Analisis Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga dan Tingkat Pelayanan di Pelabuhan Penyeberangan Sibolga

Analisis Kelayakan Ukuran Panjang Dermaga dan Tingkat Pelayanan di Pelabuhan Penyeberangan Sibolga

Informasi dokumen

Penulis

Boyma P. Sinaga

instructor Ir. Jeluddin Daud, M.Eng
Sekolah

Universitas Sumatera Utara

Jurusan Teknik Sipil
Jenis dokumen Tugas Akhir (Graduation Project)
Bahasa Indonesian
Format | PDF
Ukuran 5.24 MB
  • Analisis Kelayakan
  • Pelabuhan Penyeberangan
  • Ukuran Dermaga

Ringkasan

I.Analisis Tingkat Pelayanan Pelabuhan Sibolga dan Kelayakan Ukuran Dermaga

Penelitian ini menganalisis tingkat pelayanan Pelabuhan Sibolga di Sumatera Utara dan kelayakan ukuran dermaga-nya. Aktivitas bongkar muat di pelabuhan ini tinggi, ditandai dengan peningkatan kunjungan kapal kargo, termasuk milik PT Meratus Lines dan kapal dari Korea Selatan yang mengangkut barang untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Sarulla. Penggunaan metode Berth Occupation Ratio (BOR) menunjukkan nilai maksimum 114,78% pada bulan Mei 2013, jauh melebihi kapasitas ideal. Hal ini menunjukkan ukuran dermaga yang ada (103,5 meter) tidak memadai dan perlu diperpanjang menjadi 300 meter. Penelitian juga mengevaluasi fasilitas darat pelabuhan, yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan untuk mendukung tingkat pelayanan pelabuhan yang optimal. Data diperoleh dari PT PELINDO I dan observasi lapangan. Kapal dengan panjang 45 meter ke bawah dapat bersandar, namun hanya satu kapal yang dapat bersandar secara bersamaan.

1. Peningkatan Aktivitas Pelabuhan Sibolga dan Kebutuhan Analisis

Dokumen ini diawali dengan pengamatan mengenai meningkatnya aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Sibolga. Peningkatan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk meningkatnya kunjungan kapal kargo milik PT Meratus Lines yang mengangkut peti kemas. Selain itu, kapal-kapal dari Korea Selatan yang melayani proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Sarulla di Kabupaten Tapanuli Utara juga memanfaatkan Pelabuhan Sibolga. Bahkan, semen Padang yang sebelumnya diangkut melalui Pelabuhan Belawan kini juga melalui Sibolga. Kondisi ini mendorong perlunya analisis terhadap kelayakan ukuran dermaga yang ada, apakah masih mampu menampung kapal-kapal yang semakin banyak dan besar. Analisis juga meliputi tingkat pelayanan pelabuhan, baik terhadap kapal maupun muatan (orang dan barang), dengan mempertimbangkan fasilitas darat yang tersedia. Kesimpulan awal menunjukkan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap kapasitas dan efisiensi Pelabuhan Sibolga untuk memastikan operasional yang efektif dan efisien.

2. Analisis Berth Occupation Ratio BOR dan Kelayakan Dermaga

Simulasi perhitungan Berth Occupation Ratio (BOR) atau kebutuhan dermaga menunjukkan nilai maksimum sebesar 114,78% pada bulan Mei 2013. Nilai ini jauh di atas angka ideal dan menunjukkan bahwa panjang dermaga yang tersedia (103,5 meter) sangat tidak memadai. Oleh karena itu, disarankan penambahan panjang dermaga hingga 300 meter dengan asumsi hanya terdapat satu dermaga. Perhitungan lebih lanjut mengenai ukuran kapal menunjukkan bahwa kapal dengan panjang 45 meter ke bawah dapat bersandar, namun hanya satu kapal yang diperbolehkan bersandar secara bersamaan. Selain masalah ukuran dermaga, penelitian juga menyoroti kondisi fasilitas darat Pelabuhan Sibolga yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan ukurannya sesuai dengan peraturan Menteri Perhubungan. Hal ini penting untuk memastikan kelancaran dan efisiensi operasional pelabuhan.

3. Metodologi Penelitian dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan metode Berth Occupation Ratio (BOR) untuk menentukan persentase tingkat pemakaian dermaga di Pelabuhan Sibolga. Metode ini mempertimbangkan data karakteristik kapal, panjang dan jumlah dermaga, jumlah muatan per kapal, tingkat pemanfaatan dermaga, serta fasilitas darat pelabuhan yang meliputi terminal tunggu, lapangan penumpukan, gudang, kantin, dan parkir. Data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan selama enam hari pada bulan Oktober 2013. Data sekunder dikumpulkan dari PT. PELINDO I, meliputi karakteristik kapal, jenis dan ukuran kapal, jumlah kedatangan kapal, waktu bongkar muat, serta rincian fasilitas darat yang tersedia di pelabuhan. Penggunaan data dari PT. PELINDO I dan observasi lapangan bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif dan akurat terkait dengan kondisi dan kinerja Pelabuhan Sibolga.

