi (IA) untuk situs web perpustakaan menurut Maloney dan Bracke (2004). Mereka mengusulkan kerangka kerja yang terdiri dari dua komponen utama yang saling terhubung: struktur koordinasi dan elemen layanan. Struktur koordinasi mencakup tiga elemen penting: organisasi (pengelompokan logis konten dan layanan), struktur navigasi (hubungan antar konten dan elemen layanan), dan pelabelan (rambu-rambu komunikasi). Elemen layanan meliputi berbagai aspek seperti koleksi digital, database, jurnal, dan link edukasi. Maloney dan Bracke menekankan bahwa sistem arsitektur perpustakaan tidak hanya mencakup sistem yang ada, tetapi juga sarana dan prasarana, sistem individu, akses data, dan mekanisme penyimpanan. Disebutkan bahwa situs web perpustakaan pada umumnya hanya menampilkan menu koleksi dan layanan, yang merupakan IA yang sangat sederhana. Pentingnya desain yang sesuai dengan perspektif pengguna untuk kenyamanan penelusuran informasi juga ditekankan.

2. Model Arsitektur Informasi Situs Web Perpustakaan Studi Kasus Duncan

Bagian ini membahas model arsitektur informasi yang direkomendasikan oleh Duncan (2008) berdasarkan penelitian pada situs web Perpustakaan Utah State University. Duncan mengajukan dua model: model pertama dengan empat menu utama, dan model kedua dengan tujuh menu utama yang lebih spesifik, termasuk 'finding', 'getting', 'about', 'services', 'support', 'help with research process', dan 'help using the library'. Model kedua menambahkan tiga menu pendukung untuk spesifikasi yang lebih detail. Model-model ini memberikan contoh bagaimana struktur menu yang lebih kompleks dan spesifik dapat meningkatkan navigasi dan pencarian informasi. Hal ini sejalan dengan kebutuhan untuk memberikan lebih banyak pilihan akses dan klasifikasi yang berbeda kepada pengguna. Pentingnya adanya mekanisme alternatif akses informasi, jika pencarian utama melalui mesin pencari atau menu kategori gagal, juga diangkat sebagai poin penting.

IV.Metodologi Penelitian dan Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan analisis isi (content analysis) untuk menganalisis arsitektur informasi situs web Perpustakaan USU. Data dikumpulkan melalui observasi langsung situs web dan studi pustaka. Analisis meliputi perbandingan istilah dan komponen arsitektur informasi yang ada dengan yang direkomendasikan, dengan tujuan untuk meningkatkan pencarian informasi dan pengalaman pengguna.

1. Jenis Penelitian dan Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yang bertujuan mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan sebagaimana adanya. Metode analisis yang digunakan adalah analisis isi (content analysis), yang sesuai untuk meneliti data berupa teks, gambar, simbol, dan sebagainya. Pengumpulan data dilakukan melalui dua cara: observasi, yaitu mengamati langsung arsitektur informasi pada situs web Perpustakaan Universitas Sumatera Utara; dan studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data dari berbagai sumber pustaka seperti buku, jurnal, artikel, dan internet, yang berkaitan dengan masalah penelitian. Analisis data membandingkan arsitektur informasi situs web Perpustakaan USU yang ada dengan yang direkomendasikan, untuk mengidentifikasi perbedaan dan potensi perbaikan.

2. Analisis Perkembangan Situs Web Perpustakaan USU

Dilakukan analisis terhadap perkembangan tampilan situs web Perpustakaan USU sejak pertama kali dipublikasikan secara online tahun 1997 hingga saat ini. Perubahan tampilan situs web Perpustakaan USU dari waktu ke waktu diamati dan dideskripsikan. Perubahan signifikan dalam arsitektur informasi situs web Perpustakaan USU dari tahun ke tahun diidentifikasi. Sebagai contoh, dijelaskan perbedaan tampilan antarmuka situs web Perpustakaan USU pada versi awal dan versi selanjutnya, serta perkembangan arsitektur informasi yang ada pada situs web tersebut dari tahun 2002, dimana terlihat adanya pembagian menjadi beberapa menu seperti online services, electronic services, support services, dan web stuff. Ditegaskan pula bahwa tampilan situs web Perpustakaan USU dari tahun 2013 hingga saat ini tidak mengalami perubahan signifikan, hanya pada bagian berita yang terus diperbarui.

