
Asuhan Keperawatan pada Klien Diabetes Melitus dengan Masalah Nutrisi
Informasi dokumen
Penulis | Elsa Rizky Safitri Matondang |
Sekolah | Universitas Sumatera Utara |
Jurusan | Keperawatan |
Jenis dokumen | Karya Tulis Ilmiah (Scientific Paper) |
Tempat | Medan |
Bahasa | Indonesian |
Format | |
Ukuran | 2.78 MB |
- Asuhan Keperawatan
- Diabetes Melitus
- Nutrisi
Ringkasan
I.Latar Belakang dan Rumusan Masalah Asuhan Keperawatan pada Diabetes Melitus
Karya Tulis Ilmiah ini membahas Asuhan Keperawatan pada pasien Diabetes Melitus (DM) di Kelurahan Harjosari I, Medan Amplas. Studi ini dilatarbelakangi oleh tingginya angka penderita DM di wilayah tersebut, menempati urutan ke-9 dari 10 penyakit terbanyak berdasarkan survei Puskesmas. Kebutuhan nutrisi yang kurang menjadi prioritas masalah keperawatan yang diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memberikan solusi atas masalah kebutuhan nutrisi pada pasien DM di komunitas tersebut. Kasus Ny. A (50 tahun, BB 55kg, TB 160cm) dengan diagnosis DM dan gejala seperti poliuria, polidipsia, polifagia, serta penurunan berat badan, menjadi fokus studi. Data dikumpulkan melalui pengkajian yang meliputi data subjektif (keluhan pasien) dan objektif (pemeriksaan fisik, tanda vital).
1. Latar Belakang Masalah Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus di Kelurahan Harjosari
Bagian latar belakang menjelaskan konteks penelitian asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus (DM) di Kelurahan Harjosari I, Medan Amplas. Data dari Puskesmas Harjosari menunjukkan bahwa DM menempati urutan ke-9 dari 10 penyakit terbanyak di wilayah tersebut. Kondisi ini menjadi dasar pemilihan fokus penelitian pada masalah kebutuhan nutrisi pasien DM. Penulisan karya tulis ilmiah ini dilandasi oleh temuan kasus-kasus DM di komunitas tersebut, yang kemudian mendorong penelitian lebih lanjut mengenai asuhan keperawatan yang tepat, khususnya dalam hal pemenuhan kebutuhan nutrisi. Secara umum, kebutuhan nutrisi sangat vital bagi tubuh, untuk energi, pertumbuhan sel, dan fungsi organ. Keterkaitan antara asupan dan kebutuhan nutrisi juga dibahas, menekankan pentingnya keseimbangan gizi untuk kesehatan optimal. Data statistik global dan nasional tentang prevalensi DM juga disebutkan, meskipun angka persisnya tidak dijabarkan secara detail dalam latar belakang ini.
2. Rumusan Masalah dan Fokus Studi Kasus Ny. A
Bagian ini merumuskan masalah penelitian yang berfokus pada asuhan keperawatan dengan prioritas masalah kebutuhan dasar nutrisi kurang dari kebutuhan pada klien diabetes melitus di komunitas. Karya tulis ilmiah ini memilih untuk meneliti kasus Ny. A, seorang klien berusia 50 tahun dengan berat badan 55 kg dan tinggi badan 160 cm, yang didiagnosis menderita diabetes melitus. Ny. A mengeluhkan sering merasa lapar (polifagia), sering buang air kecil (poliuria), sering haus (polidipsia), mudah lelah, dan sering kesemutan. Gejala-gejala ini konsisten dengan karakteristik diabetes melitus. Kasus Ny. A dipilih untuk dikaji secara mendalam dalam penelitian asuhan keperawatan ini, karena mencerminkan permasalahan yang umum dijumpai pada pasien DM di komunitas. Data pasien mencakup informasi demografis (umur, berat badan, tinggi badan, pekerjaan, status perkawinan, dll), riwayat kesehatan, dan kebiasaan sehari-hari, termasuk pola nutrisi dan aktivitas fisik. Data ini akan dianalisis untuk mengidentifikasi masalah keperawatan dan merumuskan rencana intervensi yang tepat. Penelitian menekankan pada pentingnya prioritas masalah keperawatan berdasarkan kebutuhan dasar manusia.
