
Dampak Wabah Bakteri E. Coli di Uni Eropa dan Tindak Lanjut Kebijakan Kesehatan
Informasi dokumen
Jurusan | Hubungan Internasional atau Ilmu Politik |
Jenis dokumen | Esai atau Makalah |
Bahasa | Indonesian |
Format | |
Ukuran | 284.39 KB |
- Uni Eropa
- Kesehatan Masyarakat
- Bakteri E. Coli
Ringkasan
I.Latar Belakang Wabah Escherichia coli di Uni Eropa 2011
Skripsi ini meneliti peran Komisi Kesehatan Uni Eropa dalam menangani wabah Escherichia coli (E. coli) yang terjadi di Eropa pada tahun 2011. Wabah yang bermula di Jerman ini menyebar ke beberapa negara anggota Uni Eropa, termasuk Austria, Republik Ceko, Denmark, Prancis, Belanda, Norwegia, Polandia, Spanyol, Swiss, dan Inggris, bahkan mencapai Amerika. Sumber wabah diidentifikasi sebagai kecambah (tauge) dari Jerman. Wabah ini mengakibatkan puluhan kematian dan dampak ekonomi signifikan, termasuk larangan impor sayuran dari beberapa negara Eropa oleh Rusia. Studi ini menganalisis respon Uni Eropa melalui lensa Human Security dan Integrasi Eropa, menekankan perlindungan individu sebagai prioritas utama.
1. Munculnya Wabah Escherichia coli di Eropa
Bagian ini menjelaskan tentang wabah Escherichia coli (E. coli) di Eropa pada tahun 2011 sebagai latar belakang penelitian. Disebutkan bahwa awalnya Uni Eropa fokus pada kerjasama ekonomi, namun seiring waktu, kerjasama meluas ke bidang politik, pertahanan, keamanan, lingkungan, dan kesehatan. Wabah E. coli yang terjadi menjadi fokus penelitian karena dampaknya yang meluas, tidak hanya pada kesehatan masyarakat tetapi juga pada ekonomi beberapa negara anggota Uni Eropa. Dokumen ini mencatat bahwa wabah tersebut dimulai di Jerman pada awal Mei hingga 11 Juni 2011, menyebabkan puluhan orang sakit dan meninggal. Penyebarannya cepat dan melampaui batas negara, hingga ke negara-negara lain di Eropa seperti Austria, Republik Ceko, Denmark, Prancis, Belanda, Norwegia, Polandia, Spanyol, Swiss, dan Inggris, bahkan sampai ke Amerika. Kejadian ini menimbulkan keresahan global dan menjadi ancaman serius bagi keamanan manusia.
2. Identifikasi Sumber dan Dampak Wabah E. coli
Sumber wabah Escherichia coli pada tahun 2011 diidentifikasi sebagai kecambah atau tauge yang berasal dari Jerman. Bakteri E. coli ini menyebabkan diare, kram perut parah, demam, dan bahkan kematian. Beberapa strain E. coli tertentu dapat menyebabkan sindrom yang menyerang ginjal dan sistem saraf. Wabah ini tidak hanya berdampak pada kesehatan manusia dan menimbulkan korban jiwa, tetapi juga menimbulkan dampak ekonomi yang signifikan di beberapa negara Uni Eropa. Sebagai contoh, Rusia sempat melarang impor sayuran dari Jerman, Spanyol, Belanda, dan Denmark karena kekhawatiran kontaminasi. Jerman sempat menuduh mentimun dari Spanyol sebagai sumber wabah, yang menyebabkan kerugian bagi petani Spanyol. Hal ini menunjukkan bahwa penyebaran E. coli sangat mudah dan dapat melampaui batas negara, sehingga menjadi ancaman serius yang membutuhkan respon cepat dan terkoordinasi.