II.Metode Penelitian dan Data

Penelitian menggunakan data primer (observasi lapangan selama 6 hari pada Oktober 2013 di Pelabuhan Sibolga) dan data sekunder dari PT PELINDO I. Data primer meliputi karakteristik kapal, jumlah muatan, dan pemanfaatan dermaga. Data sekunder mencakup informasi mengenai kapal, jumlah kedatangan kapal, waktu bongkar muat, ukuran dermaga, dan detail fasilitas darat pelabuhan (terminal penumpang, parkir, gudang, dll.). Lokasi studi adalah Pelabuhan Sibolga, seluas 68.358 m², dikelola oleh PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I, dengan koordinat dermaga kargo 01°0.43’.44,80” – 01°0.43’.45,65” LU dan 98°0.46’.57,70” – 98°0.46’.59,72” BT. Jumlah kunjungan kapal tertinggi terjadi pada bulan Mei 2013, yaitu 143 kapal. Simulasi BOR dilakukan menggunakan data bulan Mei sebagai representasi tahun 2013.

1. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan gabungan data primer dan data sekunder untuk menganalisis tingkat pelayanan dan kelayakan ukuran dermaga di Pelabuhan Sibolga. Data primer dikumpulkan melalui observasi lapangan langsung selama enam hari pada bulan Oktober 2013. Pengumpulan data primer ini difokuskan pada karakteristik kapal yang beroperasi di Pelabuhan Sibolga, panjang dan jumlah dermaga yang ada, jumlah muatan per kapal (baik barang maupun penumpang), tingkat pemanfaatan dermaga, dan kondisi fasilitas darat pelabuhan. Fasilitas darat yang diamati meliputi terminal tunggu, lapangan penumpukan atau gudang, kantin, dan area parkir. Sementara itu, data sekunder diperoleh dari PT. PELINDO I, yang merupakan otoritas pengelola Pelabuhan Sibolga. Data sekunder ini memberikan informasi yang lebih luas dan mendalam mengenai karakteristik kapal, jenis dan ukuran kapal, jumlah rata-rata kedatangan kapal per hari, waktu yang dibutuhkan untuk bongkar muat, jumlah dan ukuran dermaga yang ada, serta detail fasilitas darat pelabuhan seperti gedung terminal penumpang, area parkir, gudang penumpukan, dan fasilitas pendukung lainnya. Gabungan data primer dan sekunder ini diharapkan memberikan gambaran yang komprehensif dan akurat tentang kondisi Pelabuhan Sibolga.

2. Metode Analisis Berth Occupation Ratio BOR

Metode utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah Berth Occupation Ratio (BOR). Metode BOR digunakan untuk menentukan persentase tingkat pemakaian dermaga di Pelabuhan Sibolga. Perhitungan BOR didasarkan pada data yang telah dikumpulkan, baik data primer maupun sekunder. Analisis tingkat pelayanan Pelabuhan Sibolga sendiri difokuskan pada fasilitas darat pelabuhan. Kondisi sebenarnya dari fasilitas darat yang disediakan oleh pihak pelabuhan dibandingkan dengan standar fasilitas yang telah ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan. Tujuannya adalah untuk mengukur seberapa baik fasilitas yang ada mampu mendukung operasional pelabuhan dan memberikan pelayanan yang optimal kepada pengguna jasa. Dengan demikian, penelitian ini tidak hanya menganalisis kapasitas fisik dermaga, tetapi juga mempertimbangkan aspek pelayanan secara menyeluruh. Hasil analisis BOR kemudian digunakan untuk menentukan kelayakan ukuran dermaga yang ada dan memberikan rekomendasi untuk peningkatan kapasitas dan pelayanan Pelabuhan Sibolga.

