
Strategi Pengembangan Objek Wisata Pantai Klayar oleh Pemerintah Daerah
Informasi dokumen
Penulis | Aulia Rina Ervianawati |
Sekolah | Universitas Negeri [Nama Universitas Belum Tersebut] |
Jurusan | Ilmu Pemerintahan |
Jenis dokumen | Skripsi |
Bahasa | Indonesian |
Format | |
Ukuran | 855.43 KB |
- Pengembangan Pariwisata
- Strategi Pemerintah Daerah
- Objek Wisata Pantai Klayar
Ringkasan
I.Potensi Pariwisata Kabupaten Pacitan dan Pantai Klayar
Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, terkenal dengan julukan kota 1001 goa dan memiliki potensi wisata alam yang luar biasa. Pantai Klayar, terletak 35 km dari pusat kota, merupakan salah satu objek wisata unggulan dengan daya tarik berupa ombak yang cocok untuk surfing, pasir putih, batu karang, seruling laut, dan air mancur alami. Penelitian ini fokus pada strategi pengembangan pariwisata Pantai Klayar, mengingat potensi besarnya namun masih kurang berkembang. Kabupaten Pacitan juga memiliki potensi lain seperti pertanian, kerajinan, dan budaya yang dapat diintegrasikan dengan pengembangan objek wisata.
1. Kabupaten Pacitan Potensi Wisata dan Karakteristiknya
Kabupaten Pacitan dikenal sebagai 'kota 1001 goa' dan menawarkan beragam potensi wisata. Selain goa, Pacitan memiliki pesona alam yang luar biasa, berupa pegunungan, pantai yang indah dengan teluknya, dan ombak yang khas. Potensi ini tidak hanya mencakup wisata alam tetapi juga potensi pertanian, kerajinan, dan budaya. Keberagaman tersebut memberikan peluang besar bagi pengembangan sektor pariwisata di Pacitan, meskipun saat ini pengembangannya masih kurang optimal. Kondisi geografis Pacitan yang berbukit-bukit dan berpegunungan, namun juga berbatasan dengan pantai, menciptakan pemandangan yang unik dan menarik bagi wisatawan. Potensi wisata alam ini, jika dikelola dengan baik, dapat menjadi daya tarik utama bagi pengunjung dari berbagai daerah.
2. Pantai Klayar Daya Tarik dan Potensi Pengembangan
Pantai Klayar, terletak di Kecamatan Donorojo, sekitar 35 km dari pusat kota Pacitan, merupakan salah satu objek wisata unggulan yang perlu dikembangkan lebih lanjut. Pantai ini memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan, khususnya pecinta wisata bahari. Keindahan Pantai Klayar meliputi deburan ombak yang ideal untuk surfing, hamparan pasir putih yang luas, batu karang yang unik, seruling laut, dan air mancur alami setinggi 10 meter. Semua elemen tersebut, ditambah dengan latar belakang tebing-tebing yang menawan, menjadikan Pantai Klayar memiliki potensi besar untuk menarik lebih banyak wisatawan. Namun, pengembangan lebih lanjut diperlukan untuk memaksimalkan potensi pariwisata Pantai Klayar dan menjadikannya destinasi wisata unggulan di Kabupaten Pacitan. Potensi yang ada perlu dikelola secara matang dan cermat untuk menciptakan pengalaman wisata yang berkesan bagi para pengunjung.
3. Kebutuhan Pengembangan Pariwisata di Pacitan
Meskipun memiliki potensi wisata yang besar, Kabupaten Pacitan masih membutuhkan pengembangan lebih lanjut di sektor pariwisatanya. Kerjasama yang baik antara Pemerintah Daerah, biro perjalanan, investor, dan masyarakat sangatlah penting untuk mendorong pertumbuhan sektor ini. Pengembangan infrastruktur, seperti perbaikan jalan dan aksesibilitas, juga menjadi faktor krusial. Adanya biro perjalanan wisata yang mempromosikan Pacitan ke berbagai daerah juga akan membantu meningkatkan jumlah wisatawan. Pengembangan infrastruktur jalan di wilayah lintas selatan Jawa, yang mencakup Pacitan, akan semakin memperlancar arus transportasi dan aksesibilitas menuju daerah tujuan wisata. Strategi pengembangan yang terencana dan terintegrasi sangat dibutuhkan untuk memastikan keberlanjutan dan kesuksesan sektor pariwisata di Pacitan, serta meningkatkan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat.
II.Peran Pemerintah Daerah dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam Pengembangan Pariwisata
Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan, khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, memegang peran penting dalam pengembangan pariwisata. Otonomi daerah memberikan wewenang pengelolaan sumber daya alam, termasuk sektor pariwisata, sebagaimana diatur dalam UU No. 32 Tahun 2004 dan UU No. 10 Tahun 2009. Penelitian ini meneliti strategi yang diterapkan oleh Pemerintah Daerah dalam mengembangkan Pantai Klayar untuk menarik wisatawan dan meningkatkan pendapatan daerah. Strategi tersebut meliputi pembangunan infrastruktur, kerjasama dengan pihak swasta, dan keterlibatan masyarakat lokal. Keterlibatan masyarakat sangat krusial untuk keberhasilan strategi pengembangan pariwisata dan pemerataan manfaat ekonomi.
