Partisipasi Masyarakat dalam Program Gerbang Swara di Desa Melati II

Partisipasi Masyarakat dalam Program Gerbang Swara di Desa Melati II

Informasi dokumen

Penulis

Endang Jaka Malik

instructor/editor Drs. Kariono M.Si
school/university Universitas Sumatera Utara
subject/major Ilmu Administrasi Negara
Jenis dokumen Skripsi
city_where_the_document_was_published Medan
Bahasa Indonesian
Format | PDF
Ukuran 4.82 MB
  • Partisipasi Masyarakat
  • Pembangunan Swadaya
  • Program Gerbang Swara

Ringkasan

I.Latar Belakang dan Rumusan Masalah Penelitian

Penelitian ini meneliti partisipasi masyarakat dalam Gerakan Pembangunan Swadaya Masyarakat (Gerbang Swara) di Desa Melati II, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai. Rumusan masalahnya berfokus pada bagaimana partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Gerbang Swara dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini penting karena partisipasi masyarakat merupakan indikator keberhasilan pembangunan, khususnya program Gerbang Swara yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui swadaya dan gotong royong. Kabupaten Serdang Bedagai, diresmikan tahun 2004, memiliki luas wilayah 1.900 km² dan penduduk sekitar 594.383 jiwa (data BPS 2011). Gerbang Swara dicanangkan sebagai strategi pembangunan yang melibatkan masyarakat secara aktif.

1. Latar Belakang Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan

Bagian latar belakang menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat secara luas dalam pembangunan melalui swadaya. Hal ini didasari pada keyakinan bahwa dengan melibatkan masyarakat, kebutuhan mereka akan terpenuhi secara efektif dan efisien. Penulis tertarik untuk meneliti partisipasi masyarakat dalam program Gerakan Pembangunan Swadaya Masyarakat (Gerbang Swara) di Desa Melati II, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai. Pembangunan didefinisikan sebagai proses perubahan sosial yang bertujuan untuk mencapai kemajuan sosial dan material bagi mayoritas rakyat, dengan kontrol yang lebih besar atas lingkungan mereka (Rogers, 1983:25; Todaro, 2000:20). Partisipasi masyarakat menjadi indikator utama keberhasilan pembangunan dan tak terpisahkan dari perencanaan pembangunan itu sendiri, terutama karena tujuan pembangunan idealnya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2. Kabupaten Serdang Bedagai dan Program Gerbang Swara

Kabupaten Serdang Bedagai, yang merupakan pemekaran dari Deli Serdang berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2003, diresmikan pada 7 Januari 2004. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.900 km², panjang garis pantai 95 km, 17 kecamatan, 237 desa, dan 6 kelurahan, dengan populasi sekitar 594.383 jiwa (data BPS tahun 2011). Visi Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai adalah menjadikan Serdang Bedagai sebagai salah satu kabupaten terbaik di Indonesia dengan masyarakat yang Pancasilais, modern, religius, dan kompetitif. Program Gerbang Swara (Gerakan Pembangunan Swadaya Masyarakat) dicanangkan sebagai strategi pembangunan yang melibatkan partisipasi masyarakat. Peraturan Bupati Nomor 04 Tahun 2005 tentang Gerbang Swara menjadi payung hukum program ini. Gerbang Swara bertujuan membangun desa dengan swadaya masyarakat, mulai dari perencanaan, tenaga, hingga pendanaan, dengan pemerintah kabupaten berperan sebagai fasilitator.

3. Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini merumuskan dua permasalahan utama: pertama, bagaimana partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program Gerbang Swara di Desa Melati II? Kedua, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program Gerbang Swara di Desa Melati II? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program Gerbang Swara di Desa Melati II dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini penting untuk memahami bagaimana program Gerbang Swara berjalan di lapangan dan mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang berkontribusi pada keberhasilan atau kegagalannya. Pemahaman ini akan berguna untuk perencanaan dan implementasi program pemberdayaan masyarakat di masa depan.