3. Respon Cepat Uni Eropa terhadap Wabah E. coli
Menanggapi wabah Escherichia coli, Uni Eropa langsung mengambil tindakan cepat. Mereka menggelar rapat darurat untuk membahas isu tersebut, mencari sumber kontaminasi, dan mencegah penyebaran lebih lanjut ke negara-negara anggota lainnya. Uni Eropa mengeluarkan kebijakan untuk mengatasi dampak wabah, kebijakan ini wajib dipatuhi oleh semua negara anggota demi kesejahteraan rakyat Uni Eropa. Penanganan wabah yang berpusat di Jerman ditangani langsung oleh Uni Eropa melalui Komisi Eropa di bidang kesehatan. Komisi Kesehatan Uni Eropa bertanggung jawab atas segala hal yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat Uni Eropa, menunjukkan peran pentingnya dalam menanggulangi krisis kesehatan skala regional. Komisi Kesehatan Uni Eropa juga mengambil tindakan untuk melindungi individu dan mengurangi dampak ekonomi wabah, seperti memberikan kompensasi kepada petani Spanyol yang dirugikan oleh tuduhan yang salah.
II.Pendekatan Human Security dan Integrasi Eropa
Analisis skripsi ini menggunakan pendekatan Human Security, yang memprioritaskan keselamatan individu dari berbagai ancaman, termasuk wabah penyakit seperti E. coli. Pendekatan Integrasi Eropa digunakan untuk menjelaskan bagaimana Uni Eropa, sebagai organisasi supra-nasional, merespon krisis kesehatan ini dengan cara terkoordinasi. Studi ini menunjukan bagaimana Uni Eropa, melalui Komisi Kesehatannya, berperan dalam koordinasi dan penanganan wabah E. coli, menunjukkan komitmen terhadap kesejahteraan warga negaranya dan mengatasi ancaman terhadap keamanan kesehatan dan keamanan ekonomi.
1. Pendekatan Human Security dalam konteks Wabah E.coli
Bagian ini menjelaskan penerapan pendekatan Human Security dalam menganalisis wabah Escherichia coli (E. coli) di Uni Eropa. Konsep Human Security didefinisikan sebagai gagasan bahwa individu berada di ujung penerima semua masalah keamanan. Kesejahteraan warga negara dianggap penting, dan mereka harus dilindungi dari berbagai ancaman, baik tradisional (militer) maupun non-tradisional (epidemi penyakit, kejahatan, bencana alam). Wabah E. coli dianggap sebagai ancaman serius terhadap keamanan kesehatan individu di Uni Eropa, terutama di Jerman sebagai sumber utama wabah. Peningkatan jumlah kematian akibat infeksi bakteri tersebut menjadi indikasi perlunya tindakan pencegahan oleh Uni Eropa. Konsep Human Security, menurut UNESCO, menekankan perlindungan individu dari berbagai ancaman, termasuk keamanan pekerjaan, keamanan pendapatan, keamanan lingkungan, dan keamanan dari kejahatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan Human Security untuk menjelaskan bagaimana wabah E. coli membahayakan keselamatan individu dan mengapa penanganan oleh Uni Eropa sangat penting.
2. Integrasi Eropa dan Penanganan Krisis Kesehatan
Bagian ini membahas pendekatan Integrasi Eropa dalam konteks penanganan wabah E. coli. Integrasi didefinisikan sebagai penggabungan bagian-bagian menjadi satu kesatuan untuk mencapai kepentingan bersama. Uni Eropa, sebagai contoh integrasi regional di Eropa, mampu mengintegrasikan negara-negara Eropa yang dulunya terpecah secara ideologis, politik, dan ekonomi. Wabah E. coli, yang bermula di Jerman dan menyebar ke beberapa negara anggota Uni Eropa, menjadi masalah bersama karena adanya konsensus antar negara anggota untuk menjalankan nilai-nilai bersama dan terkoordinasi. Hal ini menunjukkan integritas tinggi Uni Eropa dalam menangani isu-isu yang berkembang, termasuk krisis kesehatan. Penanganan wabah E. coli oleh Komisi Eropa, khususnya Komisi Kesehatan Uni Eropa, mencerminkan mekanisme integrasi Eropa yang efektif dalam mengatasi ancaman keamanan kesehatan dan keamanan ekonomi yang bersifat transnasional. Studi ini menghubungkan pendekatan Human Security dengan pendekatan Integrasi Eropa untuk menjelaskan bagaimana Uni Eropa menangani ancaman terhadap individu dan memastikan kesejahteraan bersama.
