Asuhan Keperawatan Tn. M: Fokus pada Kebutuhan Dasar Oksigenasi

Asuhan Keperawatan Tn. M: Fokus pada Kebutuhan Dasar Oksigenasi

Informasi dokumen

Penulis

Nini Angriyani

Sekolah

Universitas Sumatera Utara

Jurusan Keperawatan
Tempat Medan
Jenis dokumen Karya Tulis Ilmiah (untuk menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan)
Bahasa Indonesian
Format | PDF
Ukuran 2.89 MB
  • Asuhan Keperawatan
  • Kebutuhan Dasar Oksigenasi
  • Pengelolaan Kasus

Ringkasan

I. M dengan Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi dan Bersihan Jalan Nafas

Dokumen ini membahas asuhan keperawatan pada Tn. M di RSUP H. Adam Malik Medan yang mengalami masalah utama kebutuhan dasar oksigenasi dan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan disfungsi neuromuskuler. Pengkajian menunjukkan adanya sekret di jalan nafas dan frekuensi nafas 28x/menit. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan mengalami kesulitan menelan serta pergerakan terbatas pada ekstremitas kanan. Kondisi ini mengindikasikan kemungkinan stroke, yang merupakan penyakit kehilangan fungsi otak akibat terhentinya suplai oksigen dan darah ke otak.

1. Riwayat Kesehatan Tn. M

Pengkajian pasien Tn. M pada 17 Juni 2013 menunjukkan prioritas masalah pada kebutuhan dasar oksigenasi dan bersihan jalan nafas, terkait dengan disfungsi neuromuskuler. Terdapat sekret di jalan nafas dan frekuensi nafas 28x/menit. Pasien memiliki riwayat hipertensi selama kurang lebih satu tahun, yang dikontrol dengan captopril jika kambuh. Ia mengalami kesulitan menelan dan mengunyah. Dari segi mobilitas, pasien tidak dapat menggerakkan tangan dan kaki kanan, serta tidak dapat berjalan, menunjukkan derajat kekuatan motorik ekstremitas atas dan bawah dekstra 3, sementara ekstremitas kiri 5. Kebersihan tubuh pasien kurang optimal karena keterbatasan mobilitas, membutuhkan bantuan untuk mandi, sikat gigi, dan perawatan lainnya. Meskipun hubungan dengan keluarga dan lingkungan sosial baik, kegiatan ibadah terganggu karena kondisi kesehatannya. Tidak ada riwayat penyakit keturunan yang signifikan, namun orang tuanya telah meninggal dunia. Secara neurologis, ada penurunan fungsi saraf kranial VII (facialis) ditandai dengan tertariknya sudut mulut ke kiri, sementara saraf kranial VIII, IX, dan X tampak berfungsi normal. Ini semua menunjukkan adanya keterkaitan antara disfungsi neuromuskuler, kesulitan bernapas, dan kebutuhan oksigenasi yang terganggu.

2. Definisi dan Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi

Dokumen menjelaskan kebutuhan oksigenasi sebagai kebutuhan dasar manusia yang vital untuk metabolisme sel dan fungsi organ. Kekurangan oksigen, bahkan dalam waktu singkat (kurang dari 5 menit), dapat menyebabkan kerusakan sel otak permanen. Pemenuhan kebutuhan oksigen bergantung pada fungsi sistem pernapasan. Gangguan pada sistem pernapasan, seperti sumbatan jalan nafas, akan mengganggu oksigenasi. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan gangguan oksigenasi dibahas, meliputi faktor lingkungan (merokok, paparan asap rokok), faktor perkembangan (usia, kondisi bayi prematur, infeksi saluran napas), dan faktor fisiologis (disfungsi neuromuskuler, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), infeksi, asma, alergi saluran napas, dan trauma). Menurunnya konsentrasi oksigen yang dihirup, hipovolemia, dan peningkatan metabolisme (infeksi, demam) juga ikut berperan. Obstruksi jalan napas, ditandai dengan ketidakmampuan batuk efektif akibat sekresi kental, imobilisasi, atau penyakit persarafan (seperti CVA), juga merupakan faktor utama yang dibahas dalam konteks pemenuhan kebutuhan oksigenasi.