1. Otonomi Daerah dan Kewenangan Pemerintah dalam Pengembangan Pariwisata
Pengembangan sektor pariwisata di Indonesia, khususnya di tingkat daerah, didukung oleh prinsip desentralisasi atau otonomi daerah. Hal ini dijamin oleh UUD 1945 Pasal 18 ayat 5, yang memberikan daerah hak untuk menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintah pusat. Lebih spesifik, kewenangan pemerintah daerah dalam mengelola sumber daya alam, termasuk pariwisata, diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan juga menegaskan peran pemerintah daerah dalam perencanaan, penetapan kawasan strategis pariwisata, dan pengaturan penyelenggaraan kepariwisataan di wilayahnya. Dengan demikian, Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan memiliki wewenang penuh dalam mengembangkan potensi pariwisatanya, termasuk strategi pengembangan objek wisata Pantai Klayar.
2. Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pacitan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pacitan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah dalam menjalankan roda pembangunan di sektor pariwisata. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, pasal 124 ayat 1 dan 2, Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah dan dipimpin oleh Kepala Dinas yang diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Daerah. Dinas ini memiliki peran krusial dalam pengembangan pariwisata, termasuk menjaga dan melestarikan objek wisata, serta memanfaatkan aset-aset wisata daerah secara optimal. Mengingat banyaknya tempat wisata yang rusak akibat ulah manusia atau bencana alam, peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam mengatasi hal tersebut sangat penting. Selain itu, Dinas juga bertanggung jawab untuk meningkatkan mutu pelayanan pariwisata dan memastikan kelestarian lingkungan wisata, dengan melibatkan masyarakat setempat dalam pengelolaannya untuk memberikan sumbangsih ekonomi bagi masyarakat sekitar.
3. Strategi Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Pariwisata
Dalam mengembangkan sektor pariwisata, Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata perlu menerapkan strategi yang tepat. Strategi ini harus berfokus pada peningkatan mutu pelayanan pariwisata dan kelestarian lingkungan, bukan hanya pada kepentingan pihak tertentu. Keterlibatan masyarakat setempat sangat penting dalam pengelolaan pariwisata agar mereka dapat merasakan manfaat ekonomi secara langsung. Strategi pengembangan juga perlu mempertimbangkan keunikan daerah tujuan wisata dibandingkan dengan daerah lain, khususnya yang bersifat tradisional dan alam, yang menjadi daya tarik utama wisatawan asing. Pemerataan arus wisatawan ke berbagai daerah tujuan wisata di Indonesia juga perlu diperhatikan, serta pentingnya mengajak masyarakat sekitar untuk memahami peran dan manfaat pariwisata. Kerjasama dengan sektor swasta melalui sistem yang terbuka, jujur, dan adil juga diperlukan untuk pengelolaan yang profesional dan pelayanan yang memadai. Pengembangan sarana dan prasarana, seperti perbaikan jalan, telepon, internet, dan pusat perbelanjaan di sekitar lokasi wisata, juga merupakan bagian penting dari strategi pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.
III.Strategi Pengembangan Pariwisata Pantai Klayar
Berbagai strategi pengembangan pariwisata dikaji dalam penelitian ini, termasuk menciptakan daya tarik unik dibandingkan destinasi lain, pemerataan arus wisatawan, dan peningkatan mutu pelayanan pariwisata. Penelitian juga menekankan pentingnya kelestarian lingkungan dan keterlibatan masyarakat setempat dalam pengembangan objek wisata. Infrastruktur pendukung seperti jalan, telepon, internet, dan pusat perbelanjaan juga menjadi pertimbangan penting dalam strategi pengembangan pariwisata Pantai Klayar.
1. Pentingnya Pengembangan Kegiatan Pariwisata Pantai Klayar
Pengembangan kegiatan pariwisata di Pantai Klayar sangat penting untuk mendorong wisatawan agar berlama-lama di daerah tujuan wisata. Lama tinggal wisatawan berbanding lurus dengan peningkatan pengeluaran mereka, yang pada akhirnya akan memicu pertumbuhan usaha-usaha pendukung pariwisata seperti transportasi dan hiburan. Pengembangan infrastruktur, khususnya jalan di wilayah lintas selatan Jawa, akan sangat membantu memperlancar aksesibilitas ke Kabupaten Pacitan, termasuk Pantai Klayar. Dukungan dari biro perjalanan wisata juga sangat dibutuhkan untuk mempromosikan Pantai Klayar dan menarik wisatawan dari berbagai daerah. Dengan demikian, strategi pengembangan yang tepat sangat krusial untuk menjadikan Pantai Klayar sebagai daerah tujuan wisata yang menarik dan meningkatkan perekonomian lokal.