3. Lokasi Studi Pelabuhan Sibolga

Penelitian ini berfokus pada Pelabuhan Sibolga yang terletak di Kabupaten Tapanuli Tengah, Kotamadya Sibolga, Provinsi Sumatera Utara. Pelabuhan Sibolga memiliki luas 68.358 m² dan dikelola oleh PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I (PELINDO I). Koordinat dermaga kargo Pelabuhan Sibolga adalah 01°0.43’.44,80” – 01°0.43’.45,65” LU dan 98°0.46’.57,70” – 98°0.46’.59,72” BT. Wilayah perairan pelabuhan memiliki luas sekitar ± 3.573,5 Ha. Kantor pusat PT PELINDO I berada di Medan, Sumatera Utara, sementara kantor cabang berada di Sibolga. Pemilihan Pelabuhan Sibolga sebagai lokasi studi didasarkan pada perannya yang penting dalam lalu lintas transportasi laut di wilayah tersebut, melayani mobilitas penumpang dan barang dari dan ke Kota Sibolga, Pulau Nias, dan berbagai daerah lainnya di Sumatera Utara, bahkan hingga ke luar provinsi. Data yang dikumpulkan di Pelabuhan Sibolga bertujuan untuk menganalisis kelayakan ukuran dermaga dalam melayani kapal yang bersandar dan berlabuh, serta untuk menilai tingkat pelayanan pelabuhan terhadap muatan, baik orang maupun barang, berdasarkan kondisi dan ukuran fasilitas darat yang tersedia.

III.Kesimpulan dan Rekomendasi

Hasil penelitian menunjukkan ukuran dermaga Pelabuhan Sibolga saat ini tidak memadai untuk menampung jumlah kapal yang datang, terutama kapal dengan panjang lebih dari 50 meter. BOR yang tinggi (114,78%) menunjukkan kebutuhan mendesak akan perluasan dermaga. Selain itu, fasilitas darat pelabuhan perlu diperbaiki dan ditingkatkan untuk meningkatkan tingkat pelayanan pelabuhan. Rekomendasi meliputi: penambahan panjang dermaga dari 103,5 meter menjadi 300 meter, perbaikan dan penambahan fasilitas darat, serta penambahan jumlah dermaga dan titik bongkar muat untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

1. Kesimpulan Utama Mengenai Ukuran Dermaga dan Pelayanan Pelabuhan Sibolga

Kesimpulan utama dari penelitian ini adalah bahwa ukuran dermaga di Pelabuhan Sibolga saat ini tidak memadai dan perlu diperpanjang. Berdasarkan simulasi perhitungan Berth Occupation Ratio (BOR), nilai maksimum BOR pada bulan Mei 2013 mencapai 114,78%, jauh melebihi kapasitas ideal. Kondisi ini mengindikasikan bahwa panjang dermaga yang ada (103,5 meter) terlalu pendek dan perlu diperpanjang hingga 300 meter untuk menampung jumlah kapal yang semakin meningkat. Perhitungan panjang kapal menunjukkan bahwa hanya kapal dengan panjang 45 meter ke bawah yang dapat bersandar, dan itu pun hanya satu kapal saja yang dapat bersandar secara bersamaan. Selain itu, penelitian menyimpulkan bahwa fasilitas darat di Pelabuhan Sibolga membutuhkan perbaikan dan penambahan ukuran untuk meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa pelabuhan. Dengan kata lain, peningkatan kapasitas dermaga harus diiringi dengan peningkatan kualitas dan kuantitas fasilitas pendukung operasional pelabuhan.

2. Rekomendasi untuk Peningkatan Kapasitas dan Pelayanan Pelabuhan Sibolga

Berdasarkan temuan penelitian, beberapa rekomendasi diajukan untuk meningkatkan kapasitas dan pelayanan Pelabuhan Sibolga. Pertama, perlu dilakukan penambahan panjang dermaga dari 103,5 meter menjadi 300 meter. Penambahan ini bertujuan untuk mengatasi masalah kekurangan kapasitas dermaga yang saat ini sangat terbatas, sehingga dapat menampung jumlah kapal yang semakin meningkat, khususnya kapal-kapal kargo berukuran besar yang melayani pengiriman peti kemas dan kebutuhan logistik proyek PLTPB Sarulla. Kedua, perlu dilakukan perbaikan menyeluruh dan penambahan ukuran fasilitas darat di Pelabuhan Sibolga. Peningkatan fasilitas darat ini sangat penting untuk meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa pelabuhan dan memastikan kelancaran operasional pelabuhan. Ketiga, disarankan penambahan jumlah dermaga dan titik bongkar muat untuk meningkatkan produktivitas bongkar muat. Dengan penambahan ini, waktu bongkar muat kapal dapat diperpendek, sehingga meningkatkan efisiensi operasional Pelabuhan Sibolga secara keseluruhan. Ketiga rekomendasi ini perlu dipertimbangkan dan diimplementasikan untuk memastikan Pelabuhan Sibolga mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan aktivitas bongkar muat yang semakin meningkat di masa mendatang.