3. Penilaian Objektif Kondisi Pasien

Pengkajian objektif pada Tn. M menunjukkan frekuensi napas 28x/menit dan adanya sekret di jalan napas sebagai indikator utama masalah oksigenasi dan bersihan jalan napas. Auskultasi paru dilakukan untuk menilai adanya suara napas tambahan. Pentingnya pemantauan tanda vital (seperti saturasi oksigen, tekanan darah, dan frekuensi jantung) juga ditekankan. Pengumpulan data terkait jumlah dan jenis sekret sangat penting. Posisi semifowler disarankan untuk membantu pernapasan. Intervensi mencakup pemberian oksigen tambahan (masker atau kanul), pengisapan nasofaring/orofaring sesuai kebutuhan, dan kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian ekspektoran dan nebulizer. Pengajaran teknik batuk efektif, menghindari alergen, dan pemeliharaan hidrasi yang adekuat untuk mengurangi kekentalan sekret juga merupakan bagian penting dari intervensi keperawatan. Aktivitas fisik yang sesuai juga dianjurkan untuk meningkatkan fungsi paru. Semua ini dilakukan untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan oksigenasi dan keberhasilan bersihan jalan napas.

II.Diagnosa Keperawatan dan Intervensi

Diagnosa keperawatan utama difokuskan pada bersihan jalan nafas tidak efektif dan pola nafas tidak efektif, keduanya terkait dengan disfungsi neuromuskuler. Intervensi keperawatan meliputi pemantauan tanda vital, pemberian oksigenasi, pengisapan sekret, pengajaran teknik batuk efektif, pengaturan posisi (semifowler), dan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan seperti bronkodilator dan ekspektoran. Tujuannya adalah untuk memperbaiki oksigenasi, meningkatkan bersihan jalan nafas, dan mengembalikan pola pernafasan yang efektif. Masalah kebutuhan dasar oksigenasi menjadi fokus utama intervensi.

1. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan pengkajian, diagnosa keperawatan utama yang diberikan adalah bersihan jalan napas tidak efektif dan pola napas tidak efektif. Keduanya berhubungan dengan disfungsi neuromuskuler yang dialami pasien. Bersihan jalan napas tidak efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang bersih (NICNOC, 2006). Hal ini didukung oleh temuan adanya sekret di jalan napas dan frekuensi napas yang meningkat (28x/menit). Pola napas tidak efektif dihubungkan dengan adanya bunyi napas tambahan (ronchi), perubahan irama dan frekuensi napas, serta batuk yang tidak efektif atau tidak ada. Kondisi ini memperkuat diagnosa keperawatan utama yang berfokus pada kebutuhan oksigenasi dan bersihan jalan napas yang terganggu akibat disfungsi neuromuskuler. Diagnosa keperawatan lainnya, seperti penurunan perfusi jaringan, juga mungkin perlu dipertimbangkan mengingat kondisi pasien. Namun, fokus utama tetap pada masalah bersihan jalan nafas dan pola napas yang tidak efektif.

2. Intervensi Keperawatan untuk Bersihan Jalan Napas

Intervensi keperawatan difokuskan pada peningkatan bersihan jalan napas dan perbaikan pola napas. Intervensi meliputi auskultasi dada anterior dan posterior untuk menilai ventilasi dan bunyi napas tambahan. Pemantauan ketat terhadap status jalan napas dengan memonitor jumlah, bunyi, dan kebersihan sekret dilakukan secara berkala. Pasien diajarkan teknik batuk efektif dan cara menghindari alergen. Aktivitas fisik dianjurkan untuk meningkatkan fungsi paru. Posisi semifowler dipertahankan untuk memudahkan pernapasan. Hidrasi yang adekuat diberikan untuk mengurangi kekentalan sekret. Pengisapan nasofaring/orofaring dilakukan sesuai kebutuhan untuk membersihkan sekret. Oksigen tambahan diberikan melalui masker atau kanul sesuai indikasi. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat bronkodilator, ekspektoran, dan nebulizer juga dilakukan. Informasi yang jelas diberikan kepada pasien dan keluarga mengenai prosedur dan pentingnya menghindari merokok di ruangan perawatan.

3. Intervensi Keperawatan untuk Pola Napas dan Perfusi Jaringan

Selain intervensi untuk bersihan jalan napas, intervensi juga difokuskan pada perbaikan pola napas dan perfusi jaringan. Pemantauan status pernapasan dan tanda-tanda vital dilakukan secara kontinu. Teknik pernapasan dan relaksasi diajarkan kepada pasien untuk membantu mengontrol napas dan mengurangi kecemasan. Dalam kondisi tertentu, tindakan seperti ventilasi mekanis, pemasangan chest tube, atau chest drainase mungkin diperlukan untuk mempertahankan pengembangan paru yang optimal. Untuk memperbaiki perfusi jaringan, pemantauan capillary refill time dilakukan, dan oksigenasi diberikan sesuai kebutuhan. Asupan dan pengeluaran cairan dipantau untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh. Upaya pencegahan perdarahan juga dilakukan untuk mendukung perfusi jaringan yang adekuat. Semua intervensi ini dirancang untuk mengatasi masalah utama kebutuhan dasar oksigenasi dan bersihan jalan napas, yang secara langsung berdampak pada perfusi jaringan dan kualitas hidup pasien.