II.Definisi Partisipasi Masyarakat dan Faktor faktor yang Mempengaruhinya

Penelitian ini mendefinisikan partisipasi masyarakat sebagai keterlibatan aktif masyarakat dalam suatu kegiatan, mulai perencanaan hingga pemanfaatan hasil. Partisipasi dapat langsung (tenaga) atau tidak langsung (keuangan, ide). Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dibagi menjadi faktor internal (usia, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, penghasilan) dan eksternal (informan kunci, stakeholder). Teori-teori partisipasi masyarakat dari berbagai ahli seperti Rogers (1983), Todaro (2000), Plumer (dalam Suryawan, 2004), dan Conyers (1991) dijadikan landasan teori penelitian. Sherry Arnstein’s ladder of participation juga menjadi acuan untuk mengukur tingkat partisipasi yang dicapai.

1. Definisi Partisipasi Masyarakat

Dokumen ini mendefinisikan partisipasi masyarakat sebagai keterlibatan aktif warga dalam suatu kegiatan, mulai dari tahap perencanaan hingga penyelesaian dan pemanfaatan hasilnya. Partisipasi dapat bersifat langsung, berupa kontribusi tenaga kerja dalam kegiatan pembangunan, atau tidak langsung, berupa kontribusi finansial, ide, atau material. Partisipasi yang ideal bukanlah sekadar mobilisasi massa, melainkan partisipasi yang dilandasi kesadaran dan determinasi masyarakat itu sendiri. Dengan demikian, masyarakat bukan hanya sebagai objek pembangunan, tetapi juga sebagai subjek dan aktor utama. Keterlibatan dalam perumusan program membuat masyarakat menjadi produsen sekaligus konsumen, yang pada akhirnya meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab atas keberhasilan program. Ada dua definisi partisipasi yang dibahas: definisi formal yang menekankan dukungan finansial dan tenaga, dan definisi kolaboratif yang menekankan kerjasama erat antara perencana dan rakyat dalam seluruh tahapan pembangunan (Soetrisno, 1995:221). Prinsip 'community owned government: Empowering more than serving' (Osborne & Gaebler) juga ditekankan, menunjukkan pentingnya partisipasi masyarakat dalam pemerintahan yang demokratis (Muluk, 2007:33).

2. Faktor faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat

Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dibagi menjadi dua kategori: internal dan eksternal. Faktor internal meliputi kemampuan dan kesediaan masyarakat untuk berpartisipasi, yang berkaitan dengan stratifikasi sosial (kelas, status, dan kekuasaan menurut Max Weber dan Zanden, 1988). Ciri-ciri individu seperti usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, penghasilan, dan lamanya menjadi anggota masyarakat turut berpengaruh. Faktor eksternal meliputi peran aparatur dan lembaga formal, termasuk informan kunci (stakeholder) yang memiliki pengaruh signifikan terhadap program. Pemberian informasi mengenai hak, tanggung jawab, dan pilihan-pilihan masyarakat merupakan langkah awal menuju partisipasi yang efektif, namun komunikasi dua arah dan umpan balik sangat penting. Strategi penentraman yang memberikan sedikit ruang bagi masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat menghambat partisipasi sejati. Pengawasan masyarakat (citizen control) merupakan bentuk partisipasi tertinggi, di mana masyarakat memiliki kekuatan untuk bernegosiasi dan bahkan mengganti pemegang kekuasaan (Conyers, 1991).

III.Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk menggali makna di balik data. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara dengan informan kunci (Kepala Desa, Ketua LKMD, Kaur Pembangunan, dan masyarakat Desa Melati II). Data sekunder juga dikumpulkan dari dokumen-dokumen terkait Gerbang Swara di Desa Melati II.

