
Analisa Konveksitas Jaringan Lunak Wajah pada Mahasiswa India Tamil FKG USU
Informasi dokumen
Penulis | Dinauli Fatwa |
Sekolah | Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara (FKG USU) |
Jurusan | Ortodonsia |
Tempat | Medan |
Jenis dokumen | Skripsi |
Bahasa | Indonesian |
Format | |
Ukuran | 4.97 MB |
- Konveksitas Jaringan Lunak
- Ortodonti
- Mahasiswa Kedokteran Gigi
Ringkasan
I.Latar Belakang dan Tujuan Penelitian
Penelitian ini menganalisis konveksitas jaringan lunak wajah pada mahasiswa India Tamil Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara (FKG USU) menggunakan metode sefalometri. Meningkatnya permintaan perawatan ortodonti menuntut pemahaman yang lebih baik tentang estetika wajah, yang dipengaruhi oleh jaringan lunak. Tujuannya adalah untuk mengetahui rerata konveksitas wajah pada mahasiswa India Tamil FKG USU dan membandingkan perbedaan rerata antara mahasiswa laki-laki dan perempuan. Penelitian ini penting karena data tentang konveksitas wajah pada populasi ini masih terbatas.
1. Meningkatnya Permintaan Perawatan Ortodonti dan Estetika Wajah
Latar belakang penelitian didasari oleh peningkatan kebutuhan dan permintaan perawatan ortodonti yang signifikan. Perawatan ortodonti kini tidak hanya berfokus pada perbaikan susunan gigi dan relasi rahang, tetapi juga pada pencapaian penampilan estetik wajah. Hal ini dikarenakan masyarakat semakin memperhatikan penampilan fasial yang ideal. Analisis jaringan lunak, seperti yang ditekankan oleh Arnett dan Bregman, menjadi kunci estetik dalam menegakkan diagnosis dan merencanakan perawatan ortodonti. Para ahli seperti Sarver dan Ackerman mencatat bahwa usaha untuk menentukan proporsi wajah ideal telah dilakukan selama berabad-abad, dan penelitian terus berlanjut untuk memberikan pedoman dalam penilaian estetika. Peck dan Peck mengakui bahwa tidak ada ukuran pasti untuk menentukan estetika wajah, namun analisis sefalometri lateral membantu dalam penentuan bentuk profil wajah yang ideal. Berbagai penelitian sebelumnya, seperti Hashim dkk. (2003), Al-Zubaidi (2009), Prabuwijaya (2007), Henny (2014), Reddy M (2011), dan Patnaik S (2014), telah meneliti konveksitas jaringan lunak wajah, tetapi data spesifik untuk mahasiswa India Tamil di FKG USU masih belum tersedia. Oleh karena itu, penelitian ini diperlukan untuk mengisi kekosongan tersebut.
2. Tujuan Penelitian Mengukur Konveksitas Jaringan Lunak Wajah Mahasiswa India Tamil FKG USU
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui rerata konveksitas jaringan lunak wajah pada mahasiswa India Tamil FKG USU. Penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan rerata konveksitas jaringan lunak wajah antara mahasiswa laki-laki dan perempuan. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi data empiris mengenai karakteristik wajah pada populasi spesifik ini. Penelitian ini menggunakan metode sefalometri untuk mengukur konveksitas jaringan lunak wajah, yang merupakan aspek penting dalam perawatan ortodonti. Hasil penelitian ini akan bermanfaat untuk membantu penegakan diagnosis dan perencanaan perawatan ortodonti yang lebih tepat pada mahasiswa India Tamil FKG USU, dan juga sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya di bidang yang sama. Penggunaan metode Subtelny dalam pengukuran konveksitas jaringan lunak wajah dipilih untuk menjamin konsistensi dan keakuratan hasil penelitian.
II.Metode Penelitian
Penelitian deskriptif ini menggunakan 30 sefalogram dari mahasiswa India Tamil FKG USU (14 laki-laki dan 16 perempuan) berusia 18-30 tahun. Data diperoleh melalui foto sefalometri lateral. Analisis data menggunakan metode deskriptif untuk menghitung rerata konveksitas jaringan lunak wajah dan uji-t untuk membandingkan perbedaan antara jenis kelamin. Pengukuran konveksitas mengikuti metode Subtelny, menggunakan sudut N'-Sn-Pg'.