III.Hasil dan Evaluasi

Implementasi intervensi keperawatan selama dua hari menunjukkan hasil evaluasi sebagian teratasi. Meskipun detail evaluasi tidak dijelaskan secara rinci, fokus utama tetap pada perbaikan oksigenasi dan bersihan jalan nafas pasien. Evaluasi lebih lanjut diperlukan untuk menentukan tingkat keberhasilan intervensi dalam mengatasi masalah kebutuhan dasar oksigenasi dan bersihan jalan nafas pada pasien.

1. Implementasi dan Durasi Intervensi

Implementasi intervensi keperawatan dilakukan berdasarkan rencana yang telah disusun dan diterapkan selama dua hari. Detail spesifik intervensi yang dilakukan setiap harinya tidak dijelaskan secara terperinci dalam dokumen ini. Namun, berdasarkan bagian sebelumnya, intervensi tersebut mencakup pemantauan tanda vital, pemberian oksigen tambahan, pengisapan sekret, pemberian posisi semifowler, pengajaran teknik batuk efektif, dan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan. Semua intervensi ini bertujuan untuk memperbaiki masalah utama, yaitu kebutuhan dasar oksigenasi dan bersihan jalan napas yang tidak efektif pada pasien. Dokumentasi yang detail mengenai respon pasien terhadap setiap intervensi tidak tersedia dalam dokumen ini, sehingga sulit untuk menilai secara tepat efektivitas intervensi secara individual.

2. Hasil Evaluasi

Setelah implementasi intervensi selama dua hari, evaluasi menunjukkan bahwa masalah yang dihadapi pasien, yaitu masalah kebutuhan dasar oksigenasi dan bersihan jalan napas, teratasi sebagian. Dokumen ini tidak memberikan data kuantitatif atau deskripsi rinci tentang indikator keberhasilan atau kegagalan intervensi. Tidak dijelaskan secara spesifik bagaimana perbaikan tersebut diukur atau parameter apa yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan. Informasi yang terbatas ini membatasi kemampuan untuk menganalisis secara komprehensif efektivitas intervensi keperawatan yang diberikan. Tanpa data tambahan, sulit untuk menilai seberapa besar perbaikan yang dicapai dan faktor-faktor apa yang mungkin berkontribusi pada hasil yang sebagian teratasi. Kesimpulan yang bisa ditarik hanya sebatas adanya perbaikan sebagian, tanpa detail yang cukup untuk menjelaskan tingkat perbaikan tersebut.

3. Keterbatasan Evaluasi

Evaluasi yang dilakukan dalam dokumen ini memiliki keterbatasan yang signifikan. Kurangnya data kuantitatif dan deskripsi rinci tentang proses dan hasil evaluasi membatasi interpretasi yang komprehensif. Tidak adanya indikator spesifik yang digunakan untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan intervensi membuat sulit untuk menilai efektivitas strategi perawatan secara akurat. Durasi evaluasi yang hanya dua hari juga mungkin terlalu singkat untuk menilai dampak jangka panjang dari intervensi yang diterapkan. Evaluasi yang lebih komprehensif, yang mencakup data kuantitatif, pengukuran objektif, dan periode pengamatan yang lebih lama, dibutuhkan untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat mengenai efektivitas intervensi keperawatan dalam mengatasi masalah kebutuhan dasar oksigenasi dan bersihan jalan napas pada pasien. Data tambahan juga diperlukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi keberhasilan intervensi tersebut.

IV.Kesimpulan dan Saran

Dokumen ini menyimpulkan pentingnya asuhan keperawatan yang komprehensif dalam mengatasi masalah kebutuhan dasar oksigenasi dan bersihan jalan nafas pada pasien stroke. Saran diberikan untuk meningkatkan pengajaran dan penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah serupa di institusi pendidikan keperawatan. Pentingnya peran kolaborasi tim medis juga ditekankan untuk mencapai hasil yang optimal dalam mengatasi hipoksia dan memperbaiki bersihan jalan nafas.