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif dipilih karena bertujuan untuk mendeskripsikan dan memahami makna di balik data yang dikumpulkan terkait partisipasi masyarakat dalam program Gerbang Swara. Penelitian kualitatif sesuai untuk meneliti fenomena sosial yang melibatkan manusia sebagai pelaku kegiatan sosial yang sarat dengan pemaknaan subjektif (Hamidi, 2004; Burhan, 2003). Metode ini memungkinkan peneliti untuk menggali secara mendalam pemahaman dan perspektif masyarakat terkait partisipasi mereka dalam program Gerbang Swara. Dengan memahami makna di balik tindakan dan perilaku masyarakat, penelitian ini dapat memberikan gambaran yang komprehensif dan bermakna tentang partisipasi masyarakat dalam konteks Gerbang Swara di Desa Melati II.

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui dua metode utama: observasi dan wawancara. Observasi dilakukan untuk mengamati langsung kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan Gerbang Swara di Desa Melati II. Wawancara dilakukan dengan informan kunci yang relevan, untuk memperoleh data primer langsung dari sumbernya. Informan kunci tersebut meliputi Kepala Desa, Ketua LKMD, Kaur Pembangunan, dan anggota masyarakat Desa Melati II. Data sekunder juga dikumpulkan dari dokumen-dokumen yang relevan, seperti peraturan terkait program Gerbang Swara dan data-data statistik dari Desa Melati II. Penggunaan metode gabungan ini diharapkan dapat memberikan data yang komprehensif dan triangulasi data untuk memperkuat validitas temuan penelitian.

IV.Deskripsi Lokasi Penelitian Desa Melati II

Desa Melati II, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, didirikan sekitar tahun 1960. Mayoritas penduduk Desa Melati II bekerja sebagai petani. Data pekerjaan penduduk Desa Melati II tahun 2013 menunjukkan mayoritas adalah petani (3126 jiwa), dengan tukang batu sebagai pekerjaan dengan jumlah paling sedikit (21 jiwa). Hal ini menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang masih perlu ditingkatkan.

1. Sejarah Desa Melati II

Desa Melati II terbentuk melalui perjuangan Bapak Siswoyuono, yang mendapatkan konsesi tanah berdasarkan Undang-Undang Darurat 1948. Antara tahun 1948-1960, daerah tersebut dikenal sebagai Kampung Melati, dinamakan demikian karena Bapak Siswoyuono menanam pohon melati dan banyak melati hutan tumbuh di sekitar perkampungan. Nama Kampung Melati kemudian berkembang menjadi Desa Melati. Informasi ini bersumber dari Data Desa tahun 2013. Sejarah ini penting karena memberikan konteks sosial dan historis Desa Melati II, yang bisa menjelaskan kondisi sosial ekonomi dan budaya yang memengaruhi partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Memahami sejarah ini membantu dalam interpretasi data penelitian tentang partisipasi masyarakat dalam program Gerbang Swara.

2. Kondisi Sosial Ekonomi Desa Melati II

Data pekerjaan di Desa Melati II tahun 2013 menunjukkan bahwa mayoritas penduduk (3126 jiwa) bekerja sebagai petani, sementara pekerjaan lain seperti tukang batu jumlahnya jauh lebih sedikit (21 jiwa). Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian mendominasi perekonomian desa. Kondisi ini mengindikasikan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat Desa Melati II masih perlu ditingkatkan, mengingat sebagian besar mata pencaharian masyarakat bergantung pada sektor pertanian yang mungkin memiliki pendapatan yang tidak stabil. Kondisi ekonomi ini sangat relevan dengan penelitian partisipasi masyarakat karena ketersediaan sumber daya ekonomi masyarakat berpengaruh pada kemampuan mereka berkontribusi dalam program pembangunan seperti Gerbang Swara.