1. Desain Penelitian dan Sampel
Penelitian ini berdesain deskriptif, menggunakan metode purposive sampling. Sebanyak 30 sefalogram digunakan sebagai data, berasal dari 14 mahasiswa laki-laki dan 16 mahasiswa perempuan. Semua peserta adalah mahasiswa India Tamil di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara (FKG USU), berusia antara 18 hingga 30 tahun. Peserta dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan sebelumnya. Sebelum pengambilan data, peserta diminta untuk mengisi kuesioner dan menjalani pemeriksaan klinis untuk memastikan relasi molar Klas I Angle dengan overbite dan overjet normal (2-4 mm). Mahasiswa yang memenuhi kriteria dan bersedia berpartisipasi menandatangani lembar persetujuan (informed consent) sebelum pengambilan foto sefalometri lateral dilakukan. Metode ini memastikan sampel penelitian yang relevan dengan tujuan penelitian untuk mengukur konveksitas jaringan lunak wajah.
2. Pengumpulan Data dan Teknik Pengukuran
Data penelitian dikumpulkan melalui foto sefalometri lateral. Sefalogram yang telah diperoleh kemudian di-tracing pada kertas asetat untuk memudahkan pengukuran. Pengukuran konveksitas jaringan lunak wajah dilakukan dengan metode Subtelny, menggunakan sudut yang dibentuk antara perpanjangan garis yang menghubungkan titik nasion jaringan lunak (N’) ke subnasal jaringan lunak (Sn), dan garis yang menghubungkan pogonion jaringan lunak (Pg’) ke subnasal jaringan lunak (Sn) (N’-Sn-Pg’). Penggunaan metode Subtelny ini memungkinkan perbandingan yang konsisten dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Setelah pengukuran, data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis menggunakan komputerisasi. Proses ini memastikan ketepatan dan efisiensi dalam menganalisis data konveksitas jaringan lunak wajah pada sampel penelitian.
3. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan. Pertama, analisis deskriptif digunakan untuk menghitung rerata konveksitas jaringan lunak wajah pada keseluruhan sampel, dan juga secara terpisah untuk mahasiswa laki-laki dan perempuan. Kedua, uji-t digunakan untuk menganalisis apakah ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara rerata konveksitas jaringan lunak wajah pada mahasiswa laki-laki dan perempuan. Komputerisasi digunakan dalam pengolahan data untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi. Pilihan metode analisis ini memungkinkan peneliti untuk menggambarkan karakteristik konveksitas jaringan lunak wajah pada populasi yang diteliti dan menguji hipotesis mengenai perbedaan antara jenis kelamin.
III.Hasil Penelitian
Rerata analisa konveksitas jaringan lunak wajah menurut Subtelny pada mahasiswa India Tamil FKG USU adalah 21,12°. Rerata pada laki-laki adalah 21,79° dan pada perempuan 20,53°. Analisis statistik menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan secara statistik antara rerata konveksitas wajah laki-laki dan perempuan.
1. Rerata Konveksitas Jaringan Lunak Wajah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai analisa konveksitas jaringan lunak wajah menurut Subtelny pada mahasiswa India Tamil FKG USU adalah sebesar 21,12°. Pengukuran ini dilakukan berdasarkan sudut N'-Sn-Pg' yang dibentuk pada sefalometri lateral. Angka ini merupakan hasil perhitungan dari keseluruhan sampel, yang terdiri dari 30 mahasiswa (14 laki-laki dan 16 perempuan). Temuan ini memberikan gambaran umum tentang karakteristik konveksitas wajah pada populasi yang diteliti. Perlu diingat bahwa angka ini merupakan rata-rata, dan variasi individu dalam pengukuran konveksitas wajah masih dapat terjadi. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami distribusi dan faktor-faktor yang mempengaruhi variasi tersebut. Data ini dapat digunakan sebagai referensi penting dalam konteks perawatan ortodonti, khususnya dalam perencanaan perawatan yang mempertimbangkan aspek estetika wajah.
