Perbedaan Penurunan Nyeri Kala I Fase Aktif pada Ibu Multigravida

Perbedaan Penurunan Nyeri Kala I Fase Aktif pada Ibu Multigravida

Document information

authors Muhammad Hamdani
school

Universitas Muhammadiyah Malang

major Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
year 2013
city Malang
document_type Skripsi
language Malay
pages 31
format | PDF
size 672.84 KB
  • Terapi Musik
  • Aromaterapi
  • Penurunan Nyeri

summary

I.Pengantar

Penelitian ini meneliti perbedaan penurunan nyeri pada ibu multigravida akibat terapi musik dan aromaterapi selama fase aktif persalinan. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh nyeri yang umum dialami ibu saat persalinan, dan terapi musik serta aromaterapi dianggap sebagai intervensi non-farmakologi yang efektif untuk mengelola nyeri.

1. Pendahuluan

Bagian pendahuluan membahas latar belakang penelitian, yang didasari oleh masalah nyeri pada ibu multigravida saat persalinan dan penggunaan terapi musik dan aromaterapi sebagai metode alternatif penghilang nyeri. Rumusan masalah penelitian yaitu apakah terdapat perbedaan penurunan nyeri kala I fase aktif pada ibu multigravida akibat terapi musik dan aromaterapi di Puskesmas Pasirian dan RSUD Dr. Haryoto Lumajang.

II.Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan pre-experimental. Dua kelompok ibu multigravida yang sedang menjalani fase aktif persalinan di Puskesmas Pasirian dan RSUD Dr. Haryoto Lumajang dipilih secara acak untuk menerima terapi musik atau aromaterapi. Nyeri ibu diukur menggunakan skala nyeri VAS (Visual Analog Scale) sebelum dan sesudah pemberian intervensi.

III.Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua kelompok mengalami penurunan nyeri yang signifikan setelah menerima intervensi, baik terapi musik maupun aromaterapi. Namun, tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam penurunan nyeri antara kedua kelompok.

IV.Kesimpulan

Baik terapi musik maupun aromaterapi efektif dalam mengurangi nyeri pada ibu multigravida selama fase aktif persalinan. Meskipun tidak ada perbedaan yang signifikan dalam efektivitas kedua intervensi, penelitian ini memberikan bukti bahwa terapi non-farmakologi ini dapat menjadi pilihan yang aman dan efektif untuk manajemen nyeri persalinan.