II.Konsep Diabetes Melitus dan Pengelolaan Kasus
Dokumen menjelaskan konsep Diabetes Melitus, meliputi tipe 1 dan tipe 2, serta tanda dan gejalanya. Pengelolaan kasus DM menekankan pada pendekatan tanpa obat (pengaturan diet dan olahraga) dan dengan obat (terapi insulin atau obat hipoglikemik oral). Program diet diabetes difokuskan pada penghitungan kalori sesuai kebutuhan individu, komposisi makanan (karbohidrat 60-70%, protein 10-15%, lemak 20-25%), dan asupan serat. Latihan fisik yang dianjurkan bersifat CRIPE (Continuous, Rhythmical, Interval, Progressive, Endurance Training). Beberapa alternatif pengobatan, seperti manfaat Aloe vera dalam menormalkan kadar gula darah, juga disinggung.
1. Konsep Diabetes Melitus DM
Bagian ini mendefinisikan Diabetes Melitus (DM) sebagai penyakit metabolik kronis dengan berbagai penyebab (multi etiologi), ditandai oleh peningkatan kadar gula darah dan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein akibat insufisiensi insulin. Insufisiensi insulin dapat disebabkan oleh gangguan produksi insulin oleh sel beta Langerhans di pankreas atau resistensi sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999). Dokumen menjelaskan perbedaan antara DM tipe 1 (destruksi sel beta, defisiensi insulin absolut) dan DM tipe 2 (resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif). Nilai kadar gula darah normal juga dijelaskan, meliputi kadar glukosa sewaktu (110-200 mg/dL), kadar glukosa puasa (110-126 mg/dL), dan kadar glukosa 2 jam setelah makan (140-200 mg/dL). Tanda dan gejala DM yang umum dibahas termasuk poliuria (sering buang air kecil), polidipsia (sering haus), polifagia (banyak makan), penglihatan kabur, gangguan koordinasi gerak, kesemutan, gatal-gatal, dan penurunan berat badan.
2. Pengelolaan Kasus Diabetes Melitus Terapi Tanpa dan Dengan Obat
Dokumen menjelaskan pengelolaan DM melalui dua pendekatan utama: tanpa obat dan dengan obat. Pendekatan tanpa obat melibatkan pengaturan diet dan olahraga teratur. Pengaturan diet meliputi penghitungan kalori harian berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT), dengan komposisi makanan yang direkomendasikan: karbohidrat (60-70%), protein (10-15%), lemak (20-25%), dan serat sekitar 25 gram/hari. Olahraga yang disarankan meliputi aktivitas ringan dan teratur seperti jalan pagi, bersepeda, dan berenang, minimal 3-4 kali seminggu selama 20-30 menit. Olahraga membantu meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin. Jika pendekatan tanpa obat tidak cukup, terapi obat-obatan digunakan, termasuk terapi insulin, obat hipoglikemik oral, atau kombinasi keduanya. Dokumen juga menyinggung penggunaan alternatif pengobatan, seperti Aloe vera, yang dipercaya dapat membantu menormalkan kadar gula darah, dengan cara pengolahan yang dijelaskan. Penggunaan Aloe vera ini perlu dikaji lebih lanjut karena hanya disebutkan secara singkat.
III.Pengkajian dan Analisa Data Asuhan Keperawatan
Bagian ini memaparkan detail pengkajian pada Ny. A, termasuk riwayat kesehatan, kebiasaan makan tidak teratur, dan gejala yang dialami. Analisa data mengidentifikasi masalah keperawatan utama yaitu kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Data yang dikumpulkan meliputi data subjektif (keluhan pasien, pola makan, aktivitas) dan objektif (pemeriksaan fisik, tanda vital seperti tekanan darah, nadi, pernapasan, berat badan, dan tinggi badan). Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peran penting dalam pengelolaan kasus DM.
1. Pengkajian Data Klien Ny. A
Bagian pengkajian berfokus pada data subjektif dan objektif dari Ny. A, seorang klien berusia 50 tahun dengan diagnosis diabetes melitus. Data subjektif didapatkan dari wawancara, meliputi keluhan utama (sering lapar, sering buang air kecil, sering haus, lelah, kesemutan), riwayat penyakit, kebiasaan sehari-hari (pola makan tidak teratur, konsumsi makanan dan minuman manis), dan persepsi klien terhadap penyakitnya. Data objektif diperoleh melalui pemeriksaan fisik, mencakup pengukuran tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu tubuh, berat badan, dan tinggi badan), serta observasi kondisi umum klien. Ny. A memiliki berat badan 55 kg dan tinggi badan 160 cm, menunjukkan penurunan berat badan 5 kg dari berat badan ideal. Data lengkap meliputi identitas klien (nama, jenis kelamin, umur, status pernikahan, agama, suku, pendidikan, pekerjaan, dan alamat), riwayat kesehatan keluarga dan masa lalu, pola tidur, eliminasi, aktivitas fisik, dan aspek sosial, spiritual, dan kultural. Pengkajian dilakukan secara sistematis dan lengkap untuk memperoleh gambaran menyeluruh tentang kondisi kesehatan klien guna menentukan tindakan keperawatan yang tepat. Informasi tambahan mengenai alamat Ny. A di Jalan Garu II B, Kelurahan Harjosari Lingkungan XII, dan tanggal pengkajian (17 Juni 2013) juga dicantumkan.