V.Hasil Penelitian Partisipasi Masyarakat dalam Gerbang Swara di Desa Melati II

Hasil penelitian menunjukkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Gerbang Swara di Desa Melati II berada pada tingkat kemitraan (Partnership) menurut Sherry Arnstein. Masyarakat aktif dalam pembangunan infrastruktur, terutama karena program ini dipandang sebagai pemenuhan kebutuhan mereka sendiri. Meskipun demikian, terdapat beberapa hambatan, seperti sulitnya mengubah pola pikir masyarakat dan keterbatasan dana. LKMD Desa Melati II memainkan peran penting dalam memfasilitasi partisipasi masyarakat. Dana swadaya masyarakat yang terkumpul mencapai Rp 932.642.015 pada tahun 2012, digunakan untuk pembangunan fisik desa. Meskipun terdapat kesadaran akan pemeliharaan, masih perlu ditingkatkan. Hambatan dana diatasi dengan pengutipan sebagian hasil panen padi.

VI.Kesimpulan

Penelitian ini menyimpulkan bahwa partisipasi masyarakat dalam Gerbang Swara di Desa Melati II relatif tinggi, namun masih ada ruang untuk peningkatan. Program ini telah memberdayakan masyarakat dan memenuhi kebutuhan infrastruktur, tetapi tantangan terkait perubahan pola pikir masyarakat dan pengelolaan dana perlu diperhatikan. Hasil penelitian dapat memberikan rekomendasi bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan efektivitas program-program pembangunan serupa di masa mendatang.

1. Tingkat Partisipasi Masyarakat dan Kesimpulan Umum

Kesimpulan utama penelitian menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat Desa Melati II dalam program Gerbang Swara berada pada tingkat kemitraan (Partnership) menurut Sherry Arnstein. Artinya, masyarakat memiliki kekuatan untuk bernegosiasi dengan pemegang kekuasaan dalam pengambilan keputusan. Masyarakat secara aktif terlibat dan merasakan manfaat program ini, terutama dalam hal kemudahan akses jalan dan pemenuhan kebutuhan infrastruktur. Namun, kesadaran akan pentingnya pemeliharaan infrastruktur yang telah dibangun masih perlu ditingkatkan. Meskipun demikian, partisipasi masyarakat cukup tinggi karena mereka merasa pembangunan tersebut merupakan kebutuhan mereka sendiri. Secara umum, program Gerbang Swara telah berhasil memberdayakan masyarakat dan memberikan rasa memiliki terhadap pembangunan di desa mereka. Namun, masih ada tantangan yang perlu diatasi.

2. Hambatan dan Solusi dalam Pelaksanaan Gerbang Swara

Beberapa hambatan dalam pelaksanaan Gerbang Swara di Desa Melati II diidentifikasi, terutama masalah dana dan sulitnya mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat. Kurangnya kepercayaan antar masyarakat juga menjadi penghambat. Meskipun pembangunan sepenuhnya bersumber dari swadaya masyarakat, terdapat upaya untuk mengatasi masalah dana melalui pengutipan sebagian hasil panen padi. Masalah pembebasan lahan juga ditemukan, namun diselesaikan melalui musyawarah. Pemerintah desa dan pelaku Gerbang Swara berupaya meminimalisir hambatan melalui sosialisasi yang dilakukan melalui berbagai pertemuan, termasuk pertemuan-pertemuan keagamaan dan musyawarah desa/dusun. Sosialisasi ini menekankan manfaat program Gerbang Swara dan melibatkan tokoh masyarakat dan kepala RT.

3. Rekomendasi dan Implikasi Penelitian

Kesimpulan penelitian menunjukkan partisipasi masyarakat yang tinggi tetapi juga mengidentifikasi beberapa kendala. Program Gerbang Swara telah efektif dalam memberdayakan masyarakat dan membangun infrastruktur, namun perlu ada upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pemeliharaan infrastruktur dan mengatasi masalah pola pikir negatif yang menghambat kerja sama. Hasil penelitian ini memberikan informasi yang berharga bagi pemerintah daerah untuk merancang dan mengimplementasikan program-program pemberdayaan masyarakat yang lebih efektif di masa mendatang. Perhatian khusus harus diberikan pada strategi komunikasi dan pengelolaan dana agar partisipasi masyarakat dapat lebih optimal dan berkelanjutan. Keberhasilan program Gerbang Swara di Desa Melati II dapat menjadi contoh baik untuk diterapkan di daerah lain.