3. Analisis dan Penentuan Komponen Arsitektur Informasi Baru

Analisis data difokuskan pada perbandingan istilah dan komponen arsitektur informasi situs web Perpustakaan USU yang lama dengan yang baru. Tujuannya adalah untuk memperbarui komponen arsitektur yang lama agar sesuai dengan kondisi terkini dan praktik terbaik yang telah diterapkan di beberapa situs web perpustakaan lain. Proses ini mencakup penentuan komponen indikator arsitektur informasi situs web perpustakaan yang baru, dengan mempertimbangkan istilah-istilah baru yang relevan yang digunakan di situs web perpustakaan lain. Bagian ini juga mencakup penggambaran peta situs baru untuk situs web perpustakaan, untuk mempermudah visualisasi struktur arsitektur informasi. Desain homepage baru yang direkomendasikan bertujuan untuk memberikan jalur yang jelas bagi pengguna dalam menemukan semua informasi yang ditawarkan oleh perpustakaan, dengan memberikan akses mudah ke alat bantu pencarian seperti research guide dan quick links, serta fitur tambahan 'Ulasan Artikel' dan 'Link Cepat'.

V.Kesimpulan dan Saran Peningkatan Arsitektur Informasi Perpustakaan USU

Kesimpulan penelitian menyoroti kelemahan arsitektur informasi situs web Perpustakaan USU yang ada dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan. Saran diberikan untuk menyesuaikan istilah dan menu agar lebih user-friendly, menambahkan fitur-fitur yang relevan seperti 'ulasan artikel' dan 'link cepat' untuk meningkatkan aksesibilitas informasi seperti e-jurnal dan database perpustakaan. Disarankan juga penggunaan bahasa Indonesia secara konsisten pada situs web untuk meningkatkan pemahaman pengguna. Penelitian ini berkontribusi pada pengembangan desain arsitektur informasi yang lebih baik untuk sistem informasi perpustakaan di Universitas Sumatera Utara (USU).

1. Kesimpulan Penelitian

Kesimpulan penelitian menyoroti kesederhanaan arsitektur informasi situs web Perpustakaan USU yang saat ini ada, terlihat dari hanya tiga menu utama dan struktur sitemap yang terbatas. Hal ini mengakibatkan produk dan layanan perpustakaan tidak tergambar dengan jelas, dan navigasi yang kurang memadai menyulitkan pengguna dalam menemukan informasi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa arsitektur informasi yang sederhana tersebut tidak optimal dalam memenuhi kebutuhan pengguna. Oleh karena itu, diperlukan desain ulang arsitektur informasi untuk meningkatkan efektivitas dan kemudahan akses bagi pengguna. Kesimpulan ini didasarkan pada analisis data yang telah dilakukan melalui metode deskriptif dan analisis isi (content analysis), yang melibatkan observasi langsung situs web dan studi pustaka.

2. Saran untuk Peningkatan Arsitektur Informasi Perpustakaan USU

Beberapa saran diajukan untuk meningkatkan arsitektur informasi situs web Perpustakaan USU. Pertama, disarankan agar situs web menggunakan Bahasa Indonesia secara keseluruhan untuk memudahkan pemahaman pengguna, meskipun saat ini penerjemahan situs web sudah dimungkinkan. Kedua, penelitian ini merekomendasikan penambahan menu dan fitur-fitur yang lebih komprehensif agar semua produk dan layanan perpustakaan dapat ditampilkan dengan jelas dan mudah diakses. Fitur yang diusulkan antara lain halaman 'Ulasan Artikel' untuk memberikan ringkasan singkat artikel, serta 'Link Cepat' untuk akses mudah ke informasi umum yang sering dicari pengguna, seperti daftar e-jurnal, artikel, database, buku baru, dokumen pemerintah, informasi kuliah jarak jauh, dan layanan antar perpustakaan. Rekomendasi ini bertujuan untuk menciptakan pengalaman pengguna yang lebih baik dan meningkatkan efektivitas situs web perpustakaan dalam menyediakan informasi dan layanan.

Referensi dokumen

  • The Role Information Architecture in Designing A Third Generation Library Website (Jennifer Duncan; Wendy Holliday)