1. Kesimpulan Studi Kasus Tn. M

Studi kasus ini menyimpulkan bahwa pasien Tn. M yang dirawat di RSUP H. Adam Malik Medan mengalami masalah utama pada kebutuhan dasar oksigenasi dan bersihan jalan napas, yang terkait dengan disfungsi neuromuskuler. Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama dua hari yang difokuskan pada peningkatan bersihan jalan napas dan perbaikan pola napas, evaluasi menunjukkan adanya perbaikan sebagian pada masalah tersebut. Meskipun demikian, dokumen ini tidak memberikan detail mengenai tingkat perbaikan yang dicapai, parameter yang digunakan dalam evaluasi, atau analisis mendalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hasil. Kesimpulannya tetap menekankan pada pentingnya asuhan keperawatan yang komprehensif dalam mengatasi masalah kebutuhan dasar oksigenasi dan bersihan jalan napas pada pasien dengan disfungsi neuromuskuler. Stroke, sebagai salah satu kemungkinan penyebab disfungsi tersebut, juga disinggung sebagai informasi tambahan terkait dengan gangguan suplai oksigen dan darah ke otak.

2. Saran untuk Praktik Keperawatan dan Pendidikan

Dokumen memberikan saran untuk meningkatkan penerapan dan pengajaran asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar oksigenasi dan bersihan jalan napas di institusi pendidikan keperawatan. Saran ini menekankan pentingnya pembelajaran dan pelatihan yang lebih komprehensif mengenai penanganan pasien dengan kondisi serupa. Bagi praktik keperawatan, dokumen ini dapat dijadikan bahan masukan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang efektif pada pasien dengan gangguan oksigenasi dan bersihan jalan napas. Pentingnya kolaborasi dengan tim medis lainnya juga ditekankan untuk mencapai hasil yang optimal. Studi kasus ini, meskipun memiliki keterbatasan dalam hal evaluasi yang komprehensif, memberikan gambaran mengenai pentingnya perhatian terhadap kebutuhan dasar oksigenasi dan bersihan jalan napas dalam asuhan keperawatan, terutama pada pasien dengan disfungsi neuromuskuler. Penelitian lebih lanjut dengan desain yang lebih kuat dan data yang lebih komprehensif diperlukan untuk memperkuat temuan ini dan memberikan rekomendasi yang lebih spesifik.

V.Informasi Tambahan

Dokumen ini merupakan karya tulis ilmiah dalam rangka menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan, diselesaikan pada Juli 2013. RSUP H. Adam Malik Medan merupakan lokasi perawatan pasien. Beberapa buku referensi keperawatan disebutkan, seperti karya Potter dan Perry, Brunner dan Suddarth, dan Asmadi.

1. Konteks Studi Kasus

Dokumen ini merupakan karya tulis ilmiah yang disusun di RSUP H. Adam Malik Medan sebagai bagian dari penyelesaian studi DIII Keperawatan di Universitas Sumatera Utara (USU). Studi kasus difokuskan pada Tn. M, dengan pengkajian dilakukan pada tanggal 17 Juni 2013. Penulis mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak, termasuk pembimbing, Ibu Nur Afi Darti S. Kep, Ns., M. Kep., dan dosen penguji, Ibu Siti Saidah, S.Kp, M. Kep, Sp. Mat., serta keluarga pasien atas kerja samanya. Meskipun dokumen ini berfokus pada asuhan keperawatan, informasi tambahan mengenai latar belakang penulis dan ucapan terima kasih memberikan konteks yang lebih luas terkait penyelesaian studi dan kolaborasi yang terlibat dalam penyusunan karya tulis ini. Tanggal penyelesaian karya tulis adalah Juli 2013.

2. Referensi yang Digunakan

Beberapa referensi buku keperawatan digunakan sebagai dasar teori dan pedoman dalam penulisan karya tulis ini. Buku-buku tersebut antara lain: Asmadi (2008), Tehnik Proseduran Keperawatan; Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien; Brunner dan Suddarth (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Volume 3, Edisi 8; Muttaqin, Arif (2008), Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Persyarafan; dan Perry dan Potter (2006), Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2, Edisi 4. Penggunaan referensi ini menunjukkan landasan teori yang kuat dan memperkuat kredibilitas karya tulis ilmiah ini dalam membahas asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar oksigenasi dan bersihan jalan napas. Nama penulis dan tahun penerbitan buku-buku tersebut menunjukkan sumber informasi yang kredibel dan relevan dengan bidang keperawatan.