III.Peran Komisi Kesehatan Uni Eropa
Skripsi ini menjabarkan peran Komisi Kesehatan Uni Eropa sebagai aktor kunci dalam penanganan wabah E. coli. Komisi ini menggelar rapat darurat, mengidentifikasi sumber wabah, dan mengkoordinasikan respon di seluruh negara anggota. Komisi juga mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak ekonomi, seperti memberikan kompensasi kepada petani Spanyol yang terkena dampak larangan impor. Peran Komisi ini menekankan pentingnya koordinasi dan aksi kolektif dalam menghadapi ancaman kesehatan di tingkat regional (Uni Eropa), memperlihatkan bagaimana integrasi regional mampu mengatasi ancaman transnasional.
1. Komisi Kesehatan Uni Eropa sebagai Penanganan Terpusat
Bagian ini menjelaskan peran sentral Komisi Kesehatan Uni Eropa dalam menangani wabah Escherichia coli (E. coli) tahun 2011. Penanganan wabah yang berawal di Jerman dilakukan secara terpusat oleh Uni Eropa, bukan oleh masing-masing negara anggota. Komisi Kesehatan Uni Eropa, sebagai badan khusus yang menangani masalah kesehatan di Uni Eropa, bertanggung jawab penuh atas penanganan wabah ini. Ini menunjukkan bagaimana Uni Eropa bertindak sebagai entitas supra-nasional, mengkoordinasikan respon terhadap krisis kesehatan yang melewati batas-batas negara. Komisi Kesehatan Uni Eropa berperan untuk memastikan keamanan dan kesejahteraan warga negara Uni Eropa secara keseluruhan, bukan hanya warga negara tempat wabah bermula. Peran ini sangat penting karena menunjukkan bagaimana integrasi Eropa mampu memberikan respon yang efektif dan terkoordinasi terhadap ancaman kesehatan transnasional.
2. Tindakan dan Kebijakan Komisi Kesehatan Uni Eropa
Dalam merespon wabah Escherichia coli, Komisi Kesehatan Uni Eropa mengambil sejumlah tindakan dan mengeluarkan kebijakan. Mereka mengadakan rapat darurat untuk membahas wabah tersebut, mencari tahu sumber pasti kontaminasi, dan mencegah penyebaran lebih lanjut ke negara-negara anggota Uni Eropa lainnya. Mereka juga berupaya mengatasi dampak ekonomi yang diakibatkan oleh wabah tersebut. Ini termasuk mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang wajib dipatuhi oleh seluruh anggota Uni Eropa. Salah satu contoh tindakan yang diambil adalah memberikan kompensasi kepada para petani Spanyol yang mengalami kerugian karena sempat dituduh sebagai sumber wabah oleh Jerman. Tindakan ini menunjukkan komitmen Komisi Kesehatan Uni Eropa untuk melindungi tidak hanya kesehatan masyarakat, tetapi juga keamanan ekonomi petani Uni Eropa. Respons cepat dan terkoordinasi ini menunjukkan efektivitas integrasi Eropa dalam menghadapi krisis.