2. Perbedaan Konveksitas Wajah Antara Jenis Kelamin
Penelitian ini juga mengeksplorasi perbedaan konveksitas wajah antara mahasiswa laki-laki dan perempuan. Hasil pengukuran menunjukkan rerata konveksitas pada laki-laki sebesar 21,79° dan pada perempuan sebesar 20,53°. Namun, setelah dilakukan analisa statistik, tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok. Kesimpulan ini menunjukkan bahwa, berdasarkan data yang dikumpulkan, jenis kelamin tidak menjadi faktor penentu utama dalam variasi konveksitas wajah pada populasi mahasiswa India Tamil FKG USU yang diteliti. Hasil ini memberikan informasi penting dalam konteks perawatan ortodonti, yang mana perbedaan jenis kelamin seringkali dipertimbangkan dalam perencanaan perawatan. Data ini, bagaimanapun, masih perlu dikaji lebih lanjut, dengan mempertimbangkan ukuran sampel dan potensi keterbatasan lainnya.
IV.Pembahasan
Hasil penelitian ini dibandingkan dengan beberapa studi sebelumnya yang meneliti konveksitas wajah pada populasi berbeda. Meskipun terdapat variasi angka pada penelitian lain (misalnya, Hashim dkk. di Saudi Arabia, Al-Zubaidi di Mosul, Prabuwijaya di FKG USU pada mahasiswa Melayu), kesimpulan umum menunjukkan bahwa pengaruh jenis kelamin terhadap konveksitas jaringan lunak wajah relatif kecil. Penelitian ini memberikan nilai referensi penting untuk analisa sefalometri dan perencanaan perawatan ortodonti pada mahasiswa India Tamil di FKG USU. Perbedaan metodologi (pengukuran sudut) dengan beberapa penelitian sebelumnya perlu diperhatikan.
1. Perbandingan dengan Penelitian Sebelumnya
Hasil penelitian, yang menunjukkan rerata konveksitas jaringan lunak wajah sebesar 21,12°, dibandingkan dengan beberapa penelitian sebelumnya. Penelitian Hashim dkk. (2003) pada populasi Saudi Arabia memperoleh rerata 18,65° pada laki-laki dan 20,1° pada perempuan. Penelitian Al-Zubaidi (2009) pada remaja di Mosul menghasilkan rerata 161,9° pada laki-laki dan 162,46° pada perempuan (perlu dicatat perbedaan metodologi pengukuran sudut). Penelitian Prabuwijaya (2007) pada mahasiswa FKG USU ras Melayu menunjukkan rerata 17° pada laki-laki dan 16,53° pada perempuan. Meskipun terdapat perbedaan angka, kesimpulan umum menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antara jenis kelamin pada sebagian besar penelitian. Perbedaan nilai rerata konveksitas wajah dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti etnis, usia, dan metodologi pengukuran. Penelitian Reddy M (2011) dan Patnaik S (2014) di India juga menunjukkan hasil yang serupa, namun dengan parameter pengukuran yang berbeda (termasuk hidung), sehingga perbandingan langsung sulit dilakukan.
2. Pengaruh Faktor Etnis Usia dan Jenis Kelamin
Analisa profil jaringan lunak dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk etnis, usia, dan jenis kelamin. Nilai normal konveksitas wajah yang sering digunakan sebagai acuan adalah nilai normal ras Kaukasoid, tetapi nilai ini tidak dapat diterapkan secara universal pada semua ras. Penelitian ini menunjukkan bahwa pada populasi mahasiswa India Tamil FKG USU, tidak terdapat perbedaan signifikan dalam konveksitas wajah antara laki-laki dan perempuan. Hasil ini berbeda dengan beberapa penelitian lain, seperti Reddy M (2011) yang menemukan perbedaan kecil antara laki-laki dan perempuan di India Utara. Namun, perbedaan metodologi pengukuran perlu dipertimbangkan. Studi ini memberikan data spesifik untuk populasi mahasiswa India Tamil di FKG USU, yang sebelumnya belum diketahui, sehingga melengkapi data konveksitas wajah pada berbagai populasi.