2. Aspek Strategi dalam Pengembangan Pantai Klayar
Strategi pengembangan objek wisata Pantai Klayar perlu memperhatikan beberapa hal penting. Pertama, perlu ditetapkan peraturan yang berpihak pada peningkatan mutu pelayanan pariwisata dan kelestarian lingkungan, bukan kepentingan pihak tertentu. Kedua, pengelolaan pariwisata harus melibatkan masyarakat setempat agar mereka turut merasakan manfaat ekonomi. Ketiga, perlu ditentukan keunikan Pantai Klayar dibandingkan daerah wisata lain, khususnya yang bersifat tradisional dan alam. Keempat, perlu dilakukan pemerataan arus wisatawan, dan kelima, masyarakat sekitar perlu diajak untuk memahami peran dan manfaat pariwisata serta dirangsang untuk memanfaatkan peluang ekonomi yang tersedia. Pemerintah pusat juga perlu membangun kerjasama yang terbuka, jujur, dan adil dengan kalangan swasta dan pemerintah daerah setempat untuk pengelolaan yang profesional dan pelayanan yang memadai.
3. Infrastruktur dan Sarana Pendukung Pengembangan Pantai Klayar
Pemerintah Daerah harus melakukan berbagai upaya dalam pengembangan sarana dan prasarana pariwisata Pantai Klayar agar pengembangan sektor pariwisata dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini meliputi pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur pendukung seperti perbaikan jalan, akses telepon dan internet yang memadai, serta penyediaan pusat perbelanjaan di sekitar lokasi wisata. Pengembangan infrastruktur ini bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan dan kepuasan wisatawan, serta mempermudah aksesibilitas menuju objek wisata. Dengan tersedianya infrastruktur yang memadai, diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan pendapatan daerah secara berkelanjutan.
IV.Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan studi pustaka. Analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Lokasi penelitian dipilih di Kabupaten Pacitan karena peneliti merupakan penduduk asli dan Pantai Klayar memiliki keunikan yang menarik. Subjek penelitian meliputi Pemerintah Daerah, masyarakat, dan narasumber terkait yang relevan untuk menjelaskan strategi pengembangan pariwisata Pantai Klayar.
1. Jenis dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yang menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian ini menyajikan secara langsung esensi dari peneliti dan narasumber, serta peka terhadap realita lapangan. Kabupaten Pacitan dipilih sebagai lokasi penelitian karena peneliti merupakan penduduk asli daerah tersebut dan karena Kabupaten Pacitan memiliki potensi pariwisata yang besar, terutama Pantai Klayar dengan keunikan dan karakteristik budayanya yang khas. Pemilihan lokasi ini didasari oleh potensi pariwisata yang bisa diandalkan di Kabupaten Pacitan, khususnya Pantai Klayar dengan keunikannya, dan karakteristik budaya yang unik dan berbeda dari daerah lain. Dengan potensi tersebut, diharapkan penelitian dapat memberikan gambaran nyata tentang strategi pengembangan pariwisata di daerah tersebut.
2. Subjek dan Teknik Pengumpulan Data
Subjek penelitian meliputi pihak-pihak yang terkait, seperti pemerintah, masyarakat, dan narasumber lainnya melalui wawancara. Pengambilan informasi dimulai dari orang yang paling relevan untuk menjelaskan permasalahan, kemudian dilanjutkan ke informan berikutnya sesuai kebutuhan data. Penulis melakukan penyesuaian diri dengan informan untuk menciptakan wawancara yang terbuka, saling percaya, dan menimbulkan simpati. Pencatatan data tidak hanya mengandalkan daya ingat, tetapi juga menggunakan alat perekam suara dengan izin informan. Teknik pengumpulan data utama adalah wawancara mendalam untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya. Wawancara dilakukan dengan fleksibilitas dalam urutan pertanyaan dan penggunaan kosakata. Selain wawancara, penelitian juga memanfaatkan penelusuran data daring melalui internet.
3. Teknik Analisis Data
Analisis data menggunakan metode kualitatif, sesuai dengan pendapat Moleong (2010:6) yang menyatakan bahwa penelitian kualitatif menghasilkan prosedur analisis tanpa menggunakan prosedur statistik atau kuantifikasi lainnya. Analisis data dilakukan secara interaktif sejak awal hingga akhir penelitian, menggunakan model analisis Miles dan Huberman. Proses analisis meliputi pengumpulan data, pengolahan data secara sistematis (wawancara, observasi, mengedit, mengklasifikasi, mereduksi), penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Studi pustaka juga digunakan untuk mempertajam analisis, dengan data dari studi pustaka memiliki tingkat validitas yang tinggi, sesuai dengan relevansi sumber yang dipilih untuk memperkuat kerangka berpikir peneliti. Proses analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan yang diverifikasi secara terus menerus selama penelitian berlangsung.