3. Peran Komisi Kesehatan Uni Eropa dan Kesamaan dengan Badan Eksekutif Nasional
Peran Komisi Kesehatan Uni Eropa dalam menangani wabah Escherichia coli dibandingkan dengan peran badan eksekutif dalam pemerintahan suatu negara. Komisi ini memiliki banyak kesamaan, terutama dalam hal mengusulkan peraturan, menerapkannya, dan mengawasi kesepakatan yang memberikan dasar hukum kepada Uni Eropa. Namun, penting untuk dicatat bahwa Komisi ini bersifat independen terhadap pemerintahan negara-negara anggota, karena kebijakan yang dibuat harus mewakili kepentingan masyarakat Uni Eropa secara keseluruhan. Setiap komisioner bertanggung jawab atas bidang kebijakan Uni Eropa tertentu, menunjukkan pembagian tanggung jawab yang jelas dan terstruktur. Dalam kasus wabah E.coli, Komisi Kesehatan Uni Eropa bertindak cepat dan mengeluarkan kebijakan yang melindungi masyarakat Uni Eropa baik dari segi ekonomi maupun keselamatan, menunjukkan efisiensi dan kemampuan koordinasi dalam struktur integrasi Eropa.
IV.Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif, menggunakan data sekunder dari buku, jurnal, surat kabar, dokumen resmi, dan internet. Analisis difokuskan pada peran Komisi Kesehatan Uni Eropa dalam penanganan wabah E. coli, menggunakan pendekatan Human Security dan Integrasi Eropa. Periode pengumpulan data adalah Juni-Juli 2011. Studi ini menggunakan analisis tingkat sub-regional, dengan Uni Eropa sebagai unit analisis dan wabah E. coli sebagai variabel independen.
1. Jenis Penelitian dan Pendekatan yang Digunakan
Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian deskriptif. Tujuannya adalah untuk menjelaskan peran Komisi Kesehatan Uni Eropa dalam menangani wabah Escherichia coli (E. coli) di Uni Eropa. Ancaman wabah E. coli dijelaskan dengan menggunakan pendekatan Human Security, yang berfokus pada keselamatan individu. Sementara itu, penanganannya dijelaskan dengan menggunakan pendekatan Integrasi Eropa, yang menekankan kerjasama dan koordinasi antar negara anggota Uni Eropa dalam menghadapi masalah bersama. Pemilihan pendekatan ini penting karena mencerminkan kompleksitas permasalahan yang dihadapi, yaitu ancaman terhadap keamanan manusia dan bagaimana integrasi regional berperan dalam penanggulangannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menganalisis data yang dikumpulkan.
2. Peringkat Analisis dan Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan peringkat analisis sistem internasional dalam sub-regional. Pemilihan peringkat ini didasarkan pada penggunaan pendekatan integrasi Eropa, yang menempatkan sistem internasional yang terbentuk di regional Eropa (Uni Eropa) sebagai unit analisis. Peringkat ini memungkinkan deskripsi peran Komisi Kesehatan Uni Eropa dalam menangani wabah E. coli di beberapa negara anggota. Variabel dependen adalah peran komisi kesehatan Eropa, sedangkan variabel independen adalah wabah bakteri E. coli di Uni Eropa. Karena unit analisis lebih tinggi daripada unit eksplanasi, analisis penelitian ini bersifat reduksionis, artinya fokus penelitian berada pada peran Komisi Kesehatan Uni Eropa dalam konteks yang lebih luas dari wabah E. coli di Uni Eropa.
3. Teknik Pengumpulan Data
Karena penelitian ini menggunakan data sekunder, teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan. Sumber data meliputi buku, jurnal, surat kabar, dokumen resmi, dan internet. Proses pengumpulan data dimulai dengan mengumpulkan data sebanyak mungkin, lalu data tersebut diseleksi dan dikelompokkan ke dalam beberapa bab pembahasan sesuai sistematika penulisan. Data yang digunakan hanya berorientasi pada data sekunder yang mendukung pendekatan Human Security dan Integrasi Eropa. Data dikumpulkan dari awal Juni 2011 hingga Juli 2011, periode yang relevan dengan kejadian wabah Escherichia coli dan respon Uni Eropa. Fokus penelitian tetap pada peran Komisi Kesehatan Uni Eropa, dengan analisis ancaman wabah E. coli melalui perspektif Human Security dan penanganannya melalui pendekatan Integrasi Eropa.
Referensi dokumen
- Escherichia Coli infection (Manning, Shannon D.)
- Epidemilogi Suatu Pengantar edisi 2 (Timreck Thomas C., PhD)