3. Implikasi untuk Perawatan Ortodonti
Perawatan ortodonti dapat menyebabkan perubahan bentuk wajah, sehingga perencanaan perawatan harus mempertimbangkan aspek jaringan keras dan lunak. Jaringan lunak memiliki peran penting dalam estetika wajah, dan perbedaan ketebalan jaringan lunak pada setiap individu dapat menyebabkan diskrepansi antara jaringan skeletal dan jaringan lunak (Subtelny, Burstone, Bowker, dan Meredith). Hasil penelitian ini, yaitu rerata konveksitas jaringan lunak wajah sebesar 21,12° pada mahasiswa India Tamil FKG USU, dapat digunakan sebagai acuan dalam menegakkan diagnosis dan merancang rencana perawatan ortodonti yang tepat pada populasi tersebut. Informasi ini penting karena dapat membantu mencapai hasil perawatan yang harmonis antara estetika wajah dan oklusi yang ideal. Hasil ini juga menekankan perlunya mempertimbangkan faktor etnis dalam melakukan analisa sefalometri dan perencanaan perawatan ortodonti.
V.Kesimpulan
Penelitian ini menyimpulkan bahwa rerata konveksitas jaringan lunak wajah menurut Subtelny pada mahasiswa India Tamil FKG USU adalah 21,12°. Tidak terdapat perbedaan signifikan secara statistik antara laki-laki dan perempuan. Hasil ini memberikan data baseline untuk penelitian selanjutnya terkait konveksitas wajah dan perawatan ortodonti pada populasi serupa.
1. Rerata Konveksitas Jaringan Lunak Wajah Mahasiswa India Tamil FKG USU
Kesimpulan utama dari penelitian ini adalah didapatkannya nilai rerata analisa konveksitas jaringan lunak wajah menurut metode Subtelny pada mahasiswa India Tamil FKG USU sebesar 21,12°. Angka ini diperoleh dari pengukuran sudut N'-Sn-Pg' pada sefalogram lateral 30 mahasiswa (14 laki-laki dan 16 perempuan) yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Nilai ini memberikan titik acuan penting untuk memahami karakteristik profil wajah pada populasi spesifik ini. Penting untuk diingat bahwa ini merupakan nilai rata-rata, dan variasi individu di dalam populasi tersebut masih mungkin terjadi. Temuan ini berkontribusi pada pemahaman yang lebih baik tentang variasi anatomi wajah dan dapat bermanfaat dalam praktik perawatan ortodonti.
2. Perbedaan Konveksitas Wajah Berdasarkan Jenis Kelamin
Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik antara rerata konveksitas jaringan lunak wajah mahasiswa laki-laki dan perempuan. Meskipun terdapat perbedaan kecil dalam nilai rerata (21,79° pada laki-laki dan 20,53° pada perempuan), perbedaan ini tidak signifikan secara statistik. Kesimpulan ini menunjukkan bahwa jenis kelamin bukanlah faktor penentu utama dalam variasi konveksitas wajah pada populasi yang diteliti. Temuan ini memiliki implikasi penting dalam perencanaan perawatan ortodonti, dimana faktor jenis kelamin seringkali dipertimbangkan. Namun, penelitian lebih lanjut dengan ukuran sampel yang lebih besar dianjurkan untuk mengkonfirmasi temuan ini dan mempertimbangkan faktor lain yang mungkin memengaruhi variasi konveksitas wajah.
3. Relevansi dan Implikasi untuk Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini memberikan data baseline yang berharga untuk penelitian selanjutnya mengenai konveksitas jaringan lunak wajah pada populasi mahasiswa India Tamil di FKG USU. Data ini dapat digunakan sebagai titik perbandingan untuk studi-studi yang meneliti faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi profil wajah, seperti usia, kebiasaan bernapas, atau adanya maloklusi. Lebih lanjut, penelitian ini juga menyoroti pentingnya mempertimbangkan faktor etnis dalam menganalisis dan menafsirkan data sefalometri. Studi-studi selanjutnya dapat memperluas penelitian ini dengan melibatkan populasi yang lebih besar dan beragam, serta mempertimbangkan metode pengukuran yang lebih komprehensif untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang konveksitas wajah dan implikasinya dalam perawatan ortodonti.