2. Analisa Data dan Identifikasi Masalah Keperawatan
Analisa data difokuskan pada identifikasi masalah keperawatan yang dihadapi Ny. A. Berdasarkan data subjektif dan objektif yang dikumpulkan, masalah keperawatan utama yang ditemukan adalah kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan. Hal ini didukung oleh data pola makan Ny. A yang tidak teratur, porsi makan sedikit, dan sering merasa mual. Data menunjukkan bahwa klien mengalami penurunan berat badan signifikan. Analisis data dilakukan secara sistematis untuk mengidentifikasi masalah kesehatan klien dari berbagai aspek (fisiologis, psikologis, sosial, spiritual), sesuai dengan pendekatan keperawatan holistik. Proses ini melibatkan interpretasi data yang diperoleh untuk menentukan diagnosa keperawatan, prioritas masalah, dan intervensi yang perlu dilakukan. Penulisan mencantumkan sumber rujukan Bambang (2009) terkait pengkajian dan penentuan prioritas masalah keperawatan berdasarkan kebutuhan dasar manusia. Penggunaan data subjektif (keluhan pasien) dan data objektif (pengukuran, observasi) ditekankan untuk memberikan gambaran yang komprehensif dan akurat tentang kondisi klien.
IV.Kesimpulan dan Saran Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Studi ini menyimpulkan bahwa Asuhan Keperawatan yang komprehensif, termasuk pengkajian, analisa data, perencanaan, dan implementasi, efektif dalam mengatasi masalah kebutuhan nutrisi pada pasien DM di komunitas. Setelah diberikan pendidikan kesehatan dan intervensi keperawatan, kondisi Ny. A membaik, ditandai dengan peningkatan nafsu makan dan hilangnya gejala mual. Pentingnya kebutuhan nutrisi yang seimbang untuk mencegah komplikasi DM juga ditekankan. Saran yang diberikan meliputi konsumsi makanan bergizi seimbang dan olahraga teratur untuk meningkatkan kualitas hidup penderita Diabetes Melitus.
1. Kesimpulan Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Kesimpulan menyimpulkan bahwa asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien dengan prioritas masalah kebutuhan nutrisi kurang, dalam kasus diabetes melitus di komunitas, telah dilakukan sesuai standar. Asuhan keperawatan ini meliputi tahap pengkajian, analisis data, rumusan masalah, perencanaan, dan implementasi. Setelah diberikan asuhan keperawatan dan pendidikan kesehatan, kebutuhan nutrisi klien sebagian teratasi. Hal ini ditandai dengan klien yang menghabiskan porsi diet yang diberikan, hilangnya gejala mual dan muntah, dan bising usus yang normal (15x/menit). Kesimpulan menekankan pentingnya pemenuhan kebutuhan nutrisi seimbang untuk menjaga fungsi organ tubuh, pergerakan, suhu tubuh, fungsi enzim, dan pertumbuhan sel, sehingga dapat mencegah ancaman penyakit. Penelitian ini menunjukkan efektifitas pendekatan asuhan keperawatan komprehensif dalam menangani masalah nutrisi pada pasien diabetes melitus di komunitas.
2. Saran untuk Peningkatan Nutrisi dan Asuhan Keperawatan
Bagian saran menekankan pentingnya mengonsumsi makanan bergizi seimbang untuk meningkatkan dan mempertahankan kebutuhan nutrisi. Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang optimal sangat penting untuk berbagai fungsi tubuh, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Dokumen tidak memberikan saran spesifik mengenai intervensi keperawatan lebih lanjut, melainkan fokus pada pesan utama tentang pentingnya nutrisi seimbang. Tidak ada saran tambahan yang diberikan mengenai pengobatan atau pengelolaan diabetes melitus di luar hal yang telah dibahas sebelumnya. Daftar pustaka mencantumkan sumber rujukan Asri (2010) tentang penatalaksanaan perawatan kesehatan di rumah pada klien diabetes melitus, dan Brunner & Suddarth (2002) tentang buku ajar keperawatan medikal bedah. Secara keseluruhan, saran berfokus pada edukasi pasien dan keluarganya tentang pentingnya nutrisi seimbang dalam konteks manajemen diabetes melitus.